Part 19

256 47 156
                                    

Setelah lama Raina mencari tukang bakso akhirnya gadis itu menemukannya. Rasanya Raina ingin pingsan saja karena sudah tak kuat berjalan, apalagi gadis itu harus menuju ke apartemen Dirga segera mungkin.

Setelah lama berjalan kaki akhirnya Raina sampai juga di depan pintu apartemen Dirga. Raina memencet bel beberapa kali agak lama menunggu hingga kini muncul cowok dengan pakaian kasual dan rambut acak-acakan. Mungkin cowok ini baru bangun tidur. Bisa-bisa Dirga baru bangun sedangkan Raina sudah hampir ingin pingsan hanya untuk mencarikannya bakso.

"Berisik banget sih elo," ucap Dirga menatap Raina tajam karena telah mengganggu tidurnya.

"Aku cuma mau nganter bakso kamu"

Dirga memperhatikan bakso yang ada di tangan Raina. "Gue udah gak pengen. Buang aja." Ucapnya santai.

Astaga. Demi apa Dirga menyuruh Raina untuk membuang baksonya setelah perjuangan gadis itu.

"Tapi kan kak aku udah capek-capek beliin masak di buang"

"Bodo amat itu derita lo"

"Seenggaknya kakak terima ini. Aku juga udah jalan jauh buat ngedapetin ini." Raina menyodorkan kembali bakso yang di pegangnya.

Karena geram dengan gadis di depannya itu. Dirga mengambil bakso yang ada di tangan Raina dengan kasar. Raina tersenyum melihat itu. Tapi perkiraan Raina salah jika mengira Dirga mengambil bakso itu untuk dimakan. Nyatanya cowok itu malah menyiramkan bakso itu ke kepala Raina. Gadis itu mengerjap dan mengibas-ngibaskan tangannya karena rasa perih di matanya.

"Akhh kak mata aku perih"

Bukannya segera menolong Dirga malah tersenyum senang melihat penderitaan Raina.

Raina benar-benar sudah tak kuat lagi. Kepalanya sangat pusing karena dari siang belum makan apapun dan harus berjalan sangat jauh. Tubuhnya sangat pegal ditambah lagi kini matanya sangat perih karena kuah bakso. Mata gadis itu berkaca-kaca dan perlahan penglihatannya mengabur, kepalanya sangat berat, tubuhnya lemas dan akhirnya suara tubuh terjatuh terdengar nyaring. Gadis itu pingsan di depan pintu apartemen Dirga dengan keadaan yang memprihatinkan.

Dirga masih saja berdiri di depan pintu dengan tenang. Ia mengira jika Raina hanya ekting. Dirga menggoyang-goyangkan tubuh Raina dengan kakinya tapi gadis itu tetap diam.

"Woi bangun. Lo beneran pingsan? Heh lo nggak mati kan? Sialan nih cewek beneran pingsan."

Dirga menyeret tubuh Raina kedalam apartemen nya. Cowok itu tak sudi jika harus menggendong tubuh Raina.

"Gue apain nih cewek? Bikin susah aja. Tapi dia masih hidup kan ya?" Dirga mendekatkan tangannya kearah hidung Raina. "Untung masih hidup."

"Masa gue taruh di lantai sih nih cewek. Tapi kalo gue taruh di tempat tidur entar kotor. Apa gue ganti baju dia dulu aja ya? Yaudah deh gue ganti baju dia dulu, ini juga demi keselamatan kasur gue. Masih baik ini gue nggak naruh lo di lantai" ucap panjang lebar cowok itu entah pada siapa.

Dirga menelan ludahnya susah payah. Walau wajah Raina nggak cantik-cantik amat tapi tubuh gadis ini terbilang menggiurkan untuk laki-laki normal seperti Dirga.

"Tenang Dir lo itu cowok ganteng nggak mungkin kegoda sama tubuh cewek cupu kayak dia" setelah mengatakan itu Dirga dengan cepat memakaikan Raina hoodie miliknya yang sangat besar di tubuh kecil gadis itu.

"Uffh akhirnya selesai" ucap cowok itu lalu memindahkan Raina ke dalam kamarnya.

Jika kalian berpikir Dirga akan menggendong Raina untuk di pindahkan ke kamar cowok itu kalian salah. Dirga memindahkan tubuh Raina dengan menyeret gadis itu. Persis seperti yang ia katakan tadi dirinya tak sudi menggendong Raina.

Tertanda RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang