6. Terlambat

186 40 0
                                    

seperti biasa, 10 vote for next chapter!

💌💌💌

"Mentari kan?"

Mentari yang merasa dipanggil pun menoleh dan mendapati seorang pria yang ia temui beberapa hari lalu di rumah sakit.

"temennya Jay?"

pria itu mengangguk, lantas mengulurkan tangannya untuk mengajak Mentari berkenalan "gue Satya."

"oh si cowok gengsi." gumam Mentari

"gimana?" tanya Satya

Mentari lantas menggelengkan kepala dan meraih jabatan Satya "nggak, gue Mentari."

"udah tau." balas Satya seraya mengurai jabatan tangan itu lebih dulu

Satya lantas melirik trolly belanjaan Mentari "sendiri?" tanyanya

Mentari menggeleng "nggak, gue sama temen."

Satya mengangguk paham "oh, kirain sendiri."

"yaudah gue duluan." pamit Satya

Mentari lantas mengangguk dan memamerkan senyumannya tanda menyetujui kepergian Satya.

"siapa tuh? cowok lo?" Tanya Adam yang baru saja datang seraya memasukkan beberapa chiki ke dalam trolly belanjaan

Mentari menggeleng dengan cepat "bukan, temennya temen gue."

Adam lantas mengernyit bingung "hah? gimana gimana?"

Mentari terkejeh kecil lalu mendorong trolly untuk lanjut mencari keperluannya "gak papa, lupain."

"tuh kan mulai rahasia rahasiaan, spill dongg!" ujar Adam

💌💌💌

"keadaan Bintang udah mulai membaik, kemungkinan nanti sore dia udah boleh pulang." ujar dokter Hanif

ibu Jay pun menangis bahagia "terima kasih dok, terima kasih."

dokter Hanif mengangguk sebelum akhirnya pamit pergi meninggalkan ayah dan ibu dari pasiennya.

"akhirnya pah Bintang bisa pulang." ujar sang ibu

bapak James yang melihat istrinya bahagia pun turut gembira "kita harus ngasih tahu Bintang mah."

"iya pah, disana masih ada temen temennya kan ya?"

bapak James mengangguk "iya, mereka udah disana sejak Bintang ngedrop."

pasangan suami istri itu pun segera menuju ruang rawat inap anaknya guna memberitahukan berita gembira ini kepada sang anak.

namun yang mereka temukan hanyalah brankar kosong tak ada seorangpun disana.

"pa! Bintang kok gak ada?"

sang suami mencoba menenangkan sang istri agar tidak panik "tenang ma, kita coba telepon dulu siapa tau dia lagi jalan jalan sama temennya."

panjang umur, orang yang dibicarakan pun muncul dibalik tikungan koridor rumah sakit.

"kamu darimana aja nak?" tanya mama

jay pun tersenyum melihat orang tuanya datang "abis ke taman ma, nih sama si Jaka." jawabnya

sang mama pun menghela nafas lega mendapati putranya baik baik saja "kamu istirahat dulu gih, nanti sore kamu udah boleh pulang loh."

"beneran ma?" tanya Jay

"iya!" sang mama mengangguk senang

"nanti mama masakin makanan kesukaan kamu ya, nak Jaka juga nanti ke rumah sekalian ajakin nak Satya buat makan malem bareng." ujar sang mama

7 DAYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang