***
Life is still going on~~•••
12-03-2017
First meetBel tanda jam pelajaran hari ini sudah berakhir sejak tadi. Tapi gadis kelas sebelas yang berstatus siswi pindahan itu baru saja keluar saat lingkungan sekolah sudah mulai lengang. Hanya ada beberapa murid laki-laki yang bermain basket di lapangan. Dan beberapa perempuan lain yang Livia tidak tahu apa keperluan mereka masih di sini padahal sekolah sudah sepi. Tapi yang jelas, gadis bermarga Hwang itu baru saja selesai ulangan susulan sebab kemarin tidak masuk sekolah tepat ketika ada ulangan matematika mendadak.
Liv berjalan ke halte bus yang sudah tampak sepi sekali. Bahkan jalanan pun tampak lengang. Ia memperbaiki letak tali tasnya sejenak sebelum akhirnya duduk santai menunggu bus yang akan datang.
Tapi tidak lama dalam kedamaian menunggu bus, suara rusuh para laki-laki mengusik indra pendengarannya. Suaranya berada di seberang jalan.
Lalu mata Liv menangkap segerombolan laki-laki berbadan besar dengan seragam berbeda sedang sibuk memukuli salah satu lelaki jangkung lain yang seragamnya tampak sama dengan Liv.
Gosh! Pasti sedang dikeroyok. Livia mengedarkan pandangan kesekelilingnya. Mencari benda apa saja yang bisa dia jadikan senjata untuk menolong pemuda yang sedang dikeroyok.
Saat melihat sebuah balok kayu di ujung halte, dengan gerak cepat Liv mengambilnya dan buru buru menyeberang jalan.
"WOI KALO LO LAKI JANGAN MAIN KEROYOKAN DONG!"
Semua orang yang ada di sana serempak mengalihkan atensinya pada Liv yang langsung menelan ludah. Liv tidak boleh takut, dia harus menyelamatkan laki-laki yang berseragam sama dengannya.
"Eh ada anak kecil guysss," kata salah satu laki-laki yang berbadan paling besar, tertawa mengejek.
"Mau jadi pahlawan kesorean lo anak kecil?" ledek laki-laki yang lain.
"Gue dah gede ya! Nih liat seragam SMA gue! Buta mata lo?!" teriak Liv memberanikan diri sambil memasang wajah sok menantang.
"Woow udah anak SMA toh anak kecil ini?" masih terdengar meledek. "Eits ternyata satu sekolahan sama ni cecunguk songong?" lelaki berbadan besar menuding lelaki jangkung yang wajahnya sudah babak belur.
Wajahnya memar yang berwarna keunguan dengan di mata dan sudut bibir mengeluarkan darah. Seketika membuat Liv merinding. Tapi meski dengan wajah yang nyaris mengenaskan, lelaki itu tidak nampak gentar sama sekali. Dan alih-alih minta ampun, lelaki yang bersergam sama dengan Liv masih berani-beraninya menatap lelaki berbadan paling besar dengan tatapan sengit.
Anggaplah mereka -kecuali pemuda berseragam SMA yang sama dengan Liv- ini adalah preman, maka laki-laki yang berbadan paling besar adalah ketuanya. Si ketua menarik kerah laki-laki jangkung, kemudian dengan kasar mendorongnya ke samping Liv hingga dengan cepat gadis itu menahan pinggang lelaki jangkung agar tidak terjatuh kebelakang dengan sebelah tangan yang tidak memegang balok. Kasian sekali wajahnya sudah jelek karena luka-luka, kemudian jatuh ke trotoar kan nanti jeleknya bisa bertambah.
Liv melihat name tag lelaki jangkung, Lee Taeyong. Sama halnya Liv, lelaki itu juga melihat nametag Liv yang bertuliskan Hwang Livia.
Liv melepaskan tangannya dari pinggang lelaki bernama Taeyong, kemudian secara serempak menatap preman sekolahan di hadapan mereka.
"Lo anak kecil jangan sok-sokan mau bantuin dia dah. Dia aja kagak bisa nolongin dirinya sendiri. Apalagi cewe badan toge kek lo!" bentak si ketua preman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot || Nct
FanfictionKumpulan oneshoot Nct, yang update sesuka hati author sunbaenim:) ©cover by pinterest ©LucineeHan