BAB 6 (Dad)

406 65 26
                                    

Hai aku double update lagi ni minggu ini ...

Budayakan vote dan comment ya dear readers , buat aku sedikit bahagia :)

.....

Terry memandangi wajah lelah Gendhis , 

Gadis itu sudah berjam-jam tidur seperti orang yang sudah 10 tahun tidak tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu sudah berjam-jam tidur seperti orang yang sudah 10 tahun tidak tidur. Semalam setelah Gendhis meneleponnya, Terry bergegas ke apartemen Gendhis. Dia berulang kali memastikan bahwa gadis itu benar-benar akan meninggalkan Jehan.

Terry merasa tindakannya mungkin berlebihan, tapi membaca situasinya, memang hal ini lah yang paling tepat untuk melindungi Gendhisnya saat ini.

Terry meminta Gendhis meninggalkan apartemen itu dengan seluruh barang yang diberikan Jehan. Bahkan Gendhis pergi memakai pakaian kotor yang dibelikan Terry sebelum mereka pergi malam itu. Soal gawai? Tentu saja mudah bagi Terry untuk melakukan apa saja yang berkaitan dengan teknologi.

Di bawanya Gendhis ke griya tawang miliknya.

Terry memiliki pent house yang tidak permanen dia tinggali. Letaknya di lantai paling atas Gedung The West, ya benar , gedung yang sama, yang ditempati oleh Joppin.co.

Terry memang sekaya itu, tanpa banyak orang menyadarinya.

Hanya Syeden yang mengetahui Terry memiliki Griya Tawang yang ditinggalinya waktu dia benar-benar ingin sendiri atau merancang beberapa project pentingnya. Tempat tinggal permanennya tetap bersama oma di kediaman Sumanjaya.

Syeden, sepupunya terkadang heran. Mengapa bocah itu tetap tinggal di rumah besar sementara dia sendiri memiliki hunian super nyaman. Berkali kali lebih mewah dari apartemen yang Syeden tinggali.

Tapi seperti yang kita tahu, CEO kita memiliki alasan sentimental untuk bisa melihat omanya setiap hari.

Gendhis pun akhirnya bangun dan pemandangan pertamanya adalah senyuman Terry. Semalam benar-benar tidur ternyenyaknya selama bertahun-tahun belakangan ini.

"Selamat pagi" Sapa Terry hangat , sehangat ruangan itu ketika matahari menembus kaca-kaca besarnya.

Gendhis masih mengenakan kaos Terry yang kebesaran jika dipakainya, bagaimana pun dia perlu pakaian.

"Jam berapa sekarang?" Tanya Gendhis

"Jam 10" Jawab Terry yang masih setia bersimpuh di pinggir ranjang memandangi perempuan yang sekarang menjadi gadisnya itu.

"Ya Tuhan! Kamu nggak bangunin aku, aku harus kerja!" Gendhis buru-buru menyibakkan bed cover yang menyelimutinya, tapi Terry mencegahnya dan merebahkannya lagi.

"Udah aku atur semuanya, kamu santai saja, anggap ini hari liburmu" Kata pria itu sambil membenahi tidur Gendhis menyelemutinya lagi seperti bayi.

"Terry ..." Kata Gendhis lemah, tapi melemahkan hati pria yang sekarang sedang mengambil air putih di atas meja kamar itu.

Terry mendekati "bayinya" lagi dan mendudukkannya , hingga bersandar di headboard.

My Boo (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang