05. Peringatan

129 45 33
                                    

Malam sudah tiba, waktu yang paling dinantikan oleh Aurel karena tidak ada yang bisa menganggunya. Saat ini dia sedang bersantai menonton serial Netflix nya di ruang keluarga sambil menunggu adiknya pulang.

Aurel teringat dengan jaket Yuda yang dia pernah bawa pulang tapi belum dikembalikan ke oknumnya. Aurel beranjak ke kamarnya, melipat jaket Yuda dan menyimpannya di meja ruang tamu agar dia ingat ingin mengembalikannya.

Tiba-tiba jaketnya dilempar kebawah oleh adiknya, "Kakak gak usah ketemu lagi sama Yuda!"

"Sabian!? Muka lu kenapa?" Aurel terkejut melihat adiknya tiba-tiba datang melempar jaket dan mukanya yang lebam.

"Jangan alihkan topik! Pokoknya kakak gak boleh ketemu sama Yuda!"

"Jelasin dulu kenapa muka lu bisa kayak gini!" Sabian berdecih dan menceritakan apa yang terjadi tadi.

Saat ini mereka; Yuda, Bumi, dan Sabian sedang berada di halaman belakang Bumi, mereka sebenarnya ingin di cafe tapi mereka malas mengeluarkan uang jadi akhirnya mereka disini.

"Bian, lu tahu gak? Tadi pas dikelas Yuda jadi gila."

"Dari dulu 'kan memang gila tuh anak," Yuda melemparkan kacang ke jidat Sabian. "Sopan ke yang tua."

"Aduh, maaf kakek udah gak sopan ke orang gila." Yuda memutar bola matanya. Harus banyak bersabar menghadapi temannya yang tidak punya akhlak, padahal dirinya sendiri tidak punya akhlak.

"Yuda gila karena gebetannya, dasar bulol." Lanjut Bumi

"Emang gebetannya siapa?"

"Aurel, kelas IPA 3-1." Yuda melihatkan foto Aurel yang pernah dia ambil secara diam-diam, Sabian terdiam sesaat dan langsung memukul pipi Yuda dengan keras, "Lu napa pukul gue!?"

"Lu napa suka sama kakak kembar gue!? Kan gue dulu pernah bilang jangan naksir sama kakak gue!"

"Mana gue tahu dia kakak lu! Lu gak pernah tunjukkin mukanya!"

"Supaya lu gak naksir sama dia!"

"Udah terlanjur," Yuda dipukul untuk sekian kalinya, Yuda tidak terima di pukul jadi dia membalasnya lebih keras dan terjadilah adegan baku hantam.

Sedangkan Bumi sedang asik sendiri makan kacang sambil melihat Yuda dan Sabian bertengkar, kapan lagi dia bisa melihat adegan baku hantam tepat di depan mata.

"Jangan pernah deketin kakak gue lagi!" Sabian segera beranjak pergi keluar diikuti Yuda karena sudah malas berada disini, meninggalkan Bumi yang sedang marah-marah karena harus membersihkan sampah di halamannya sendirian.

"Gak perlu pake kekerasan juga, kalo ibu sama ayah tahu nanti lu dihukum." Aurel berkacak pinggang, menasehati adik kembarnya.

"Biarin, siapa suruh dia naksir sama kakak. Nanti kakak ditinggalin seperti mantan lu dulu."

Aurel berdecih, malas membahas soal beginian, "Mending lu obatin luka lu dulu, nanti gue bawain makanan ke kamar lu."

Sabian menganggukkan kepalanya dan mengambil jaket Yuda yang ada di lantai, "Jaketnya biar gue yang kembaliin supaya lu gak ketemu sama dia."

Sabian pergi ke kamarnya sedangkan Aurel sedang memanaskan makanan yang tadi ia buat. Selesai memanaskan makanan, Aurel mengantarkannya ke kamar adiknya.

Aurel melemparkan badannya di kasur dan lanjut menonton Netflix. Saat di pertengahan film, Sabian membuka pintu kamarnya setengah dan memunculkan kepalanya. "Belum tidur?"

"Sudah." Jawab Aurel membuat Sabian menganggukkan kepalanya.

"Kirain belum, gue mau kembali ke kamar." Bilang ingin ke kamar tapi dia malah masuk ke kamar kakaknya.

"Belum tidur, 'kan?" Tanya Sabian lagi untuk memastikan.

Aurel membanting hp nya di kasur, "IYA, SABIAN! Lu gak lihat mata gue belum ketutup!?"

"Sudah ketutup sama dosa." Canda Sabian membuat Aurel makin kesal dengan adiknya.

"Sana lu, jangan suka mengganggu seperti Yuda."

Bicara soal Yuda, Sabian teringat dengan tujuan awalnya datang kesini, "Kakak juga jangan suka Yuda, dia gak baik."

"Jangan ngejek teman lu, gak baik."

"Tahu, tapi serius. Yuda gak baik untuk kakak. Takutnya nanti Yuda ninggalin lu seperti mantan kakak."

Aurel berdehem, "Lu ke kamar aja, tidur baru besok antar gue pagi-pagi lagi." Sabian menganggukkan kepalanya dan pergi menuju kamarnya.

Aurel menjeda serial Netflix nya, melihat ke luar jendela sambil menghela napas pelan. 'Kalo udah terlanjur suka, bagaimana?' Batinnya

-

TBC

Hujan || Yeonjun ft. ArinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang