Intan gadis berusia duapuluh tahun itu memasuki kelasnya dengan rambut hitam panjangan yang terurai. Dia menghampiri sahabatnya Aurel lalu duduk di dekatnya.
Dosen baru saja memasuki kelas dengan membawa seorang anak lelaki tampan dengan badan putih bersih dan postur tubuh yang tinggi. Setelah perkenalan dosen menyuruhnya duduk di sebelah Doni. Lelaki berambut acakan dengan kaca mata di wajahnya. Tapi itu tidak seperti orang culun. Aurel melihat punggung Kemal tapi Doni menyadari hal itu ia pun langsung melambaikan tangannya di iringi senyum bodohnya membuat Aurel merasa jijik.
Doni sudah lama menyukai Aurel, tapi gadis itu terus saja mengabaikannya. Walaupun Aurel sedikit centil tapi dia susah untuk mendapatkan seorang lelaki. Padahal wajahnya cukup dibilang cantik.
Setelah Beberapa saat bel pun berbunyi. Semuanya bergegas ke kantin agar bisa mendapatkan makanan. Begitupun dengan dua gadis itu. Dengan sekejap kantin sudah di penuh oleh para mahasiswa, karna makanan di kantin cukup enak maka dari itu cepat ful.
Intan dan Aurel melihat sekeliling tempat itu dan tidak ada kursi yang tersisa disana.
Melihat Intan dan Aurel dari kejauhan Doni pun merasa ada kesempatan untuk mengejar Aurel. Lelaki itu pun melambaikan tangannya dan intan melihat hal itu.Segera Intan menuju tempat itu tapi Aurel menghentikan langkahnya.
"Mendingan kita cari tempat lain deh," ucap Aurel.
"Udah tidak ada tempat lagi, Rel. Udah ayo duduk di sana soalnya bentar lagi gue harus masuk kelas nih," ajak Intan langsung menarik tangan Aurel.
Intan mengambil mata kuliah liberal. Yaitu mengambil dua mata pelajaran di kampusnya. IT dan Akuntansi.
Seorang lelaki mengangkat wajahnya karn ada yang datang ketempat duduknya. Aurel yang melihat itu langsung jiwa centilnya meronta-ronta. Gadis itu menjulurkan tangannya, tapi sebum itu ia mengelap tangannya di kerah bajunya yang tidak terlihat.
"Hai, aku Aurel," gadis itu menjulurkan tangannya di sertai senyum bodohnya.
Melihat sikap Aurel yang berubah lembut membuat Doni marah. Ia pun menerima uluran tangan Aurel.
"Hai, Aurel." Doni menampak kan senyum yang lebih bodoh dari Aurel.
Melihat hal itu Aurel langsung menghempaskan tangan Doni dengan kasar lalu mengelap tangannya dengan menggunakan baju Intan.
"Gue pengennya itu salaman sama pangeran. Yang bales kok pengawal buruk rupa," ucap Aurel dengan jijiknya.
Berbeda dengan kedua orang itu. Kini suasana Kemal dan Intan sangat canggung sekali. Jangan kan memulai percakapan, melirik pun masih sembunyi-sembunyi. Kemal melirik Intan sejenak tak lama dari itu Intan pun juga melirik lelaki di depannya itu sebentar. Sungguh suasana yang sangat canggung.
***
Satu bulan kemudian Kemal sudah terbiasa dengan temannya di kampus. Hingga suatu hari ia menerima sebuah undangan ulangtahun. Dan yang di undang juga orang-orang tertentu saja, pestanya juga di adakan di tempat karaoke dekat kampus.Intan dan Aurel sudah siap untuk pergi ke pesta tersebut. Keduanya menaiki taxi dan menuju ke tempat itu. Tak lama kemudian mereka sampai di sana. Pestanya berlangsung. Teman-teman kampus mereka bernyanyi, bercanda dan tertawa sembari minum-minum.
Hanya Kemal yang tidak meminum minuman beralkohol itu. Di tangannya hanya terdapat jus untuk ia minum.
Karna sedikit bosan, seorang anak lelaki mengajak mereka permainan botol sebut saja nama anak itu Andrean. Karna Teman-temannya setuju ia pun langsung menaruh botol itu di tengah yang sudah di kelilingin oleh para mahasiswa, dan permainan itu pun dimulai.