⟨33⟩ 'Lost in the forest

262 41 24
                                    

Vote jangan lupa ya...Komen juga nggak papa

.

.

"Aku menyukaimu Jehan"

Kalimat itu lagi-lagi berputar bagaikan gangsing di kepala Taehyun. Saat ini ia menatap langit-langit tenda dalam diam. Kejadian semalam benar-benar membuat dirinya tidak bisa tidur dengan tenang.

"Apa yang terjadi padaku!" Batinnya sambil menarik nafas kuat seraya menutup kedua matanya dengan lengan "Kenapa aku memilih diam semalam bukannya segera pergi dari sana?" batinnya. Keputusan untuk mencari keberadaan Jehan semalam benar-benar berakhir menciptakan penyesalan dalam dirinya.

Ia bangun dari baringan lalu menunduk menatap layar ponselnya yang menunjukkan pukul lima pagi. Menoleh ke samping kiri tepat dimana atensinya jatuh pada punggung seseorang. Menatapnya cukup lama dalam diam "Apakah mereka benar-benar sudah....." Taehyun mengepalkan telapak tangannya lantas menghela memilih bangkit dan keluar dari tenda.

Udara dingin nan menyejukkan di pagi hari bersama basahnya embun di rerumputan menjadi hal pertama yang Taehyun rasakan. Ia diam melirik keseluruhan penjuru lokasi yang masih terlihat sepi dan gelap "Aku butuh menenangkan diri sekarang" ujarnya lalu berjalan menjauh dari tenda.

.

.

.

Suara kicauan burung serta suasana yang mulai ramai kini menjadi pemandangan yang Jehan tangkap. Banyak dari mereka yang kini terlihat sedang sibuk menyalakan api bahkan kepulan asap yang menciptakan aroma sedap dari masakan yang mereka buat menyambangi indera penciumannya.

"Hoam. Selamat pagi dunia" Seru Gyuri sambil merenggangkan seluruh otot tubuhnya. Ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku sembari menghirup udara pagi "Hah, segar sekali. Oh, Jehan kau sedang apa?" ia bertanya sembari mendekati gadis itu yang tengah mencicipi sesuatu di sana.

Jehan mendongak dan mendapati Gyuri yang berdiri disampingnya. Ia tersenyum "Kau sudah bangun rupanya. Aku mencicipi masakan untuk sarapan nanti"

"Kenapa kau tidak membangunkan aku jika ingin memasak?" Gerutu gadis bersurai panjang tersebut.

"Aku tidak tega membangunkanmu. Kau terlihat nyenyak sekali tadi"

"Tapikan aku juga ingin membantumu. Tapi kau malah masak sendirian" Ujarnya dengan bibir manyun dan kedua lengan yang terlipat membuat Jehan yang melihatnya tak kuasa menahan kekehan.

"Tidak masalah lagipula ini masakan simpel hanya satu orang sudah cukup. Lebih baik kau cepat cuci muka dan gosok gigi selagi aku menyiapkan sarapannya"

"Hm, baiklah kalau begitu"

Gyuri-pun pergi meninggalkan Jehan yang kini mulai mengangkat masakannya. Meletakkan di atas meja yang terbuat dari batang kayu kemudian beralih menata alat makan di sana. Bersamaan dengan kesibukannya itu seseorang datang mendekatinya. Sejenak menarik senyum miring lalu memasukkan kedua tangannya ke dalam saku kemudian berjalan mendekati Jehan yang sedang memindah masakannya ke dalam mangkuk plastik.

Dugh

"Akhhh" Jehan mengerang ketika kuah panas itu tumpah dan mengenai tangan kirinya. Rasa panas dan perih merambat ke seluruh jaringan epidermis-nya. Jehan langsung mendongak memandang sang pelaku yang terlihat sedang tersenyum sinis.

"Oh! Astaga maafkan aku. Apakah itu sakit? Aku tidak sengaja" Ujar Elsa dengan raut wajah yang dibuat-buat.

Jehan menahan untuk tidak meringis dan sesekali maniknya melirik kesemua orang yang kini tengah menatapnya tanpa berniat membantu. Ia hendak pergi namun langkahnya terhenti ketika seseorang datang mendekatinya dengan wajah cemas.

ETHEREAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang