[JANGAN LUPA VOTE]
•
•
•Kelas Kaluna di jam pelajaran Pak Geri dipindahkan ke studio musik milik SMA Mahanta yang biasanya dipakai untuk latihan anak ekstra kurikuler band. Itu dilakukan agar suara para murid saat ujian menyanyi tidak menembus hingga ke kelas lain, sehingga tidak akan ada yang terganggu di proses belajar mengajar.
Pasangan duet dibebaskan untuk memilih. Urutan penampilan sudah diundi dengan kertas kecil. Kaluna duduk menyendiri di gazebo. Ia melihat ke arah teman-teman satu kelasnya yang sedang berlatih.
Kaluna tersenyum getir menyaksikan pemandangan itu. Ia sangat iri, jujur. Kaluna tidak punya teman sama sekali. Jumlah murid di kelasnya yang ganjil juga membuatnya tidak memiliki pasangan duet. Sebenarnya tadi Kaluna mendapat giliran nomer lima, tapi Kaluna menukarnya dengan yang nomer terakhir karena situasi yang menimpa dirinya sedang tidak mendukung untuk mengikuti ujian menyanyi.
Ia berdiri untuk menghampiri Susan yang baru muncul setelah memilih latihan di taman sekolah agar lebih tenang. Ya, Pak Geri membebaskan para muridnya berlatih di mana saja demi memaksimalkan nilai asalkan datang ke studio musik tepat waktu saat sudah giliran ujian.
Satu-satunya harapan Kaluna terletak pada gadis dengan rambut dikepang satu itu.
"San, mau jadi teman duet gue gak?Terserah deh nanti lagunya apa, lo yang tentuin." Pinta Kaluna kepada Susan.
Susan menatap teman duetnya. "Aduh maaf Kal, gue gak bisa. Gue udah sama Dea nih, terus kalau harus duet lagi jujur gue gak sanggup. Ini aja gue gugup banget."
"Yaudah San. Gak apa-apa." Ucap Kaluna dengan senyum manis yang teramat dipaksakan. Ia kembali ke gazebo tempat ia duduk tadi dengan perasaan kecewa.
Ia tidak kecewa dengan penolakan Susan perihal permintaan tolongnya. Kaluna kecewa atas dirinya sendiri yang tidak pandai mencari teman satupun, padahal ia murid baru. Seharusnya Kaluna lebih gesit dalam mencari teman atau bersosialisasi sehingga ia tidak terjebak di situasi semacam ini. Sehingga ia tidak merasa kewalahan dan kebingungan seperti ini.
"Kalian yang sudah selesai ujian menyanyi boleh pulang ya." Ucap Pak Geri yang keluar dari studio musik. Ia memandang Kaluna yang sedang duduk dengan lesu, lantas menghampiri siswi nya itu.
"Kaluna..."
Kaluna menegakkan tubuhnya karena kedatangan Pak Geri. "Iya Pak?"
"Kamu kenapa tidak latihan menyanyi seperti teman-teman kamu?"
"Saya tidak punya teman duet Pak."
"Sudah coba minta tolong ke teman-teman kamu?"
"Sudah Pak. Tapi tidak ada yang mau."
"Sebentar, bapak bantu." Pak Geri menghampiri gerombolan muridnya yang sedang berlatih. Kehadiran guru itu menyita perhatian. "Anak-anak, yang mau membantu Kaluna untuk ujian duet kali ini. Bapak kasih nilai tambahan."
Tawaran dari Pak Geri sebenarnya cukup menggiurkan, siapa memangnya yang mau menolak jika diberi nilai tambahan oleh guru.
"Bagaimana?Ada yang mau?" Tanya Pak Geri memastikan.
Para muridnya kompak menggeleng tapi diam. Walaupun tergiur, tapi mereka lebih tetap memilih menjalani ujian menyanyi sekali saja agar cepat pulang dan semua akan selesai. Begitu, mereka pikir, sehingga menolak mentah-mentah tawaran Pak Geri. Bahkan Susan yang terlihat sebagai satu-satunya orang yang cukup mau berteman baik dengan Kaluna pun juga turut menolak.
Pak Geri mengangguk. Ia tidak bisa memaksa para muridnya. Akan tetapi juga tidak tega melihat Kaluna seperti itu. Ia kembali menghampiri Kaluna yang terlihat semakin sedih ketika tahu bahwa tawaran nilai lebih tak cukup meluluhkan hati teman-temannya untuk membantunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAISAN ; s e r a p h i c
Novela Juvenil[SUDAH GANTI JUDUL] Ini adalah cinta yang datang tanpa butuh waktu yang benar-benar lama. Munculnya memang singkat, tapi jalannya sangat berat. Kisah ini bukan hanya tentang bunga cinta yang tumbuh perlahan di halaman rumah yang bernama "perasaan ci...