lima belas (arkha)

445 82 4
                                    

selamat malam minggu~
malming emang paling enk buat halu~

kalo rame, boleh dehh ntar di kasih up lagi wkwk

~°~

For all of the times that they say it's impossible
They built all the hurdles, the walls, and the obstacles
When we're together, you know we're unstoppable now
I'm not afraid to tear it down and build it up again
It's not our fate (hey!), wе could be the renеgades
I'm here for you,
Are you here for me too,
Let's start again

musik menggema melalui pengeras suara yg terpasang secara permanen diteras halaman belakang vila ini.

arkha, rafka, dan beberapa orang yg tengah asik bermain bola ikut bernyanyi disela-sela mereka mengiring kulit bundar tersebut menuju gawang lawan.

"lari sonoooo!!" teriak nanta, meminta salah satu teman mereka kearah yg diinginkan.

"sono begooo!!" teriak arkha, berusaha berlari menghindari rafka yg berlaku sebagai lawannya saat ini.

"GOLLLLL!!!" teriak nanta, begitu berhasil memasukan bola ke gawang lawan.

"wuhuuuuu 5-4!!!"

"boleh kalian jago di sekolah, tapi kalo sama kita, masih jagoan kita!" ucap nanta sombong.

"KAKKKK, HP KAKAK BUNYI TERUS! PAPA TELPON!!" teriak meera, yg duduk diteras dengan piring berisikan buah potong.

melihat meera berteriak, arkha berjalan mendekat. melihat ponselnya yg bergetar, dan benar, nama papa tertera sebagai penelepon.

"ya pa?" tanya arkha, mengangkat panggilan tersebut sembari mengambil potongan buah dari piring meera.

"kakak baru apa? udh bangun?"

"udah daritadi pa. ini tadi baru main bola sama temen-temen,"

"ohh, kalian disana berapa hari rencana?"

"kalo kakak 3 hari pa. gatau abang sama adek,"

"adek samaaa!!!" teriak meera memberitahu iqbaal.

"hehhh, yg baik!" peringat arkha.

meera beranjak dari posisinya. sedikit jinjit untuk mendekatkan wajahnya dengan ponsel arkha.

"adek sama kayak kakak paa. adek gamau sendiri di rumah," ulang meera.

"gigi mau nemenin?"

"harus mau pa! kalo ga, adek paksa,"

terdengar kekehan iqbaal. dia terlalu tau, anak perempuannya akan memaksa sahabatnya tersebut untuk menemaninya sampai dirinya dan (namakamu) pulang.

"yaudah, ntar papa bilangin ke papanya gigi. kalo ga biar mama yg bilang ya,"

"makasih paaahhh!!!"

"adek mau apa dari Singapore?"

"adek aja yg ditawarin?" protes arkha.

"abang mau apa?"

"kok abang?"

"eh iyaa, kakak. kakak mau apa?"

"hmmmm,"

"adek mau es krim Singapore!"

"leleh dong dek sampe Indonesia!" protes arkha.

"abang mau mie Singapore!!" teriak rafka dari kejauhan.

dua lelaki, satu perempuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang