Start write from 2020 and revisi never end
Di dalam suatu klub malam , hingar bingarnya tak membuat sosok yoongi yang biasanya sangat suka kesepian beranjak pergi. Entah sudah berapa gelas minuman alkohol itu di teguknya . Matanya juga sudah memerah dan terlihat kuyu.
"yoongi Hyung. bangun , ayo pulang". sosok yeonjun menarik lengan yoongi untuk berdiri, namun pria pucat itu masih duduk menikmati minuman .
"kau tidak ingin duduk dulu?". Tanya yoongi
"hyung, ayo cepat pergi sebelum ada yang tau siapa dirimu". bisik yeonjun.
yoongi justru tersenyum miring menatap temannya dengan sangat tajam , "kau pikir untuk apa aku membiayai hacker seperti dirimu, kalau kau tidak bisa melindungiku? tidak akan ada yang mencemarkan namaku selama ada dirimu".
yeonjun menatap yoongi pilu. "hyung, aku tau tapi tidak selamanya aku berhasil meretas sosmed yang terpampang fotomu. ayolah".
"aku akan minum sebotol lagi lalu ayo kita bersenang senang dengan beberapa gadis".
"Ahhh hyung". yeonjun mulai kesal sekarang, dia menarik gelas yang hendak yoongi minum . "aku mungkin bisa membantumu dan teman temanmu dengan meretas jaringan , tapi tak bisakah kau menyelamatkanku dari kemarahan appaku? aku bisa mati hyung".
yoongi terkekeh geli , "setidaknya namjoon lebih beruntung karena tidak pernah mendapat omelan appamu".
oh ya , itulah kenyataannya , si pintar yeonjun dan namjoon adalah saudara. yoongi yang mengenal yeonjun dengan IQ lebih tinggi dari pada namjoon, dia dan yeonjun berteman begitu lama jauh sebelum yoongi mengenal namjoon .
jadilah mereka saat ini bekerja sama membantu mengatur sosmed bts agar terbebas dari yang namanya hacker cap kacangan, belum lagi para haters yang sengaja membuat akun palsu dan menyebarkan berita tak mengenakkan , ah mereka harus menghadapi keajaiban otak yeonjun dan kecepatan tangannya. mari lupakan sejenak bagaimana kedua pemuda itu masih sibuk berdebat disana .
sinar mentari pagi masuk melalui jendela kamar namja manis yang sedang tertidur dengan sangat damai .
jimin mengerjapkan matanya yang bengkak karena semalaman menangis, tubuhnya lemah karena menahan pusing , tidak lupa bibir tebalnya yang biasanya ranum kini justru memucat .
"Jimin sayang". suara hee ae mengejutkan jimin , eommanya masuk membuka pintu kamarnya, dan berjalan masuk, "kau akan terlambat sayang".
"eom.ma". suara parau jimin mengejutkan Hee Ae , langkah hee ae di percepat masuk mendekati ranjang jimin, tangannya yang lentik menyentuh dahi mulus namja manis itu.
"Jimin ah. sayang . kau sakit?".
Jimin berusaha membuka matanya , namun kepalanya terasa berputar. "tidak .hanya sedikit pusing".
"tidurlah hari ini istirahat saja , aku akan bilang appa untuk ijinmu pada paman sejin".
"Aniya eomma , aku bisa".
hee ae menatap jimin tajam , kesal dengan jimin yang mulai tidak menurutinya.
jangan lupakan juga hormon hamil yang di alami hee ae membuat wanita itu mudah sekali terbawa perasaan. jimin menghela nafasnya , ketika melihat sang eomma masih berdiri dengan mata berkaca kaca.
"baiklah eomma aku akan beristirahat".
seketika hee ae sumringah , dia memutuskan duduk di samping jimin yang masih membaringkan tubuh mungilnya .
"kau terlalu memaksakan dirimu sayang". jimin tersenyum manis saat tangan lentik itu menyibakkan rambut dari dahinya kemudian mulai membelai rambut hitamnya. "eomma akan membuatkan bubur, makan dulu ,minum obat lalu tidur".
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beautiful Asisten✅(Jikook)
FanfictionBagaimana rasanya menangis tanpa suara? Jimin mampu bertahan sampai akhir bersama luka hati yang masih terpendam . Dia tidak berniat menyembuhkan luka itu , sampai pada akhirnya Jimin yang menyembuhkan luka hati orang lain . Jimin yang lembut dan p...