12 - Kamu Boleh Jadi Temanku

3 1 0
                                    

Mempunyai sahabat memang tak menjamin bahwa hidupmu akan selalu baik-baik saja, tapi setidaknya, kamu punya seseorang yang menemani melewati masa tidak baik-baik saja itu.

***
Arunika berjalan sendiri ke ruang guru dengan setumpuk buku tugas di tangannya, Abi ingin membantunya, tapi gadis itu dengan cepat menolak, ia butuh pekerjaan untuk mengalihkan segala pikiran-pikirannya.

Memasuki ruang guru, Arunika melihat Bu Tika yang juga menatapnya, guru Sosiologi itu tersenyum yang dibalas senyum samar oleh Arunika.

Setelah menyimpan buku yang dibawanya di meja Bu Ila, Arunika hendak pergi tapi tertahan saat Bu Tika memanggilnya.

"Arunika, bisa Ibu bicara sebentar sama kamu?"

Arunika menoleh, ia menganguk dan mendekat pada Bu Tika.

"Sudah baikan?" Tanya Bu Tika lagi.

"Sudah Bu," jawab Arunika.

Bu Tika tersenyum. "Arunika, Ibu gak tau kamu punya masalah apa sama teman-teman kamu, Ibu cuman mau bilang, kita gak bisa hidup tanpa bantuan orang lain, masa SMA adalah masa di mana kamu semestinya punya banyak teman dan bermain dengan mereka, Ibu gak nyuruh kamu untuk temanan dengan semua orang, tapi kamu bisa lebih baik sedikit dengan mereka selalu peduli sama kamu, nggak selamanya mereka yang bantu karena mengharapkan balasan, kadang ada juga orang yang benar-benar tulus peduli sama kamu," ucapnya tulus.

Bu Tika tahu muridnya ini tidak punya teman, bahkan terlihat enggan punya teman, hanya ada Abi yang selalu menempelinya tapi tak pernah gadis itu anggap kehadirannya, lalu akhir-akhir ini Gio.

Bu Tika hanya tak ingin Arunika melewati masa SMAnya dengan suram, terlepas dari segala masalah yang dilalui, setiap orang berhak bersenang-senang di masa remajanya.

"Iya Bu," jawab Arunika seadanya.

"Kamu tahu kan yang ibu maksud?"

Melihat Arunika kebingungan, Bu Tika yakin gadis itu tak mengetahui atau bahkan tak menyadari orang-orang yang peduli padanya di sekitarnya.

"Abi dan Gio, Arunika!"

"Gio?" Arunika tak mengerti kenapa nama cowok itu juga ikut.

"Kenapa, Gio yang bawa kamu ke UKS kemarin, padahal dia cuma Ibu suruh anterin buku, tapi saat liat kamu pingsan, dia inisiatif sendiri bawa kamu ke UKS."

"Bukannya Abi yang bawa saya Bu?" Tanya Arunika masih tak percaya.

"Bukan, waktu itu Abi sibuk nyari minyak angin, dan Gio tiba-tiba datang dan bawa kamu," jelas Bu Tika.

HABISLAH!!

***

Arunika tak henti-hentinya merutuki dirinya sendiri karena sangat cepat percaya dengan ucapan Abi. Awas saja cowok itu, berani berbohong padanya.

Mengingat bagaimana ia tidak menghiraukan Gio kemarin, Arunika lompat-lompat sendiri di tempatnya.

Apa yang akan cowok itu pikirkan tentangnya sekarang, setelah menggendongnya ke UKS, bahkan mendekapnya saat menangis, tapi Arunika sama sekali tak pernah mengucapkan terimakasih.

ArunikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang