[Linimasa Kedua]
Tidak ada siswa SMP Mizo yang tidak memiliki kontak [Fullname].
Bisa dibilang, namamu adalah nama wajib di daftar kontak selurus siswa SMP Mizo – dari murid pendiam yang tidak punya teman sampai para 'berandal'. Semua wajib memiliki nomor ponselmu, tidak ada yang terkecuali.
Alasannya simpel.
Kamu diakui di Geng Tokyo Manji. Bukan hanya sebatas nama lain yang dihitung sebagai 'bagian' dari Toman namun dikenal dan memiliki peran.
Yah, walau peranmu tidak lebih dari sekadar medis dadakan setiap tawuran.
Kau itu dikenal lemah – sangat lemah. Biasanya pun hanya sekadar jadi 'babu' untuk teman-temanmu yang bisa dibilang pentolannya Divisi Pertama.
Pada dasarnya, kamu disegani bukan karena dirimu sendiri tapi karena teman-temanmu. Kamu juga satu-satunya siswa Mizo yang berhasil masuk Toman.
Sebuah julukan kecil yang digunakan siswa Mizo untukmu. 'Anjing Penjaga Mizo'. Kau orang pertama yang akan dikontak orang lain kalau misalnya mereka terlibat masalah dengan dunia tengkar-tengkaran.
"[Surname]-senpai!"
Kamu mengerjap, menoleh agak terkejut dari buku di tanganmu. Sore hari itu kau sedang berada di atap – tempat yang diketahui warga sekolah sebagai wilayahmu.
Walaupun kau dikenal sebagai 'malaikat' yang tidak bisa apa-apa di Toman, kenyataan bahwa kau adalah anggota yang diakui Toman merupakan sesuatu yang tidak bisa disanggah. Bagi orang awam, itu sudah cukup menakutkan.
Tidak pernah rasanya kamu membuat klaim bahwa atap itu tempatmu, namun tidak ada yang berani naik ke atap lagi setelah kau sering menghabiskan waktu di sana.
Keberadaan orang lain di 'tempatmu' yang disusul dengan sebuah panggilan kepada namamu hanya berarti dua kemungkinan – ada berandalan yang cari gara-gara dengan mendatangi Mizo, atau ada yang butuh bantuanmu.
Kamu mengharapkan hanya yang kedua. Anggota Toman di tempat ini hanya dirimu. Kalau ada yang cari gara-gara, ribet juga mau menghubungi teman-temanmu yang lain. Kamu tidak yakin Chifuyu atau Raiden akan mau kau minta tolongi datang dadakan begini.
Yah, mungkin ketua divisi-mu akan segera mengebut kemari, 'sih. Kapan memangnya seorang Baji Keisuke melewatkan sebuah kerusuhan yang bisa jadi alasan untuknya baku hantam?
Dengan pemikiran seperti itu di benakmu, kamu menyimpan novel thriller yang sedang kamu baca itu di saku dalam jaketmu setelah menandainya dengan pembatas buku dan berdiri.
Kau berjalan ke sisi bangunan kecil yang dibuat diatas tangga penghubung ke bagian dalam gedung – dirimu memang sedang berada di atasnya, tempat favoritmu untuk membolos dan membaca.
Bisa disimpulkan dari caranya memanggilmu bahwa dia adalah seorang adik kelas, tapi kau tidak mengenalinya. Alismu kau naikkan satu, namun kau tersenyum ke arahnya sambil melambai singkat.
"Kau siapa, ya?" Tanyamu ramah, melompat turun agar bisa berhadapan langsung dengannya. "Ada perlu apa denganku?"
Adik kelasmu itu dengan gugup langsung membungkuk, "Sa– salam kenal, [Surname]-senpai! Aku Yamamoto Takuya dari Kelas 2-3. Maaf karena sudah mengganggu waktu Senpai begini!"
Kamu berdehem pelan, memperhatikan sekilas pemuda berambut pirang panjang itu. Wajahnya babak belur, tangannya pun penuh lebam. Matamu menyipit, sisi gelapmu mendesis.
Siapa.
SMP Mizo adalah wilayahmu. Penghuni SMP Mizo adalah orang-orang yang ada dibawahmu. Kalaupun ada yang membuat mereka sampai begini, hanya kau yang boleh melakukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HYPOCRITE.
Fanfiction[Male Reader x Sano Manjirou] [Name] itu bukan siapa-siapa di Geng Tokyo Manji, hanya seorang 'babu' dari sirkel teman dekatnya, dikenal sebagai anggota Divisi Satu yang tidak bisa berkelahi. Laki-laki yang tinggi, tampak berisi, namun lemah - selal...