"Kenapa kalian gak cerita sama om?"
Chandra bingung dengan keadaan yang ada didepannya, setelah tadi mereka asik mencari furniture, jeno tiba tiba saja sesak nafas dan gelap menguasai dirinya secara mendadak dan tanpa permisi, dan kini dia harus berakhir berada di kamar utama VVIP rumah sakit.
Awalnya mereka tidak ingin mengabari siapapun, tapi karena tidak sengaja wendy menelepon juna, kini dia dan candra sudah berada didepan ke enam anak anaknya itu. Dan untungnya, Jeno sudah sadar sejak 1 jam yang lalu, dan kondisinya pun membaik dengan cepat.
"kita cuma gak mau ngerepotin keluarga yang lain om" jawab lian
"sejak kapan papa kalian berlaku kayak gitu ?"
"sudah lama, sangat lama" jeno ikut menimpali
"kenapa kalian mau aja disuruh keluar dari rumah ? itu kan rumah kalian " kini wendy ikut menimpali pembicaraan serius ini
"nanti kami jadi durhaka kalau tidak mengikuti omongan orang tua tante, apalagi tadi muka papa sudah sangat merah, nanti makin banyak dosa kami" nana menjawab dengan sangat santai sambil bermain game ditangannya
cekrekk
"hallo jeno, gimana keadaan kamu ?" sapa oliver saat baru masuk ke ruangan jeno di ikuti oleh irene dan terry.
"udah sehat om, bentar lagi juga mau minta pulang" mereka yang mendengar itu hanya tersenyum dan mengangguk, namun beda hal dengan dollan dan javi saling berpandangan dengan sebal dengan perkataan adiknya itu.
"kalian malam ini mau tidur dimana ? tante udh telepon vendor interior langganan tante, besok dia bakal dateng dan isi rumah kalian, untuk sementara kalian tinggal bareng kami aja "
"gak usah tan, malam ini kan kita nginep disini aja, kasian jeno gak ada yang jaga"
"loh bukannya tadi katanya dia udah bisa pulang"
"itukan kata jeno tan, bukan kata kita" dollan ikut menimpali
"emang parah sampe harus dibawa kesini dan menginap segala ?"
"sarcoidosis doank" kini yang punya penyakit yang menjawab, dengan santai, kelewat santai sampai yang lain tidak habis pikir dengan reaksi jeno, beda hal dengan nana yang malah ikutan tersenyum, sepertinya takdir sedang mengajak mereka bermain-main.
"seberapa parah ? bukannya masih bisa sembuh? asal diobati dengan benar ? betulkan lan ?" untung saja candra sering mengobrol dengan anaknya, jadi ia masih bisa mengerti beberapa penyakit dan cara menanganinya.
"bisa pa, tapi masalahnya penyebab nya adalah autoimune genetik yang di miliki si kembar, jaemin berpengaruh ke alerginya sedangkan jeno kena ke paru parunya"
"jadi maksud kamu, dia seumur hidup akan seperti ini kalau kelelahan atau kumat ?" diam kembali terjadi setelah kedua dokter itu mengangguk
"gapapa om, tan, aku udah sering baca, tingkat kematian autoimun dan sarcoidosis hanya 10% dan itu karena tidak ditangani dengan baik, asedangkan aku dengan sangat beruntungnya kan punya 2 dokter pribadi seumur hidup, asal aku bersama mereka aku pasti baik baik aja, harus minum obat dan keluar masuk rumah sakitpun aku iklas kok" senyum kembali terukir dari bibir jeno dan di ikuti dengan langkah irene dan wendy yang datang menghampiri jeno memeluknya dengan hangat. Tapi sehangat apapun pelukan mereka, jeno tetap hanya rindu dengan pelukan yoona, mamanya
"papa kalian tau ?" serempak mereka menggeleng
"oh godd" candra sudah tidak bisa berkata kata, kepalanya kini pening, tentu saja dia emosi, bagaimana bisa keluarga yang ia yakin selalu harmonis dan manis itu, ternyata menyimpan luka selama ini, dan malah jadi seperti ini sekarang
YOU ARE READING
About Time | NOMIN
Hayran KurguSelamat datang di kehidupan si kembar yang penuh dengan tawa, canda,kasih sayang namun juga selalu menyimpan luka di hati. "Buat apa semua kemewahan dan fasilitas ini, yang kami butuh bukan uang, kami butuh waktu mama dan papa, bisakah kalian kasih...