[JANGAN LUPA VOTE]
•
•
•Kaluna memandang wajahnya di cermin begitu sampai rumah. Ia benar-benar baru tiba dari sekolah. Wajahnya terlihat agak sembab meskipun ia tak banyak menangis. Gadis itu masih tetap memandangi wajahnya meskipun sudah hampir enam menit berdiri disana tanpa suara.
Ia tidak tahu mengapa emosinya begitu meledak, mengapa tangisnya sangat deras. Sekarang, ia jadi sangat lelah. Seperti ingin tidur saja, belum lagi perutnya yang sakitnya masih terasa.
Ucapan Kaisan memang menyakitkan baginya, tapi kenapa dia bereaksi berlebihan seperti ini. Apa ada yang salah dengan dirinya. Apa karena emosinya terkuras saat menghadapi kenyataan tidak memiliki satupun teman yang mau membantunya jadi teman duet sampai Pak Geri harus turun tangan. Kaluna mengambil nafas dalam-dalam untuk mengatur emosinya yang agak tak terkendali.
Kaluna memandang lekat ke arah telapak tangan yang tadi ia gunakan untuk menampar Kaisan. Seharusnya, tangannya itu tak melukai orang lain.
"Gue kenapa sampai lepas kontrol gini sih." Kaluna membuang nafas panjang diakhir ucapannya.
Tindakannya sama sekali tidak dapat dibenarkan. Tetapi, jika diingat kembali, memang benar yang Kaisan ucapkan itu cukup keterlaluan baginya. Sehingga pada suatu kesempatan, Kaisan memang layak diberikan pelajaran agar lebih berhati-hati untuk berucap.
"Udahlah." Ucap Kaluna menenangkan dirinya sendiri. Ia mengeluarkan buku dari tasnya, memasukkan buku lain yang ia butuhkan esok hari.
Kaluna lalu mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi. Beberapa saat setelah itu, Kaluna memasang wajah tersenyum kikuk. Sekarang ia tahu kenapa ia jadi lebih sensitif.
"TERNYATA GUE MENS!!!"
Ya!Itulah situasi mengejutkan yang dihadapi Kaluna. Kenapa tamunya datang lebih cepat dari siklus yang seharusnya. Hari ini, Kaisan jadi korban kemarahan Kaluna yang ternyata sedang datang bulan. Pantas saja badannya terasa sakit semua hari ini. Kaluna kira ia kelelahan karena ya bukan tanggalnya dan juga mengira bahwa semua rasa sakit itu adalah efek dari lelahnya ia akhir-akhir ini. Ternyata ada hal lain yang membuat badannya sakit-sakit lagi. Walaupun kalau dipikir dengan jernih lagi, agak konyol karena perang dingin nya dengan Kaisan bukan murni karena sakit hati atas ucapan lelaki itu, tapi karena hormon dan tingkat emosional nya yang naik karena tamu bulanannya itu datang.
"Lo boleh merasa bersalah, tapi ingat, jangan berurusan sama Kaisan lagi biar hidup lo kali ini lebih tenang." Ucap Kaluna. Ia tidak ingin bahwa sikapnya melunak dengan cepat.
"Terus-terusan di dekat dia bisa bikin lo stress Kal lama-lama kalau dengar ucapan dia yang nyakitin." Ucapnya pada dirinya sendiri.
Ia harus terus mengingat prinsip hidupnya itu. Ia harus menjauhi orang-orang seperti Kaisan atau hidupnya akan beresiko berantakan. Kehadiran Kaisan bisa saja menghancurkan semua ketenangan yang selama ini coba dibangun Kaluna dengan susah payah. Ia tak ingin hal itu terjadi. Ia tak ingin hidupnya sakit lagi.
Kaluna harus menjauhi Kaisan!HARUS!!!
•••••
Kaisan memilih tidak pulang kerumah, ia sepertinya akan menginap di markas. Entahlah, lelaki itu sedang tidak berselera untuk tidur di rumahnya sendiri. Pun, juga sedang tidak ingin tidur dengan Diran. Sudah sangat lama juga tidak menginap di markas.
"Gak pulang rumah Cat?" Tanya Kaisan ketika saat baru sampai markas ia malah melihat Catra yang sedang memasak didapur.
"Gak. Nginep disini." Jawab Catra dengan tangannya yang masih tetap memegang spatula.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAISAN ; s e r a p h i c
Teen Fiction[SUDAH GANTI JUDUL] Ini adalah cinta yang datang tanpa butuh waktu yang benar-benar lama. Munculnya memang singkat, tapi jalannya sangat berat. Kisah ini bukan hanya tentang bunga cinta yang tumbuh perlahan di halaman rumah yang bernama "perasaan ci...