–(•• Gorgenais ••)–
"Kau yakin itu pacar Tay Tawan?"
"Bagaimana bisa orang seperti dia menjadi pacar Tay?"
"Lihatlah betapa jeleknya dia, tidak pantas bersama Tay"
"DIAM KALIAN! BILANG AJA KALIAN IRI KAN?!!" Teriak Mild menghampiri segerombolan siswi yang menatap jijik kearah New yang sedari tadi menunduk.
Dunianya serasa berputar 180° setelah kejadian kantin tadi siang. New sendiri merasa risih akan perubahan spontan ini, apalagi ketika teman-teman sekelasnya yang bersikap berbeda seolah New adalah sampah di kelas itu. Hatinya merasa gundah dan sedih, tak pernah ia inginkan menjadi pacar seorang Tay Tawan. Berurusan dengan dia saja tidak berani, apalagi bertemu dengannya.
"New, kau tak apa?"
"Aku apa-apa Mild." Jawab New lirih. Nyalinya semakin ciut kala menemukan Tay beserta gerombolannya berdiri tepat diujung koridor.
Jantungnya semakin berpacu seiring menipisnya jarak mereka. Menatap Tay tepat di matanya membuat New merasa takut, membuatnya tak berani untuk melihat mata elang milik pria dingin itu.
Ia tak sadar Tay melangkah mendekat dengan menyandang tasnya di bahu kanan, menghampiri New yang menunduk takut. Tay sendiri tak mempedulikan tatapan murid lain, pandangannya hanya tertuju pada New, yang kini menjadi pacarnya. Kulit putih pucatnya yang bersih serta pipinya yang memerah dan wajahnya yang pucat menandakan bahwa kekasihnya itu sedang gelisah saat ini.
"Kuantar kau pulang"
Tay menggenggam pergelangan tangan New, menariknya menjauh dari kerumunan menuju parkiran motor. New menoleh kebelakang menatap Mild penuh mohon dan dibalas dengan anggukan serta senyuman menandakan bahwa wanita itu tidak apa-apa dan semuanya akan baik-baik saja.
New berhenti tepat disamping motor gede milik Tay. Tay memberikan helm dan jaket jeans miliknya untuk dipakai New. Sedangkan ia memundurkan motornya.
"Naik"
New dengan cepat memakai helm dan jaket lalu naik dengan susah payah karna tingginya tempat duduk di jok belakang. Tangan kiri Tay siap siaga menggenggam tangan New agar New tidak jatuh.
Tay sedikit melirik New yang ada di belakangnya melalui kaca spion bagian kanan yang memang ia sengajakan. Memastikan kekasihnya aman dan nyaman berada dibelakang. Setelah itu, mulai menjalankan motornya menjauhi area sekolah.
New menatap pundak besar Tay yang hanya mengenakan seragam sekolahnya. Tas milik pria itu ia letakkan di bagian depan agar New tidak merasa sempit. Tangan New yang ia letakkan dikedua pundak Tay dijadikan sebagai pegangan karena tidak ada pegangan di belakang motor milik Tay.
Keduanya sama-sama diam, New yang tidak berani mengucapkan satu katapun dan Tay yang sama sekali tidak risih dengan kecanggungan diantara mereka. Tay sesekali melirik New melalui spionnya dan kembali menatap jalanan yang sedikit macet.
New melamunkan bagaimana bisa ia berada di posisi sekarang, menjadi pacar seorang Tay Tawan, berada diatas motor milik pria itu yang usut punya usut belum pernah ada orang lain yang menaiki jok belakang motor gede itu. Belum lagi tangannya yang menyentuh pundak Tay yang katanya tak pernah mau disentuh oleh orang lain. Ini termasuk keberuntungan atau kesialan? Belum lagi ia merasa tak enak dengan Mild yang menyukai Tay yang notabene nya adalah KEKASIHNYA sekarang. Untungnya wanita itu tidak ikut-ikutan menjauh dan menatapnya jijik.
TINN TIIIIN
Suara klakson motor dibelakang menyadarkan lamunan New. Dilihatnya Tay menoleh kebelakang dan menemukan kawan-kawannya berada dibelakang motornya berjejer. New tak sadar kalau sedari tadi ternyata gerombolan Tay mengikuti mereka dari belakang. Ia lupa satu fakta, Tay dan teman-temannya selalu bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gorgenais | Taynew
Fanfikce[Romance] [School life] [M] Tak pernah terbayangkan oleh New bahwa dirinya bisa menjadi pacar seorang Tay Tawan, ketua geng seantero sekolah yang kejam dan dingin. Bagaimana bisa?