Sakura siang itu seperti biasa sedang menikmati waktu sendirinya di taman yang berada tidak jauh dari gedung jurusannya dengan earphone yang terpasang di telinganya dan mata yang menatap fokus pada layar ponselnya. Sampai kegiatannya terganggu dengan panggilan masuk yang dia dapatkan dari ibunya.
"Halo Ibu". Datar seperti biasa, bukannya tidak tahu sopan santun pada orang tua, tapi semenjak 3 tahun yang lalu dia berubah dari sakura yang ceria, penuh semangat dan selalu optimis menjadi Sakura yang hanya menerima segalanya, menjalani hidup tanpa semangat membara bahkan terkesan dingin untuk beberapa orang yang baru mengenalnya.
"Saki, nanti kuliahmu hanya sampai pukul 3 bukan?"
"Iya, kenapa?"
"Seperti ibu bilang kemarin, akan ada keluarga teman ayah yang datang untuk makan malam bersama. Ibu takut kamu lupa, kamu langsung pulang ya, jangan kemana-mana hari ini"
"Iya, nanti Saki langsung pulang".
'memangnya aku mau kemana lagi', batinnya.
"ya sudah, ibu tutup dulu, sampai jumpa sayang".
"Iya". Begitulah hidupnya, menurutnya tidak ada yang menarik, yang dia suka dari hidunya sekarang adalah ketenangan dan kesendiriannya. Dia memiliki sahabat, Ino Cantika Yamanaka, mereka mengenal sejak awal tahun perkuliahan, sesekali sahabat cerewetnya akan menariknya berbelanja di mall, atau pergi ke tempat-tempat yang menurutnya tidak buruk.
&&
Seperti yang diperintahkan ibunya, Sakura pulang ke rumah setelah kuliahnya selesai. Dan disinilah dia sekarang, duduk di ruang keluarga mendengarkan kedua orang tuanya berbincang-bincang, sesekali ikut dalam pembicaraan, mereka sedang menunggu tamu yang akan makan malam bersama keluarga mereka. Hingga bel rumah mereka berbunyi, Mebuki, ibu Sakura segera beranjak dengan semangat menyambut kedatangan tamu istimewanya.
"Selamat malam". Sapa seorang wanita anggun yang datang bersama dua orang pria berbeda usia.
"Selamat malam Mikoto, Fugaku dan . . . Sasuke?, benar ini Sasuke?". Ucapnya menatap pria yang lebih muda. Yang dibalas dengan senyum tipis.
"Benar tante, selamat malam"
"Wah Sasuke semakin tampan ya, ayo silahkan masuk". Mebuki mempersilahkan para tamunya untuk memasuki rumah.
Sasuke dan kedua orang tuanya memasuki rumah keluarga Haruno. Mebuki membawa para tamu ke ruang keluarga dimana suami dan anaknya berada. Mereka saling menyapa, para orang tua terlihat sangat akrab satu sama lain karena Mebuki dan Mikoto adalah sahabat yang terpisah dan baru bertemu kembali beberapa bulan ini sedangkan para ayah yaitu Kizashi Haruno dan Fugaku Uchiha adalah pebisnis yang saling mengenal dan menghargai satu dengan yang lain. Meski belum ada kerja sama bisnis antara keduanya, tapi mereka pernah bertemu di beberapa pesta perusahaan. Sedangkan bagi kedua anak muda di sana ini adalah pertemuan pertama mereka.
Selama acara makan malam berlangsung, percakapan didominasi oleh pembicaraan kenangan masa remaja para ibu yang memang menunjukkan kedekatan, kerinduan serta kebahagiaan dua sahabat yang bisa bersama kembali. Sasuke dan Sakura serta para ayah sesekali menimpali.
Sasuke yang berada di depannya sesekali mencuri pandang dengan perasaan penasarannya, biasanya setiap kali dia bertemu dengan anak perempuan teman ayahnya atau anak teman ibunya, mereka akan dengan jelas menunjukkan ketertarikan padanya atau berusaha mencari topik pembicaraan agar bisa lebih dekat dengannya tapi gadis di depannya berbeda, sejak awal perkenalan hingga sekarang gadis ini hanya bicara seperlunya, memberikan senyuman yang dia akui sangat manis dan tulus tapi anehnya Sasuke merasakan kehampaan dalam senyum itu.
Dia merasa ada yang tidak beres dengan pertemuannya dan gadis ini, saat menjabat tangannya dadanya merasa sesak dan ia rasa itu bukan pertanda baik, ia menampik kalau dia sedang jatuh cinta. Sasuke menolak percaya dia bisa jatuh cinta dengan seorang gadis yang baru dia lihat beberapa jam yang lalu. Dan yang sedikit mengganggunya adalah tujuan kunjungan keluarganya ke rumah Haruno. Ya, klise. Mereka dijodohkan.
Harusnya Sasuke sudah waspada akan hal ini tapi dia kecolongan. Selama ini jika ada acara makan malam keluarganya dengan rekan bisnis ayahnya itu akan dilakukan di sebuah restoran dan itu semata-mata untuk merayakan keberhasilan bisnis ayahnya dan melatih Sasuke ataupu Itachi sang kakak untuk 'mengenal' rekan-rekan ayahnya karena mereka bisa menjadi kawan ataupun lawan. Karena itu pula Uchiha tidak pernah mengundang ataupun menerima undangan kunjungan ke rumah.
"Jadi, bagaimana? apa kalian memiliki hubungan dengan seseorang? atau keberatan dengan rencana kami yang ingin menikahkan kalian?". Tanya Mikoto pada keduanya.
Aneh. Sangat aneh. Sasuke merasa aneh dengan dirinya sendiri. Dia tidak memiliki keinginan menolak rencana para orang tua ini. Dia memandang Sakura yang ternyata juga memandangnya dalam setelah itu si gadis berambut pink sebahu menatap Mikoto dengan senyum tipisnya dan berkata.
"Apa tidak terlalu cepat untuk menikah tante?, saya masih kuliah". Jawab Sakura
Dia tidak setuju?. batin Sasuke. Ini sedikit banyak melukai harga dirinya. Wanita diluar sana meengejarnya dan bersedia dia nikahi detik itu juga tapi gadis ini seolah tidak tertarik. sial.
Bukan Sasuke bukan playboy yang suka berganti pasangan. Dia malah terkesan cuek dengan para wanita itu. Baginya jika ada yang menyukainya itu hak mereka dan perasaan mereka adalah urusan mereka, dia tidak mau terlalu menanggapi perasaan sesaat para gadis itu. Ini adalah akibat dari penghianatan yang pernah dia alami. Cintanya dinodai oleh gadis serakah.
"Kalian bisa bertunangan terlebih dahulu dan saling mengenal, lagipula tidak ada aturan yang melarang kalian untuk menikah saat kuliah, saling mengenal selama pernikahan dengan tujuan yang baik tidak melanggar hukum apapun bukan?". Tanggap Mikoto yang diangguki oleh Mebuki. Dia tahu putri sahabatnya ini penurut tapi keras kepala, hanya bagaimana cara dia bisa meyakinkan Sakura dan menjelaskannya dengan cara yang baik. Mikoto Uchiha selalu berhati-hati jika berhubungan keluarganya, tentu dia sudah mencari tahu bagaimana putri sahabatnya ini tanpa sepengetahuan orang lain kecuali suaminya. Karena inilah dia mau menjodohkan Sasuke dengan Sakura.
Sakura memandang orang tuanya bergantian, ibunya memberikan senyuman dan Sakura tau sang ibu berharap dia menyetujui rencana ini. Sementara sang ayah menatapnya dalam.
"Baiklah saya setuju untuk saling mengenal dengan putra tante". Jawaban Sakura membuat para orang tua disana lega. Sementara Sasuke meskipun merasakan kelegaan itu dia juga tetap sedikit tidak terima dengan sikap awal Sakura tadi.
"Bagaimana denganmu Sasuke?".
"Aku sedang tidak menjalin hubungan dengan siapapun, jadi tidak ada salahnya mencoba". Ujarnya dengan smirk tipisnya menandang Sakura namun masih tertangkap oleh mata Sakura.
arogan.batin Sakura
"Bagus, kebetulan ibu sudah menyiapkan cincin pertunangan kalian, jadi kalian tinggal saling memakaikannya". Mikoto tersenyum ada kedua anak muda itu.
Mikoto Uchiha sangat cerdik.
$$$