PART 11

693 69 27
                                    

Maaf, ya, kalau jarak update-nya jauh banget. :') BTW, aku punya cerita baru dan  pairing-nya Yibo X Zhan. Sudah ada 12 chapter dalam draft, mau langsung update atau nunggu selesai sampai ekstra chapter biar lancar update-nya? 😋 Jawab, ya, sayang. 😊

Salam sayang,
Ngabngabcuy ^•^

'Saat kamu setuju bahwa pelangi itu pasti akan datang setelah badai maka saat itulah kamu juga setuju bahwa cinta sejati tidak ada yang tidak abadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Saat kamu setuju bahwa pelangi itu pasti akan datang setelah badai maka saat itulah kamu juga setuju bahwa cinta sejati tidak ada yang tidak abadi.'

* * * * *



"Aku memang salah karena mengacaukan pernikahanmu dulu, Suho. Tidak seharusnya kau menikahiku dengan cara seperti itu. Harusnya aku saja yang ada di posisi Jukyung saat ini." Seojun berdecih, "harusnya aku yang ditatap seperti itu, Lee Suho."




* * * * *


Suara sirine ambulans yang melaju dengan kecepatan di atas rata-rata begitu memekakkan telinga siapapun yang mendengarnya. Mobil yang identik berwarna putih dengan tanda tambah merah tersebut membawa dua orang yang baru saja mengalami kecelakaan di sekitar daerah tebing menuju pantai.

Siapa lagi pasiennya kalau bukan Suho dan Seojun?

Iya, mereka berdua bertengkar sebelum akhirnya saling kejar-kejaran dengan mengendarai mobil masing-masing. Seperti anak kecil memang, tetapi keduanya terlalu terbawa perasaan. Seojun yang marah pada dirinya sendiri juga sang suami dan sebaliknya ada Suho yang kesal karena Seojun yang tidak mau mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu.

Kalau mau ditarik mundur ke beberapa jam yang lalu maka akan jelas ceritanya bahwa Suho menemui Jukyung karena ada satu hal yang ingin ia sampaikan kepada gadis cantik tersebut. Namun, sebelum menyampaikan niatnya, Suho memilih untuk membuat Jukyung merasa senang lebih dahulu. Ia tidak ingin menyakiti hati Jukyung.

"Aku ngerti kalau hati kamu memang cuma untuk Seojun," kata Jukyung lantas tersenyum tipis. "Cuma mau ingetin, kamu jangan pernah lirik orang lain karena Seojun lagi ... ya, kamu tahu itu."

"Iya, aku juga enggak nyangka kalau Seojun bisa hamil. Masih Denial sebenarnya, tapi enggak pernah ada ketidakmungkinan kalau Tuhan sudah mengizinkan." Suho berkata dan terkekeh geli.

"Nah, itu kamu tahu," Jukyung tertawa kecil, "tapi kondisinya normal 'kan? Mmm ... kandungannya enggak bermasalah 'kan?" tanya kemudian agak ragu-ragu.

"Enggak ada masalah yang harus dikhawatirkan, tapi Seojun juga masih denial sama keistimewaannya," Suho tersenyum sesaat, "tapi kamu enggak usah ikut kepikiran, ya, gadis nakal!" tambahnya sambil mengacak-acak rambut Jukyung sambil tertawa bersama.

"Aku enggak nakal, tapi imut!" Jukyung memasang wajah cemberut yang menggemaskan lantas memakan makanannya dengan begitu lahap.

"Kamu enggak pernah berubah, ya. Makannya selalu banyak kayak besok enggak bisa ketemu makanan lagi." Suho berkata lantas tersenyum manis.

HOTTER THEN HELL  ]•[ SUHO x SEOJUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang