Part 4

0 1 0
                                    

Hari ini tepat 17 tahun usia Tata. Dari pagi-pagi dia sudah sibuk menyiapkan aneka kue dan permen untuk di bagikan kepada teman-temannya. Ya, hanya sekedar berbagi rasa kebahagiaan karena hari jadinya itu. Walaupun tidak diadakan pesta yang meriah seperti tradisi sweet seventeen seperti yang biasa khalayak ramai lakukan tapi Tata sudah cukup bersyukur dengan keadaannya sekarang. Lagipula Tata bukan tipe orang yang menyukai pesta dan keramaian. Itulah mengapa dia tidak menginginkan pesta apapun di hari ultahnya. Dia hanya ingin menghabiskan hari special itu hanya bersama sahabat dan kekasih hatinya.

"Yank, hari ini aku jemput kamu les lebih awal ya. Aku mau ajak kamu nonton bioskop dulu."

"Ok, siap boss!"

Tata kembali memasukkan hape yang dia mainkan tadi kedalam saku seragam sekolah. Dan melanjutkan kegiatannya yang sempat terhenti karena pesan singkat tadi.

Tepat pukul satu siang, Tata mendengar suara klakson mobil dari arah luar rumah. Dengan segera dia bergegas keluar setelah memastikan pintu rumah sudah benar-benar terkunci semua.

"Hai cinta, cantik bener hari ini."

Tata hanya memutar bola mata mendengar sapaan gombal dari cowok tampan yang duduk di balik kemudi mobil. Dan si empunya gombalan hanya bisa tersenyum cengegesan melihat reaksi cuek pujaannya itu. Entah apa yang salah dengan otaknya sehingga bisa tergila-gila dengan cewek tomboy yang super cuek itu.

Setibanya di bioskop, dua insan manusia itu langsung memasuki ruang bioskop, seperti biasa. Pasangan sejoli itu selalu memesan tiket di bangku baris paling atas. Kebetulan hari ini kondisi bioskop tidak terlalu ramai, dan baris atas hanya di huni oleh mereka berdua. Tak selang berapa lama, lampu di ruangan bioskop mulai dimatikan. Menandakan bahwa film akan mulai di tayangkan. Awalnya tidak ada yang salah dengan pasangan sejoli itu, mereka menonton seperti orang-orang di sekitar mereka. Entah setan apa yang mulai merasuki mereka. Berawal dari genggaman tangan, hingga beralih pada kecupan di pipi. Dan tanpa mereka berdua sadari, dalam hitungan detik mereka sudah saling bertukar cairan saliva. Kian lama pagutan bibir mereka berubah manjadi hisapan dan lumatan yang dalam. Kabut gairah sudah mengalahkan logika kedua pasangan kekasih itu, sehingga keduanya tidak lagi mengingat tempat dan batasan yang harus mereka jaga. Tangan sang pria mulai berani masuk menelusup ke dalam pakaian sang gadis. Di sentuhnya bukit indah yang ada di balik bra sang kekasih. Dengan lihai jarinya memilin puting payudara gadisnya dan sesekali meremasnya. Sang gadis hanya bisa pasrah merasakan sensasi kenikmatan yang baru pertama dia rasakan. Hatinya berkata ini salah, tapi gairah nafsunya yang sudah terbakar, justru ingin merasakan hal itu bahkan lebih.

"Yank, aku ingin ulang tahun kamu ini jadi moment yang ga terlupakan." Bisik Io disela pagutannya.

Ciuman pria itu mulai turun keleher jenjang Tata. Di hirupnya dengan kasar aroma tubuh gadisnya yang selama ini selalu menjadi candu bagi dia. Di hisapnya leher putih sang gadis tanpa meninggalkan bekas kissmark di sana. Setelah puas bermain dengan leher mulus sang kekasih, kecupannya mulai turun kearea dada Tata. Tangannya yang sedari tadi bermain di bukit kembar itu, dengan cepat mengeluarkan payudara Tata dari balik bra. Matanya tidak berkedip menatap keindahan yang terpampang di depan matanya. Payudara yang ranum dengan puting yang berwarna pink. Di kecupnya lembut payudara itu dan setelahnya di jilatnya puting berwarna pink yang mulai mengeras itu. Menandakan jika gadisnya sudah mulai terangsang dengan perminannya. Dengan hitungan detik mulutnya sudah melumat habis payudara Tata, hisapan demi hisapan dia lakukan di area itu sehingga meninggalkan bekas keunguan di payudara putih sang kekasih.

"Aaahh.. Io, ini nikmat sekali." Lirih Tata seraya meremas rambut prianya.

"Ssttt, tahan sayank. Nanti desahan kamu di dengar orang." Di tutupnya mulut gadisnya lembut dengan telepak tangannya.

Gio berpindah turun dari kursi duduknya dan duduk agak berjongkok di hadapan Tata. Di singkapnya bagian bawa dress Tata dan menurunkan underwear yang di pakai oleh Tata. Di tatapnya dengan lamat, bagian inti Tata yang belum pernah terjamah oleh lelaki manapun. Tanpa merasa jijik di jilatnya daging kecil yang berada di dekat bagian inti gadisnya. Kemudian lidahnya dengan lincah bermain di area sensitif itu. Setelah di rasanya bagian itu cukup basah, dia dengan sigap dan cepat membuka kacing resleting celananya dan mengeluarkan barang pusaka milik dia yang dari tadi meronta sudah ingin melesak keluar.

Tata yang melihat pemandangan itu, menggelengkan kepala tanda jika dia belum siap tapi rasa geli dan panas di bagian intinya sungguh membuat dia tidak bisa berpikir dengan waras. Hingga akhirnya lagi-lagi dia hanya menggaguk pasrah saat Gio meminta persetujuan darinya.

Setelah mendapat persetujuan dari Tata. Gio mulai menggesekkan alat kelamin mereka berdua. Dengan perlahan dia mencoba memasukkan pusakanya ke dalam bagian inti Tata. Dia tau ini salah, tapi rasa cinta ia yang berlebihan kepada gadisnya membuat dia lupa bagaimana cara berpikir dengan benar. Yang dia tau hanyalah ingin memiliki gadis itu seutuhnya apapun caranya. Setelah dirasanya bagian inti sang kekasih sudah mulai siap menerima kehadiran pusaka miliknya. Dengan sekali hentakkan pusaka itu menghujam menembus bagian terdalam inti sang gadis. Dirasanya tangannya perih terluka gigitan Tata karena dia gunakan untuk menahan teriakan sang kekasih. Dilihatnya airmata Tata mengalir begitu penyatuan mereka terjadi. Reflex ibu jarinya menyapu airmata yang mengalir dari sudut mata oriental Tata. Di kecupnya sayang dahi sang kekasih kemudian melumat lembut bibir mungil kekasihnya. Begitu Tata sudah mulai tenang, Gio mulai mengerakkan pusaka miliknya di dalam inti gadisnya yang telah berubah status menjadi wanitanya begitu kegadisan wanita itu sudah dia ambil beberapa saat yang lalu.

Tak berapa lama kemudian, rasa sesal dan tangis sakit yang Tata rasakan tadi berubah menjadi gairah panas yang dirasakan. Ada rasa geli yang mengelitik di bagian intinya dan keinginan untuk mencapai suatu kenikmatan yang belum pernah sama sekali dia rasakan. Tak lama berselang ada rasa aneh yg dia rasakan dari bagian intinya.

"Yank, aku ga tahan. Ma.. uu.. pi..pis! Seru Tata sambil berusaha menahan lenguhannya.

"I..yaa Sayank, kita keluarin bareng-bareng ya." Bisik Gio.

"Aaahh ... Sayank!" Lirih Gio dan Tata yang hanya terdengar di telingga mereka begitu mendapat pelepasan mereka berdua.

Begitu tarikan nafas mereka sudah bisa teratur normal lagi. Gio segera membersihkan sisa bekas tanda bercinta mereka. Setelah selesai dengan kegiatannya, Gio merapikan pakaian wanitanya dan mengajak Tata untuk duluan keluar meninggalkan ruang bioskop yang masih terlihat temaram.






Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ma ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang