Reyna sudah berada di depan kamarnya saat ini. Ia menghirup aroma strawberry dari kamarnya. Kamar yang sudah lama tidak ia tempati.
"Lo tiduran aja. Kamar lo selalu dibersihin" Ucap Abian yang baru saja datang menghampiri Adiknya.
"Reyna istirahat ya? Abang juga istirahat. Kata Mami bentaran lagi kita makan malem" Ucap Reyna diangguki oleh Abian. Setelah mendapat respon dari Abian, Reyna pamit masuk ke dalam kamar.
Reyna merebahkan tubuhnya diatas ranjang dan berpikir kenapa Ray tidak datang disaat dirinya pulang kerumah. Berusaha berpikir positif, namun Reyna tidak bisa. Ia terbayang ketika Ray menginginkan alamat rumah Syakira. Tidak mungkin kan Ray menyukai Syakira?
Kemungkinan besar banget Ray suka sama Syakira. Secara, Syakira lebih dewasa dibandingkan dengan dirinya yang hanya gadis manja, cengeng, dan Childish. Tapi kalau ujung-ujung nya gini, kenapa Ray harus membuat Reyna jatuh kedalam pesona dan sikap Ray?
Jangan Nethink! Ray bukan cowok kek gitu. Tapi, yang namanya cemas gak bakal berhenti kalau belum tau yang sebenarnya. Kebenaran tentang Ray yang menyukai Syakira. Oke! Tenang, definisi suka hanya kagum. Tapi, dari suka menjadi sayang dan jatuhnya menjadi cinta. Sama aja.
Jangan berpikir yang enggak-enggak. Mikirnya yang iya-iya aja. Mungkin Ray lagi makan atau apa gitu. Tapi kalau makannya bareng Syakira gimana? Ahh... mungkin Ray lagi nyiapin surprise buat Reyna karena udah bisa keluar dari rumah sakit. Dan mungkin Ray nanya ke Syakira apa aja yang disukai sama Reyna. Mungkin. Tapi kan Ray udah tau apa aja yang disukai ama Reyna. Cokelat, permen, cilok, bakso, mie goreng. Banyak deh pokoknya.
Oh iya. Ray tadi kan minta nomor Viola. Apa mungkin Ray meminta nomor Viola, biar dia nanya nya ke Viola, bukan ke Reyna. Mungkin Ray takut ketahuan? Atau gimana? Akhh!! Pusing.
Reyna memutuskan untuk berjalan ke arah kamar mandi. Reyna membersihkan diri sebelum tubuhnya direbahkan lagi. Setelah ini dia akan belajar karena dia sudah banyak ketinggalan pelajaran.
Setelah selesai membersihkan diri, ia memilih memakai tanktop putih dan hotpans. Gak apa-apa. Secara hanya ada mami, papi dan bang Bian.
Ia turun kebawah ketika suara maminya memanggil untuk makan malam bersama.
"Hai, princess. Gimana badannya? Udah seger?" Tanya Bastian.
"Udah, pi" Jawab Reyna.
"Bagus deh. Sekarang makan ya? Mami udah buatin Mie goreng dan nasi goreng kesukaan Reyna. Mami juga udah buatin Cake Cokelat" Sahut Mami nya.
"Seriusan? Cake cokelat? Uuh... Reyna udah lama gak makan cokelat" Balas Reyna dengan mata berbinar.
"Eits... tidak semudah itu. Makan nasi dulu, baru makan Cakenya. Oke?"
"Oke. Reyna bakal cepet makan, biar bisa makan Cake buatan Mami" Jawab Reyna cepat. Ia langsung duduk dimeja makan tepat didepan ayahnya.
"Hello, Evriwan" Teriak Abian dari atas tangga. Semua yang berada dimeja makan mendongak menatap Abian lalu menggeleng.
"Diem kamu Bang!!" Ucap Misel.
"Ck, menghibur sahaja Nyonya Ratu" Balas Abian. Ia mendudukkan bokongnya dikursi sebelah Reyna.
"Bukannya menghibur, buat Mami darah tinggi aja kamu" Sinis Misel.
"Apalah daya Abang yang jomblo ini. Eh, btw gue gak ngeliat cowo lo di rumah sakit tadi. Kemana dia? Biasanya juga nempel kee lem" Tanya Abian kepada Reyna.
"Reyna juga gak tau. Sibuk kali. Kan Bram Udah lulus, mungkin kuliah" Ucap Reyna seadanya.
"Perasaan cowo lo gak kuliah setelah lo masuk rumah sakit" Timpal Abian.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESIVE RAY (END) ✔︎
Ficção Adolescente"Lo pacar gue! Dan milik gue selamanya" Ucap lelaki itu memegang lembut dagu Reyna "Kamu mau Reyna jadi milik kamu? Tapi, Reyna gak mau..." Tolak Reyna lembut menatap kedua manik mata cowok tersebut dan tak lupa bibir yang dimanyunin kedepan menanda...