Dihukum

1 0 0
                                    

Galaxi Prov
Ku lihat target kejailan hari ini mau masuk kelas,Cewek runder up di kelas siapa lagi kalau bukan Luna.
"Woy Luna mau bagi-bagi brownis, nih liat apa yang dia bawa" teriakanku menggema seisi kelas dengan menunjukkan paper bag yang sudah ku rebut dari Luna. Dan sudah jelas membuat riuh seisi kelas.

"Hey sembarangan. Nggak ada bagi-bagi brownis kalau mau beli sono di koprasi,sini balikin!"

"Nggak bakal sebelum Lo kasih brownis gratis"

"Galaxi, masih pagi jangan bikin gue darah tinggi dech, Lo aja yang trakir buat mereka! Gue tau uang saku Lo banyak, beli brownis buat anak sekelas nggak bakal ngabisin duit jajan Lo"

"Eh kenapa jadi gue, Lo kan yang produksi.

"Ya nggak lah, kalau gue bagi-bagi entar pendapatan berkurang. Bisa bangkrut emak Gue"

"Iya juga ya. Eh nggak bisa tetep bagi-bagi anggap aja sedekah"

"Gue kalau mau sedekah juga mending ke panti asuhan yang jelas membutuhkan. Nah kalau sama kalian, apa lagi sama Lo yang di liat dari lobang sedotan aja udah jelas tajir melintir"

"Banyak alasan Lo,  dasar pelit bin kikir! "

"Enak aja Lo yang pelit. Orang kaya modal gratisan! "

"Lo! Bukan Gue! " sambil nunjuk Luna

"Lo" dia bales nunjuk aku

"Lo"

"Lo"

"Lo"

"Lo"

"STOP! "

"JANGAN IKUT CAMPUR " bentak kami berdua sambil menunjuk seseorang yang ternyata

"Pak Edi" ucap kami berdua yang nampak shok sekali.

"Aluna! Galaxi! kalian bentak saya?!

"Galaxi Pak bukan saya" ucapnya sambil menunjukku.

Apa apaan ini,  enak saja mau mengkambing hitamkan cowok setampan gue.

"Nggak Pak, bukan saya Luna yang bentak Bapak! "

"Galaxi"

"Luna"

"Galaxi"

"Luna"

"KALIAN BERDUA DIAAAAAAAAMM!!!!!! "

"Galaxi, Aluna kalian berdua keruangan saya.  SEKARANG! "

===================================

"Galaxi, Aluna kalian sudah paham bukan apa tujuan saya. Kali ini kalian berdua jadi satu tim, buat penelitian di situs bersejarah "JOLOTUNDO".

Aku dan Luna saling berpandangan

"Bapak yakin saya dan Galaxi jadi satu tim?"

"Kami nggak pernah akur hlo pak!"
"Mending sendiri sendiri pak, biar bisa mengupas 2 aspek sekaligu, sember mata airnya dan biota juga, gimana keren kan ide saya pak?" usulku dengan PD.

" Tidak tidak tidak kalian tetap satu tim, dan kalian bukan hanya mengupas dari sisi Biologi saja, tapi juga Sejarah dan semua aspek yang ada."

"Apa?" pekikan kami berdua menggema di ruangan Pak Edi.

"Pak kami dari jurusan Ipa hlo pak,pasti nggak begitu paham dengan sejarah"

"Luna, tidak harus jadi anak Ips untuk mengetahui sejarah, bapak yakin kalian mampu menjalankan tugas dari bapak, kalian sudah paham?"

"Paham pak" jawab kami serentak.

"Bagus, Oh ya kalian saya beri waktu 3 bulan. Saya akan mengadakan class meeting untuk semua jurusan. Jadi, presentasi kan hasil kerja kalian sebagus mungkin"
"Baiklah jika tidak ada hal yang di tanyakan kalian boleh kembali ke kelas. Ingat jangan bikin keributan, lebih baik kalian diskusi dari pada bikin ricuh di kelas"

"Kami permisi pak" pamitku.
Sebelum Pak Edi membahas lebih jauh lebih baik aku menyeret Luna keluar. Bisa panas ne kuping dengerin pak Edi ngoceh mulu.

"Apaan sih, lepasin tangan gue!  emang gue kambing main tarik aja"

"Gue nyelametin loe dari ocehan Pak Edi. Bilang makasih kek"

"Ogah amat tanpa loe seret gue juga mau kluar kok"

"Yeee ni cewek bikin gue darah tinggi aja ya"

"Darah tinggi sono bi..... "

"Aluna, Galaxi mau saya tambah???" suara pak Edi terdengar dari ruangannya.

"Nggak pak, ini kita lagi diskusi" jawabku
"Ayo lari Lun"

"eh tunggu gue"

"Duh lama amat Loe kayak keong"
(dengan reflek Galaxi meraih tangan Luna, lari menelusuri lorong ruang guru)

PRETENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang