Jingga

10 7 0
                                    

Layak nya mentari dan warna Jingga yang mengkabur di langit, aku berharap perasaan ku tetap hangat meski bayang ku terkubur dalam belaian rasa sakit.

Iridescent.

🧡🧡🧡


Februari 2021

Aku melangkah mengikuti langkah jenjang laki-laki yang di ketahui adalah manajer dari boy band ternama dunia, BTS. Entah bagaimana aku sudah menginjakan kaki di kota paris, Perancis. Kota ketujuh yang menjadi tujuan konser tur mereka, akhirnya setelah perjuangan keras yang mengorbankan darah, keringat dan air mata selama kurang lebih satu bulan aku bisa juga mendapatkan posisi ini. Bodyguard pribadi seorang Kim Taehyung.

Dalam balutan dress bernuansa Vintage kaki kecil ku terus melangkah hingga sampai di depan sebuah kamar hotel bernomor 767, laki-laki yang menuntun ku ke tempat ini pun akhirnya berbalik menghadap ke arah ku.

"Ini kamar mu nona kwon, letakan barang-barang mu disini kemudian ikut aku ke kamar Taehyung." tutur nya.

Aku mengangguk kemudian dengan cepat masuk ke dalam kamar hotel dan meletakkan koper dan juga tas punggung ku di atas ranjang yang ada. Sedikit merapihkan tatanan rambut ku yang tak lagi berbentuk di depan kaca meja rias, setidak nya aku harus terlihat lebih rapih di depan Taehyung nanti.

...

Aku sudah berhadapan dengan Taehyung, tentu saja Sejin Oppa menemani ku. Laki-laki itu baru saja mengenalkan ku pada Taehyung yang kini memandang remeh pada presensi ku.

"Hyung, bagaimana bisa wanita ini melindungi ku? Yang ada aku sudah tertembak duluan sejak keluar dari dalam hotel ini."

Suara berat Taehyung terdengar tidak terima, dia merasa penjelasan Sejin Oppa mengenai ku adalah sebuah guyonan yang menggelikan untuk nya.

"Tae, PD-nim sengaja memilih nya agar dia bisa melindungi mu dengan menyamar sebagai asisten pribadi mu."

Mata Taehyung terbelalak dia mendadak menatap kami dengan tajam, "Lalu bagaimana dengan Jina Noona? Apakah dia berhenti menjadi asisten pribadi ku gara-gara dia?"

Aku menunduk sembari meremas kedua telapak tangan, Taehyung yang ku lihat saat ini berbeda jauh dengan Taehyung yang melekat di dalam otak ku.

"Jina tidak berhenti Tae, dia di pindah tugaskan menjadi manajer untuk anak anak Enha. Sudah jangan banyak membantah dan merajuk seperti ini, kau tau ini juga untuk kebaikan mu kan?Lagian Nona kwon ini bisa menjadi asisten sekaligus melindungi mu."

Putusan akhir Sejin Oppa akhirnya bisa menyelesaikan semua perdebatan dan penolakan Taehyung, tapi sekarang aneh nya mengapa laki-laki itu meninggalkan diriku di tempat ini dan hanya berdua bersama Taehyung? Iya bersama pria yang seperti nya benar-benar kesal dengan hadir ku.

Semenit, dua menit hingga setengah jam Taehyung terus memandang ku dengan tajam yang lama-kelamaan membuat aku jengah juga pada akhirnya. Aku kesal mengapa dia tidak berbicara sejak tadi? Hei! Leher ku sakit karena terus saja menunduk guna menghindari tatapan nya.

"Jika tidak ada pertanyaan untuk ku, aku kan pergi." Kata ku cepat, aku sungguh tak ingin berlama-lama di ruangan panas ini.

Sumpah! Wajah Taehyung menyeramkan sekali saat ini. Alis mata nya menukik tajam, pandangan mengintimidasi pun dia berikan. Tapi aku tidak boleh gentar dan takut sebab di mata ku dia hanyalah anak harimau yang tengah merajuk sebab di pisahkan dengan induk nya.

"Apa? Kau tidak terima dan ingin merajuk? Jika iya silahkan layangkan keluhan kekanakan mu itu pada atasan yang telah mempekerjakan aku." omel ku pada akhirnya, aku kesal dengan tatapan tidak suka nya pada ku.

"Aku ini hanya di amanatkan untuk melindungi mu, bukan menenangkan sikap manja dan rajukan mu." tambah ku setelah itu bangkit dari sofa yang aku duduki.

Tiba-tiba saja dia menarik lengan kanan ku sebelum aku sempat melangkah menuju pintu keluar, Taehyung mengempaskan tubuh ku ke dinding, sedikit nyeri sebab kekuatan nya yang lumayan besar. Pria itu mengurung tubuh ku menggunakan kedua lengan nya sembari tersenyum meremehkan di depan wajah ku.

"Ck! Wanita lemah seperti mu memang nya bisa apa? Melindungi ku? Sebenarnya siapa yang melindungi siapa disini?" ejek nya dengan raut wajah paling menyebalkan.

Aku memalingkan wajah ku ke samping, sedikit menyeringai sebagai respon ucapan nya. Baiklah! Jika dia ingin menguji ketangkasan ku, maka dengan senang hati akan aku tunjukkan. Tanpa babi-bu aku mendorong tubuh Taehyung menjauh kemudian menarik lengan kanan nya dan membanting tubuh yang dua kali lipat lebih besar itu ke lantai, aku ini pemegang sabuk hitam dalam karate, jujitsu, dan juga Taekwondo. Jadi jangan main-main pada ku.

"Ck! Sekarang siapa yang lemah tuan? Aku atau kau?" Sarkas ku sembari memiting leher nya.

Taehyung menepuk-nepuk pelan lengan ku yang berada di leher nya, seperti nya dia sudah kehabisan napas terbukti dengan wajah yang kini berubah merah.

"Aㅡku tidak bisa bernapas bodoh!" suara Taehyung bahkan tersedat sekarang saking kuat nya tenaga ku.

Aku tersenyum, "Kemana pergi nya sosok angkuh tadi, eoh? Rasakan saja!"

Taehyung semakin meronta saat aku menguatkan Pitingan ku, kedua lengan nya tak henti bergerak mencoba melepaskan jeratan lengan ku di leher nya walaupun semua itu sia-sia.

"Amㅡpun, aku mengaku kalah."

Akhirnya perkataan yang aku tunggu-tunggu keluar juga dari dalam mulut pria itu.

"Nah inilah yang aku tunggu, baiklah aku akan berbaik hati melepaskan mu," ucap ku sembari melepaskan pitingan lengan ku.

Taehyung mendadak terbatuk beberapa kali, napas nya juga terdengar memburu dengan wajah merah padam persis kepiting rebus. Dia bangkit dari posisi berbaring dan duduk menghadap ku.

"Uhuk Uhuk Gila, kau itu wanita atau pria sih? Lengan kecil mu itu bisa mendapatkan kekuatan dari mana eoh? Aku tidak mengerti," omel nya tak habis pikir.

"Dam, kau itu benar wanita kan? Bukan pria yang tengah menyamar?"

Ah entah dulu ataupun saat ini Taehyung tetaplah Taehyung. Dia sedikit pun tidak berubah, masihlah sama dengan Taehyung yang dulu. Bocah cerewet menyebalkan yang selalu mengikuti ku kemana pun aku pergi.

"Aku tentu saja wanita, kau ingin bukti? Apa perlu aku melepaskan pakaiㅡ"

"Ya! Mulut mu itu! Aku ini pria, harus nya kau itu menjaga kehormatan mu dari makhluk seperti aku!"

Lucu sekali melihat wajah yang beberapa menit lalu menampilkan raut wajah seram kini berubah menggemaskan, tak lupa tatapan tajam yang juga berubah menghangat. Aku benar-benar rindu dengan binar meneduhkan milik laki-laki ini.

"Tae, Aku Dam. Kwon Dami, kau sungguh melupakan aku ternyata."

🧡🧡🧡

©2021/07/30

Sesendokhati 💜

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IRIDESCENT [KTH] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang