19

165 35 16
                                    

PERINGATAN!!!

Cerita ini mengandung muatan dewasa dan berat seperti kekerasan, bullying, kata - kata kasar, dll. serta mengambil latar di Korea Selatan dan memuat tokoh dengan nama idol dan nama - nama orang korea, namun bukan maksud penulis untuk membuat citra buruk negara terkait di mata para pembaca.

Bagi pembaca yang belum cukup umur atau tidak nyaman dengan konten tersebut,

TIDAK DIANJURKAN UNTUK MEMBACANYA

Jadilah pembaca yang bijak dalam memilih



















Hari ini adalah hari terakhir mereka sekolah untuk minggu ini. Besok adalah akhir pekan yang mana mereka merasa bebas dari beban tugas dan lain sebagainya. Menikmati masa senggang dengan liburan dan sebagainya. 

Begitu pula dengan Mingyu serta teman-temannya. Mereka sudah berkumpul di meja Mingyu. Bel pulang sudah terdengar beberapa menit yang lalu dan kini mereka tengah menunggu Mingyu selesai membereskan peralatan sekolahnya. "Kau jadi ikut kan ke taman bermain akhir pekan besok?" tanya Lisa dengan antusiasnya. 

Mingyu hanya mengangguk sebagai jawaban. Menata buku dan peralatan tulis ke dalam tas usangnya. Mengalihkan pandangannya ke arah orang-orang yang membuatnya bersyukur atas tubuh baru ini. Teman. Ya, keinginannya adalah memiliki teman.

"Tentu. Kita akan berangkat bersama atau bagaimana?" tanyanya sembari menyampirkan tas berat itu ke punggung kokohnya. 

"Kita berkumpul di area taman bermain saja. Nanti sebelum masuk, di depan loket, aku dan Bambam akan menunggu kalian." 

"Apa kamu mau ikut Jen?" "Apa aku boleh ikut?"

Pertanyaan yang dilontarkan oleh Mingyu kepada Jennie terucap bersamaan dengan seorang gadis yang entah sejak kapan sudah berada di belakang para gerombolan Mingyu. Mereka semua tentu menolehkan pandangan mereka dan menemui presensi seorang gadis cantik dengan seragam pas badan miliknya. Tersenyum dengan amat cerah dan melambaikan tangannya ke arah Mingyu. 

"Apa aku boleh ikut? Aku kan juga teman Mingyu oppa," ujar gadis itu dengan suara manisnya. Membuat para orang-orang yang berkumpul di sana meringis. Terutama para gadis. Kecuali Yugyeom dan Dokyeom yang sudah tersenyum sama lebarnya.

"Tentu saja!!" seru anak kembar yang masih setia dengan senyum bodohnya.

"Memang kalian yang akan membayar tiket masuk gadis asing ini?" sinis Chaeyeong sembari merotasikan matanya malas. Tentu saja, kedua anak kembar itu langsung menatap Bambam, sang pemuda kaya nan baik hati. Namun lelaki tampan itu hanya mengendikan bahunya acuh dan menunjuk sang kekasih dengan dagunya.

"Terserah. Tapi kau bayar sendiri," putus Lisa yang sebenarnya juga malas dengan gadis asing itu.

"Tidak apa," ucap Tzuyu masih sama manisnya. Menatap Mingyu dengan senyuman dan mendapatkan balasan berupa senyum tipis teramat manis.

"Bagaimana denganmu, Jen?" tanya Junhoe yang sudah ingin pulang dan segera merebahkan dirinya di atas ranjang kesayangannya.

"Tidak."

Singkat, padat, jelas. Teramat jelas bahkan. Tanpa menunggu lama, setelah menolak, gadis itu langsung melenggang pergi dari kelas tanpa mengucapkan kata pamit. Menghampiri Yuta yang sudah menunggu dirinya dengan tampang dingin namun sangat menggairahkan.

"Bukankah itu hanya akan merusak reputasinya saja?" celetuk Tzuyu secara tiba-tiba. 

Entah bagaimana, gadis itu ikut berjalan ke arah gerbang sekolah bersama Mingyu dan kawan-kawan. Membuat Lisa semakin badmood dan Chaeyoung yang sudah menahan emosi. "Siapa?" tanya Mingyu sembari menyingkirkan perlahan tangan Tzuyu yang mengait lengan kanannya.

The UndergroundWhere stories live. Discover now