Happy national best friend day all🥰
Mau ngucapin apa sama sahabat kalian?😳💜
Note : ini sepecial part😊
.
.
.
.
.
.30 Juli, hari dimana persahabatan nasional di rayakan, mungkin bagi yang merayakan. Karena menemukan sahabat yang sesungguhnya itu sangat sukit.
Hari yang sangat sepecial untuk orang-orang yang telah mendirikan sebuah kata persahabatan.
Tiga buah kotak kecil yang masing-masing berwarna ungu, hijau, dan merah jambu sudah Bella susun rapi di dalam paper bag. Yang pasti dengan isi yang berbeda-beda.
Kakinya melangkah menuju kelas dengan lihai. Senyumnya tidak pudar sedari tadi, "selamat hari persahabatan bestie-bestie gue."
Febi dan Karin menyambut kedatangan Bella dengan sangat bahagia. Tapi, tidak dengan Nadia. Gadis berambut ikal itu lebih sibuk dengan ponselnya.
"Buat Febi," Bella memberi satu kotak berwarna ungu, karena Febi sangat menyukai warna itu. Yang pastinya langsung di terima oleh sang empu.
"Buat Karin," kalau buat Karin yang warnanya hijau.
"Yang ini buat Nadia."
Nadia tidak merespon, jangankan merespon melihat saja tidak. Tatapannya tidak teralihkan dari layar ponsel.
"Nad." Panggil Bella.
Nadia menaikan sebelah alisnya, "nih, selamat hari persahabatan." Ujar Bella dengan senyuman manis.
"Makasih." Tidak menerimanya, tetapi justru meninggalkan tempat duduknya. Entah perginya kemana.
Perlahan Bella memudarkan senyumnya, setiap tahun pasti ia dan ketiga sahabatnya akan bertukar kado. Namun tidak untuk kali ini. Karena Bella tidak bertukar kado dengan Nadia.
Pasti karena semalam, Bella sudah menebaknya. Lebih baik Bella mendengar ocehan tidak jelas Nadia dari pada harus di diamkan seperti ini.
"Nggak papa, nanti coba ngomong." Febi berusaha menenangkan, yang diangguki oleh Karin.
Frenship day tahun ini sangat berbeda, karena tidak semanis frenship day tahun sebelumnya.
Nadia berubah hanya karena satu lelaki, mungkin ini juga kesalahan Bella karena tidak berterus terang.
"Tetep jadi sahabat gue ya kalian." Ujar Bella menatap Febi dan Karin secara bergantian. Mungkin jika ada Nadia disini Bella Bella akan lebih dahulu memeluk Nadia, karena itulah yang Bella lakukan setiap frenship day.
Febi dan Karin mendekat, memeluk erat tubuh Bella. Rasanya ada yang kurang, karena salah satu dari mereka tidak hadir.
"Sayang bangett pokoknya!" Ujar Karin. Ketiganya berpelukan dengan berbagi rasa sayang.
"Lope sepuluh kebonn." Kata Febi, lalu ketiganya tertawa renyah. Beruntung tidak ada seorang pun di dalam kelas selain mereka bertiga, karena yang lain masih menonton pertandingan basket di lapangan.
"Ck! Tega banget!" Nadia kembali dengan membawa paper bag di sebelah tangannya.
Bella mendekat ke arah Nadia yang berdiri di ambang pintu. "Nad, Gue bisa jelasin."
Nadia menatap Bella dengan tatapan dongkol. "CEPET JELASIN POKOKNYA!" Nadia menarik lengan Bella untuk duduk pada bangkunya.
Bella menarik nafas terlebih dahulu untuk memulai pembicaraannya. "Gue dijodohin sama Azka."
"Awalnya Gue nolak, tapi Gue tetep nggak bisa nolak karena ayah bersih keras buat jodohin Gue sama Azka."
"Gitulah, kurang lebihnya Gue minta maaf pokonya sama kalian semua, karena dari awal Gue nggak bisa terus terang."
Bella menatap Nadia serius. "Terutama sama Lo Nad, Gue bener-bener nggak bermaksud buat nikung Lo."
Nadia memutar matanya malas, "apaan sih, Gue itu masih berharap belum memiliki. Tapi sayangnya udah diambil Lo duluan." Ucap Nadia sengaja dengan wajah kesal.
"Maaf."
"Huhftt, gapapahhh."
"Selamat hari persahabatan curut-curut kuhhh!" Nadia memeluk ketiga sahabatnya dengan erat.
Bella terharu sampai hampir nangis, matanya sudah memerah. Ia tidak bisa berlama-lama berpisah dengan salah satu sahabatnya.
"Maaf ya..."
"Kita maapin Bel ealahhhh."
"Mana kado buat Gue bawa sini!" Nadia merebut kado yang semula ditolak.
"Nih."
"Makasihh plennn."
Lanjut terus yaa jangan sampe engga!😳💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Bellazka
Novela JuvenilAzka itu dingin. Bella itu bobrok. Bagaimana jika dua manusia yang saling membeci satu sama lain harus disatukan? Apalagi disatukan dalam sebuah ikatan yang sah, seumur hidup sekali. Menikah dengan orang yang sama sekali tidak pernah terpikirkan ole...