Sebelah kaki Soraru menghentak-hentak lantai dengan gelisah. Entah sudah berapa kali ia mondar-mandir di kamar itu seraya menggigit jari. Berulang kali pula dia sudah mengecek hp, lalu mendecak kecewa saat apa yang ia harapkan tak kunjung terjadi.
"Aish, ini sudah pukul sepuluh... kenapa si sialan itu belum balik juga? Bukannya dia bilang akan pulang hari ini?? Mana telponku ngga diangkat, lagi..." ia menggerutu.
Soraru melengos. Lelah, ia memilih duduk di pinggir Kasur empuk berukuran besar yang ada di kamar itu. Mendongak, netra birunya menerawang langit-langit kamar. "Padahal aku sudah repot-repot datang kesini dan menunggunya pulang dari sore..." gumam dia lirih.
Pamitnya keluar kota beberapa hari untuk mengurus masalah perusahaan cabang, jadi mau tak mau Soraru jadi penghuni tunggal rumah besar itu. Ia masih ingat betul perkataan yang orang itu ucapkan dengan wajah menyebalkannya sebelum pergi.
"Jangan kangen, ya~ Ntar aku langsung pulang, kok."
"Ceh!" menghamburkan diri, menenggelamkan wajah diantara tumpukan bantal. Tak lama wajah si raven menyembul lagi dengan pipi menggembungnya merona merah muda. "Siapa juga yang kangen," pemuda itu mencibir.
Tak lama, sayup-sayup ia dengar hiruk pikuk samar dari luar. Soraru langsung terbangun dari tempat tidur. Ia bergegas menuju jendela, mengintip dari balik tirai yang menghadap langsung ke halaman depan. Tampak barisan orang berseragam telah rapi di sisi kanan dan kiri jalan, dimana sebuah mobil hitam melaju di tengahnya.
Soraru masih berusaha menepis desiran yang tiba-tiba bertandang ke jantungnya. Tetapi gestur pemuda itu langsung tak tenang. Berulang kali ia merapikan rambut dan menata baju yang ia kenakan. Sementara itu batinnya terus mengulang kalimat yang sama, Dia sudah pulang!
Tidak, tidak akan ada peluk sambutan, Soraru bertekad. Pokoknya begitu orang itu masuk ke kamar ini, dia bakal langsung mengomeli sepenuh hati. Harus begitu.
Tetapi rupanya, semua rencana itu menguap sirna begitu saja begitu si raven melihat keadaan orang yang sejak tadi telah ia tunggu.
(hayo siapa yg begitu liat ini langsung ngebet pen ngelepas kancing yg masih nyantol? Ngaku klean:v)
Tentu saja pemandangan ini membuat dia terkejut dengan muka memucat. Soraru langsung mencecar dengan pertanyaan setengah memekik, "Apa yang terjadi padamu?!"
Orang itu, Mafumafu, hanya terkekeh pelan. "Bukan apa-apa. Hanya segerombolan tikus bodoh yang nekat mengincar mobilku tadi waktu perjalanan pulang. Jangan khawatir, mereka sudah diurus, kok."
Mendengar itu wajah Soraru langsung menjelma semerah tomat. Membuang pandang ke arah lain, pemuda itu mendengus, "Hmph! Siapa yang khawatir?"
Lagi-lagi hanya kekehan disertai usakan rambut yang ia dapat dari si putih. Mafumafu berjalan tertatih, meletakkan kopernya di sisi Kasur sebelum melepas asal pakaian kucel yang masih menempel padanya. Orang itu pergi ke lemari, mengeluarkan setelan baju dan handuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Me [Soraru Utaite Fanfiction]
FanfictionAkademi Hyakkaou, tempat dimana nilai akademis bukanlah segalanya. Di akademi ini, kedudukan dan statusmu bukan ditentukan seberapa pintar kau dalam pelajaran, tetapi seberapa hebat kau dalam berjudi. Hari itu, Akademi Hyakkaou dikejutkan dengan ked...