"Apa?! Lo mau bikin SIM?"
Kalila mengangguk, "Kak Lia juga setuju dan ngizinin gue kok."
"Kenapa tiba-tiba gitu?"
"Pengen aja. Jadi nanti kalo kak Lia libur, gue bisa minjem mobil."
"Terus mau kemana? Lo kan gak tau jalanan Seoul?"
"Lo banyak nanya banget deh!" Kalila berseru kesal karena Haechan terus bertanya sejak tadi.
"Emang lo pikir bikin SIM mudah? Apalagi lo kan bar-bar." Jeno ikut membuat Kalila semakin kesal.
"Kerjaan lo tuh ngeremehin gue terus. Ada masalah apa sama gue?!"
"Gue cuma berbicara fakta."
"Gue bakal buktiin kalo gue bisa. Lo mau taruhan sama gue?"
"Taruhan?"
Kalila mengangguk, "Kalo gue menang. Gue bakal nyabut rambut lo satu persatu. 15 helai."
"Hah?!" Ketiganya serentak terkejut dengan taruhan aneh Kalila.
"Oke! Tapi kalo gue yang menang, gue juga bakal ngelakuin hal yang sama. Tanpa ampun!"
"OKE!"
Setelah itu seminggu kemudian Kalila benar-benar pergi untuk membuat SIM. Ia selalu pergi saat Haechan tidak ada jadwal latihan agar bisa menitipkan Alea.
"Kak nanti siang gue bakal pergi ya? Doain gue berhasil."
Lia mengangguk kemudian mengepalkan kedua tangannya memberi Kalila semangat.
"Siapin rambut lo buat gue cabut ya!"
Kalila menatap Jeno kesal namun ia jadikan itu sebagai motivasi agar ia bisa membuktikan pada Jeno jika ia bisa.
Namun hari itu, Kalila gagal. Ternyata mengendarai mobil tidak semudah itu, dan mengikuti testnya agar mendapat nilai yang bagus juga cukup sulit.
Saat pulang, Jeno benar-benar mencabuti rambut Kalila sehelai demi sehelai. Jika Kalila bisa memilih, ia akan memilih untuk dijambak sekaligus daripada dicabuti satu-persatu seperti ini, karena itu benar-benar sakit. Dan Jeno si cowok menyebalkan ini tidak memberinya ampun.
"Tunggu pembalasan gue!" Ujarnya waktu itu.
Namun setelah kali kedua, ketiga dan keempat Kalila masih pulang dengan membawa kegagalan. Dan Jeno sepertinya bersenang-senang dengan taruhan yang Kalila buat.
"Heh! Meskipun kalian taruhan, gak seharusnya lo beneran nyabutin rambut Kalila kaya gitu Jeno." Lia dan Haechan yang selalu menjadi saksi kekanak-kanakan keduanya akhirnya buka suara.
"Gak apa-apa, kak. Gue bakal bales dia dengan lebih kejam. Tunggu aja!" Jawabnya sambil menatap Jeno emosi kemudian kembali ke kamarnya.
"Jen, lo tuh selalu jailin Kalila. Kasian tau, harusnya lo kasih semangat karena dia gagal terus. Lo gak tau kan gimana dia selalu baca-baca buku paduannya tiap hari."
KAMU SEDANG MEMBACA
Find Your Home (✓)
RomansaApa arti rumah yang sebenarnya? Jeno tidak tahu. Dulu Jeno mempunyai 'rumah' yang begitu hangat yang hanya diisi oleh kebahagiaan dan tawa. Namun rumah itu hilang dalam sekejap. Menghancurkan hatinya bahkan dunianya kini tidak seindah dulu. Jeno keh...