Happy Reading
***
"Halo, Abii. Maaf ya, bikin keributan depan kamu pake acara mukulin El. Kamu pacarnya anak Tante?"
"ENGGAK!" Aku dan Samuel serentak menjawab dengan suara meninggi dan tak santai. Muka kami sama-sama melotot terkejut. Sama halnya dengan Bunda kami yang terkejut dengan sahutan kami.
"Astagfirullah," ujar Bunda dan Tante Jihan bersamaan sambil mengelus dada.
Kemudian dua wanita itu saling pandang. Seolah-olah bicara lewat batin. Lalu cekikikan setelahnya. Berganti, aku ikut saling pandang dengan Samuel dan mengernyit bingung.
"Akhirnya kalian ketemu juga."
"Hah? Maksudnya apa, Bunda?" Aku bingung. Sekilas menoleh pada Samuel yang terlihat santai, tak sama dengan aku yang tidak mengerti apa maksud Bunda tadi.
Kudengar suara helaan napas Samuel yang pelan namun berat. Membuatku menoleh lagi, dan memandangi air muka cowok itu. Seperti apa, ya? Gimana jabarinnya?
Rautnya terlihat menyimpan penuh beban. Lirikan tajam matanya padaku, menjelaskan bahwa Samuel sungguh tidak menyukai kehadiranku. Aku masih tidak mengerti mengapa. Dan feelingku berkata, Bunda dan Tante Jihan tau alasannya.
"Abii Sayang," panggil Bunda dengan senyum penuh arti padaku. Bunda maju satu langkah lebih dekat denganku, lalu kedua tangannya memegang bahuku dan sedikit meremasnya.
Aku masih diam. Tak sabar mendengar tuturan Bunda selanjutnya.
Bunda melirik Samuel sekilas, lalu kembali melihatku.
Salah atau benarkah kecurigaanku kalau jangan-jangan ... aku dan Samuel dijodohin seperti cerita-cerita novel yang sering kubaca?! Dan Samuel tidak suka denganku karena suka membuang sampah sembarangan?! Dia tidak mau punya calon istri macam aku?
Ah! Kenapa pikiranku jadi ke sana?
"Bunda sudah lama menyimpan rahasia ini dari kamu, Sayang. Pertama-tama, Bunda minta maaf."
"Iya, Bunda. Udah, kasih tau Abii, Abii penasaran banget ini," desakku.
"Samuel ... dia adalah abang kamu."
"Hah? Apa? Ab-abang aku?" Aku terperangah. Mataku melotot terkejut luar biasa. Kenyataan apa ini? Manusia kutub di sampingku yang selalu mengatakan bahwa dia membenciku, ternyata adalah saudaraku?
Hahahah! Lucu, ya? Kayak judul film Indosoran aja. Abangku adalah orang yang mengataiku sebagai sampah masyarakat dan menjadi temanku tapi tetap membenciku. HUFT!
"HAHAHA, Bunda, mah. Iya, Abii tau Bunda dan Tante Jihan sahabatan, pastinya Bunda anggep Samuel kayak anak Bunda juga, Tante Jihan juga begitu ke Abii. Iya, Abii ngerti, Bunda," tuturku dengan tawa renyah.
"Oh iya, El kit—" Ucapanku mengapung di udara karena Bunda segera memotongnya. Membuat dadaku menyempit seketika.
"Bunda ini istri kedua Ayah kamu, Abii."
Deg!
Refleksnya, mataku redup, seluruh tubuhku melemas, namun aku masih bisa berdiri tegak. Kulirik Samuel dan Tante Jihan yang menatapku dengan tatapan penuh arti, seolah mereka memintaku untuk percaya ucapan Bunda yang ngaco tadi.
"Bunda ini perusak rumah tangga Tante Jihan sama Ayah kamu, Abii. Mas Bumi ... bukan kakak kandungmu, dia anak Bunda dari almarhum suami Bunda. Lalu, setelah usia Bumi menginjak tujuh tahun, Ayah kamu dateng lamar Bunda. Dan pernikahan kami, kamu hadir. Tapi, Bunda gak tau, kalau ternyata Bunda adalah yang kedua. Bunda .... Bunda merusak rumah tangga Tante Jihan yang lagi ngandungin Samuel waktu itu. Bunda tau karena saat itu Bunda kontrol kandungan di rumah sakit yang sama dengan Tante Jihan yang sedang perjuangin Samuel untuk hadir di dunia. Di sana, Bunda lihat Ayah kamu nemenin Tante Jihan."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐢𝐧𝐲𝐚𝐥 𝐂𝐢𝐧𝐭𝐚 (𝓞𝓷 𝓖𝓸𝓲𝓷𝓰)
Teen Fiction[𝙵𝙰𝚂𝚃 𝚄𝙿𝙳𝙰𝚃𝙴] 𝚂𝚎𝚙𝚎𝚛𝚝𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚢𝚊 𝚑𝚒𝚊𝚝𝚞𝚜 𝚍𝚞𝚕𝚞, 𝚐𝚞𝚢𝚜. 𝚂𝚎𝚕𝚎𝚜𝚊𝚒𝚒𝚗 𝚌𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚕𝚊𝚑. 𝚈𝚞𝚔, 𝚋𝚊𝚌𝚊 𝚓𝚞𝚐𝚊!^^ *** 𝓑𝔂 𝓼𝓹𝓵𝓮𝓷𝓼𝔂𝔂𝔂_ 𝐀𝐫𝐤𝐚 𝐆𝐚𝐦𝐦𝐚 𝐄𝐫𝐝𝐢𝐜 𝐧𝐚𝐦𝐚𝐧𝐲𝐚. 𝐓𝐞𝐭𝐚�...