Prang!
Suara hentak kaki berlari cepat pun terdengar menghampiriku yang berada di dapur, lengkap dengan keringat mulai membasahi seluruh tubuhku bahkan deru napas ikut mulai memberat.
Tangan kananku berusaha menopang pada meja makan dengan kuat, sedangkan tangan kiriku memegangi perut sesekali mengelusnya.
"ASTAGA! SAYANG!!"
Suamiku segera mendekat, merengkuh tubuhku yang bahkan terasa sangat lemas dengan kedua kaki sudah gemetar.
"Perutku ... s-sakit Shouyou-kun ..."
Ia pun mengelus perutku dengan lembut, berusaha membantuku untuk duduk di kursi samping meja makan.
Namun, gerakannya seketika terhenti ketika melihat setetes darah di sela kakiku, membuatnya langsung membulatkan mata sempurna dan menggendong tubuhku tanpa banyak bicara.
"Kita ke Dokter sekarang!"
Tidak menunggu jawabanku, ia berjalan dengan cepat untuk membawaku masuk ke dalam mobil dan memasangkan sabuk pengaman.
Setelah memastikan aku dalam posisi aman, suamiku kembali berlari ke dalam rumah untuk mengambil tas perlengkapan melahirkan yang sudah ia siapkan beberapa waktu lalu.
Kedua kakinya bergerak cepat, kemudian mengunci rumah dan langsung ikut masuk dalam mobil untuk melajukan ke Rumah Sakit yang biasa kami kunjungi ketika melakukan pemeriksaan.
Sesekali ia melirikku karena mulai meringis, sebelah tangannya mengusap keningku yang berkeringat semakin banyak.
"Hampir sampai, tunggu sebentar lagi, sayang!"
Sebelah tangan itu perlahan turun mengelus perutku, terlihat ia menggigit bibir bawahnya tidak sabaran ketika lampu merah memaksa mobil kami untuk berhenti.
"Tunggu sebentar ya, anak Papa yang pintar!"
Aku hanya diam tidak menjawab, hanya balik menatapnya yang terlihat begitu khawatir ketika menyetir.
Untung saja setelah melewati persimpangan kini kami sampai di Rumah Sakit, bahkan suamiku sudah kembali menggendong lalu meminta perawat sedang berjaga agar membawakan brankar dengan segera.
Pihak Rumah Sakit yang melihat tentu saja tidak menunggu lama, mereka cekatan melayani kami dan langsung membawaku ke ruang persalinan untuk melakukan beberapa pemeriksaan terlebih dahulu.
Sedangkan suamiku ikut berlari di sampingku yang terbaring di atas brankar, tangannya menggenggam dengan sangat erat.
"Sayang, aku yakin kalian bisa melewati ini semua!"
Aku mengangguk, membalas ucapan suamiku dengan senyuman tipis.
Perutku bahkan sudah terasa mulas sekali, seakan ada sesuatu di bawah sana yang terus mendorong begitu kuat.
"Maaf, Tuan. Anda mau menunggu di luar atau---"
"Ikut masuk!"
Tanpa menunggu jawaban perawat, suamiku sudah melangkah cepat mengikuti kami.
Wajahnya begitu khawatir, keringat terlihat membasahi pelipisnya. Ia semakin menggenggam tanganku dengan erat, perlahan mengecup keningku disertai bibir yang gemetar.
"Aku di sini, ada untuk berjuang bersama kalian. Semangat ya, para kesayanganku!"
♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMI : Hinata Shouyou ✔
Fanfiction【 SUAMI SERIES #01 】━━ ❝Pria bersurai jingga itu suamiku, Hinata Shouyou.❞ © HAIKYUU, HARUICHI FURUDATE © DACHAAAN, 2021