Kita, Cinta & Backstage

227 47 6
                                    

Aku, Kamu, dan Backstage

Tap tap tap, suara dari hentakan heels seorang gadis cantik terdengar disepanjang lorong, ia diikuti oleh beberapa orang dibelakang dan disampingnya. Gaun indah berwarna hitam dengan corak hijau selutut menambah keanggunannya. Sepanjang perjalanannya yang sedikit tergesa-gesa ia mendengarkan juga sosok yang disampingnya yang menjelaskan tatanan panggung dan penampilannya nanti.

“Sebentar kamu akan memulai dari belakang panggung, ketika LED terbuka itu saat lagu diputar.” Gadis itu  mendengarkan dengan seksama sembari menggunakan  earphone  berwarna ungu bercorak biru ditelinganya untuk memudahkan penampilannya nanti.

Dari arah berlawanan dari sang gadis, sosok remaja laki-laki dengan setelan jas berwarna hijau tua juga berjalan tergesa-gesa sembari diikuti oleh 3 orang dibelakangnya dan 1 orang disampingnya, yang memiliki setelan sama dengan orang disamping gadis tadi. Ditelinganya terpasang earphone berwarna biru bercorak nama fansbasenya -BXB-. Sosok disampingnya menjelaskan perihal penampilannya nanti

“Untuk penampilan nanti, kamu akan memulai dari tengah panggung dengan lampu sorot fokus ke kamu.” Remaja laki-laki ini mengangguk mengerti.

Mereka bertemu dipertigaan lorong, berhenti sejenak masing-masing dari mereka saling melempar senyum. Gadis ini undur diri terlebih dulu dengan sebelumnya menundukkan kepala tanda pamit, ia berbelok menuju panggung. Sementara remaja laki-laki itu tetap berdiam menatap ke sosok gadis dengan senyumnya, sebelum di tegur oleh laki-laki dibelakangnya.

“Onyo, nunggu apa?  ayo jalan!” kata Michael -Asisten Betrand-.

Remaja yang akrab disapa Onyo ini merupakan penyanyi dengan nama panggung Betrand Peto Putra Onsu, remaja berumur 16 tahun dengan kemampuan menyanyi yang luar biasa. Jangan lupakan juga fans yang mencintainya, setiap karyanya akan selalu tranding dibeberapa negara. Betrand melanjutkan langkah kakinya mengikuti arah yang sama dengan gadis tadi. Betrand menunggu dibelakang panggung menunggu giliran tampil, tidak jauh darinya sosok gadis yang tadi berpapasan tengah duduk mengatupkan tangannya seraya berdoa, penampilan mereka hanya berselang beberapa menit, gadis itu akan tampil lebih dulu lalu setelahnya Betrand tampil. Melihat waktu penampilannya masih lama, Betrand menghampiri gadis cantik itu, duduk di kursi kosong sebelahnya.

“Hai Anneth,” sapa Betrand, membuat gadis yang awalnya menutup mata sambil bersanding itu, cukup terkejut, menoleh ke sumber suara.

Anneth atau memiliki nama lengkap Anneth Delliecia gadis cantik bersuara indah. Pemenang salah satu pencarian bakat ini sudah mengenal Betrand sejak sang remaja laki-laki itu memulai karirnya diindustri hiburan. Pembawaan Anneth yang ramah dan lembut membuat mereka cepat dekat. Sudah beberapa kali mereka berdua tampil bersama, namun hanya bisa bertemu di Backstage seperti ini.

“Eh Betrand, kenapa?” tanya Anneth lembut.

“Nggak, lagi bosan duduk disana sendiri, kamu gak keganggukan aku di sini?” tanya Betrand takut-takut jikalau Anneth merasa terganggu.

“Ah enggak kok, kamu gak di temanin Ayah sama Bunda kamu ya?” tanya Anneth membuka pembicaraan.

“Enggak, Bunda lagi nemenin Thania yang lagi sakit, Ayah lagi ada syuting,” jelas Betrand,”Kamu gak ditemenin mami kamu?”

“Nggak, aku suruh istirahat dulu, kemarin udah nemenin aku seharian syuting,” jelas Anneth.

“Emang kamu gak capek, kemarin syuting hari ini, nyanyi lagi?” tanya Betrand basa-basi.

Anneth tertawa mendengar Betrand, “kamu nanya gitu bukannya itu pertanyaan untuk kamu juga, kemarinkan kita syutingnya sama.” Betrand tersenyum salah tingkah, benar saja kemarin mereka syuting bersama jika dia bertanya apakah Anneth tidak lelah terlihat sekali itu hanya basa-basi walaupun sebenarnya iya.

Perbincangan mereka berlanjut, mulai karya dan rencana kedepannya seperti apa. Waktu berlalu begitu cepat bagi keduanya berbagi cerita yang hanya bisa mereka lakukan di Backstage ketika mereka memiliki kerjaan yang sama. Anneth telah dipanggil untuk bersiap dibelakang layar LED yang nantinya akan terbuka. Anneth berdiri berpamitan dengan Betrand.

“Aku tampil dulu ya?” pamitnya.

“Semangat!” Betrand memberi semangat ke penyanyi yang sudah memiliki banyak prestasi itu.

Betrand menunggu disisi belakang panggung untuk gilirannya sembari mengamati sosok gadis yang dengan anggunnya menyanyikan lagu ciptaannya sendiri. Betrand kagum dengan gadis ini, sosok penyanyi seumurannya yang bisa menghipnotis orang banyak dengan suaranya. Tepuk tangan riuh terdengar setelah Anneth menyelesaikan penampilannya, Betrand tersenyum bangga. Anneth turun dari panggung berpapasan dengan Betrand yang mengacungkan dua jempolnya memberi apresiasi ke gadis itu, Anneth tersenyum malu.

Kini giliran Betrand tampil dengan membawakan lagu yang remaja ini juga ciptakan. Anneth berdiam diri sejenak menyaksikan penampilan Betrand di atas panggung, ada sisi darinya yang ingin selalu berada di tempat itu menyaksikan teman seprofesinya tampil. Namun, ternyata waktu tak mendukung, Mia -Asisten Anneth- memanggilnya untuk segera pulang karena pesan Debby -mami Anneth-. Sedikit raut kecewa dari gadis ini terlihat saat meninggalkan sisi belakang panggung dimana ia bisa melihat wajah remaja yang sedang menghayati nyanyiannya ini.

Betrand selesai dengan penampilannya, ia turun dari panggung diikuti tepuk tangan riuh dari penonton akan penampilannya yang mengesankan. Sampai dibelakang panggung Betrand menengok kanan kiri mencari gadis yang tadi sempat mengobrol dengannya di tempat ini, tapi ternyata tidak ada sosok itu saat ini. Betrand mencoba bertanya ke salah satu crew acara yang lewat dihadapannya.

“Mas, lihat Anneth gak?” tanyanya, crew terlihat berpikir.

“Anneth...Anneth, ah Anneth tadi sepertinya sudah pulang setelah dia tampil,” jawab crew itu.

“Oh gitu mas, makasih mas,” crew itu mengangguk dan berpamitan, raut kecewa terlihat dari anak pertama dari dua bersaudara ini.

Sesampainya di ruang tunggunya pun ia tetap memperlihatkan sedikit raut kecewa, apalagi ketika pandangannya berhenti ke kantong putih. Betrand beranjak melihat kantung putih tersebut, mengeluarkan isinya yang merupakan sepatu berwarna Roe  gold dengan corak kotak-kotak. Padahal rencananya sepatu ini akan Betrand berikan ke gadis berlesung pipi itu, tapi ternyata kedua sepatu ini masih harus menunggu pemilik aslinya.

Di mobil perjalanan pulang, Betrand masih menyesalkan kenapa tadi dia tidak langsung memberikan sepatu ini. Sejenak Betrand terdiam memikirkan sesuatu, dan tertawa geli menertawakan kisahnya, dimana meskipun Betrand sudah mengenal Anneth sangat lama, dan sudah banyak bekerjaan yang mereka lakukan bersama, tidak ada tempat lain selain Backstage tempat mereka bisa mengobrol dengan bebas, hanya Backstage dan itu juga terjadi malam ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kita, Cinta dan BackstageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang