Chapter 4 - (Flashback)

169 11 0
                                    

Happy Reading

Flashback
Kia berumur 6 tahun and Arcel berumur 7 tahun.

"Kia nanti kalo sudah besar kia mau nikah sama siapa?"

"Sama acel aja, emangnya nikah itu apa si acel?"

"Kia suka ya sama acel?"

"Iya kia suka sama acel, abisnya acel lucu si, hihihi"

"Ya udah nanti kalo udah besar kita main nikah-nikahan yuk" ajak arcel kecil kepada kia kecil.

"Ayo nanti kia bilang ayah sama bunda ya"

Setelah itu mereka melupakan pembahasannya yang tadi dan kembali bermain petak umpet, main lari-larian bersama sepupu yang lainnya juga. Mereka bermain dan tertawa bersama-sama.

Dari situlah rasa suka keduanya muncul, mereka kira itu sebuah cinta anak kecil, tapi setelah dewasa keduanya masih memiliki perasaan yang sama, tetapi dengan memendamnya. Dan keduanya tidak ada yang mengetahui perasaannya satu sama lain.

Bayangin anak kecil berumur 6 tahun sudah membahas tentang nikah. Ada-ada aja thor.

Rumah omah dan appa cukup besar, tetapi tidak berpenghuni, omah dan appa sudah meninggal sejak lama. Semua anak dari omah dan appa sudah menikah, dan mempunyai rumah masing-masing. Ada yang tinggal di jakarta, yogyakarta,bandung dan yang paling jauh di bali. Maka dari itu mereka kumpul bersama dihari-hari tertentu saja, seperti hari raya, atau hari libur sekolah.

Omah dan appa sudah mempunyai banyak cucu, tapi lebih banyak cucu yg perempuan. Cucu omah & appa yang lelaki cuma ada tiga. Iya adalah Arcel, Aria dan bang fathur.

Flashback 2
Kia berumur 12 tahun dan Arcel berumur 13 tahun, itu adalah hari pertemuan terakhir kia dengan arcel, sebelum kia masuk SMP, setelah itu mereka tidak bertemu selama 6 tahun lamanya, karena orang tua arcel semakin sibuk dengan kerjaannya, jadi tidak bisa menyempatkan waktu untuk datang ke jakarta, arcel dan keluarganya tinggal diluar pulau jawa. Lebih tepatnya di bali. Dan dimana flashback kedua ini membuat hati seorang kia kembali rapuh, karena kehilangan kakak juga adiknya.

"Arcel main lompat tali yuk" ajak kia kepada arcel.

"Haduh kia, kenapa ngajak arcel buat main lompat tali si, kan abang duluan yang mau ajak arcel main layangan"

"Iya nih kia, gamau arcel kan laki, masa main lompat tali sama perempuan. Mending arcel main sama bang fathur juga aria"

"Tuhkan arcel mau main sama abang juga aria, wleee" bang fathur dan aria mengejek kia.

Kia berdecak kesal dengan kakak dan adiknya, selalu gamau ngalah.

"Ya udah yuk kita aja berlima yang main"

Kia dan sepupu perempuan yang lain sedang bermain lompat tali dihalaman depan rumah omah.

Arcel sedang bermain layangan bersama bang fathur dan aria.

"Bang fathur, kia kalo dirumah mainnya sama siapa? Kalo abang kan pasti bisa main layangan sama aria. Kalo kia?"

"Kia suka main bareng juga sama bang fathur juga aria, cuma lebih sering berantem nya si, karena kia kan perempuan satu-satunya. Jadi suka manja sama ayah, bunda.

Bang fathur dan aria adalah saudara laki-laki dari kia. Iya bang fathur kakaknya dan aria adiknya. Bang fathur berusia 20 tahun dan aria berusia 10 tahun. Aria dan kia pun terpaut usia 2 tahun aja.

Hari sudah semakin sore, semua saudara sepupu itu pun sudah pulang ke rumah omah untuk mandi, karena besok semua keluarga akan pulang ke rumah nya masing-masing, dan kembali ke rutinitasnya.

"Ayah, bunda. Fathur mau pulang duluan ya, fathur ajak aria pulang juga. Bolehkan?"

"Ohh iya bang boleh, hati-hati ya. Ayah, kia sama bunda nanti"

Fathur mengangguk paham, dan berpamitan dengan semuanya yang ada dirumah omah, fathur memboncengi aria dan bergegas pulang menaiki sepeda motor.

Masih ingat kan, jarak rumah kia dan rumah omah deket, cuma beda kecamatan aja.

Di dalam obrolan keluarga yang sedang bercanda ria. Tiba-tiba suasana menjadi hening ketika ada 2 orang polisi yang mendatangi rumah omah.

"Permisi, apa benar ini rumah dari bapak kasmanto wijaya?" 2 orang berseragam polisi yang mendatangi rumah omah berbicara.

"Iya pak benar, kita anak-anak nya. Ada masalah apa ya pak?"

Mereka mendengarkan seksama penuturan dari pak polisi.

"Gini pak, buk. Saya mendapat laporan bahwa anak bernama fathur dan adiknya baru saja terlibat kecelakaan, adiknya meninggal di TKP dan kakaknya meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit. Saya mendatangi alamat dari KTP fathur, rumah tersebut tidak berpenghuni, sampai ada tetangga rumah yang memberitahu saya, kalo pemilik rumah tersebut sedang berada dirumah orang tuanya yang bernama bapak kasmanto wijaya."

Ayah dan bunda mendengar kabar tersebut syok, terlebih bunda yang sudah pingsan dan ayah yang sedang menangis. Semua keluarga pun tidak percaya, bahwa tadi adalah pamitan terakhir dari fathur dan aria.

"Pak polisi, hikssss. Abang sama adik kia sekarang ada dimana..Kia mau lihat mereka, hiksss, hiksss aria, bang fathur kalian jahat hiksss" kia sudah tidak bisa tahan air mata lagi, kia memeluk tante ningrum.

Arcel pun sama dia amat sangat kehilangan, karena memang hanya bang fathur dan aria lah, yang menjadi teman mainnya kalo sedang kumpul keluarga.

"Kini keduanya sudah berada dikamar jenazah RS.MUTIARA"

Ayah mendengarkan penuturan dari pak polisi, dan berangkat dengan yang lainnya menuju RS.

"Bundaaa, hiksss bangun bunda. Abang sama adek udah pergi hiksss" kia terus menangis dan memeluk bunda. Dan kini beralih kembali memeluk tante ningrum.

"Sayang tenang dulu ya cantik, kamu sabar, kia kan anak kuat. Nanti kalo bunda udah sadar kia jangan nangis, kia harus nenangin bunda ya"

Kia mengangguk mendengar penuturan dari tante ningrum. Dan mencoba tenang.

Bunda sudah sadar, dan menangis tidak percaya bahwa kedua anak laki-lakinya harus pergi meninggalkannya secepat itu.

"Bundaaa. Jangan nangis. Kia masih ada disini sama bunda, kia nemenin bunda disini" kia memeluk erat bundanya yang masih menangis.

"Sayang, anak bunda sekarang cuma kia. Kamu sehat-sehat ya sayang, jadi anak yang kuat. Bunda sayang banget sama anak-anak bunda" bunda memeluk kia erat dan menghujani kia dengan ciuman.

"Sri kita semua membatalkan jadwal kepulangan besok. Ikhlaskan fathur juga aria in sya Allah mereka udah tenang dialam sana, tugas kita mendo'akannya. Kita semua keluarga jadi harus saling menjaga dan membantu"

Semua keluarga mencoba menenangkan bunda. Dan kini bunda sudah mencoba mengikhlaskan kepergian anaknya.

....

Fathur dan aria baru saja dimakamkan, mereka dimakamkan berdekatan. Bunda dan ayah belajar mengikhlaskan kepergian 2 anak jagoannya. Kia tidak lepas dari pelukan bundanya.

Setelah seminggu kepergian fathur dan aria, semua keluarga kembali pulang ke rumahnya, karena sudah izin kerja terlalu lama.

....

Kalo kalian ingat, di part 1 ayah bilang ke kia kalo dia takut kehilangan untuk ketiga kalinya, karena mengingat hal tersebut membuat ayah dan bunda kembali merasakan sakit, sesak sekali rasanya mengingat kejadian tersebut.

"Kita tidak pernah tau gimana garis takdir kita ke depannya."

Untuk Siapa Cinta Ini (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang