Photo di atas itu Shiina. cantik banget kannnnnn. Mirip sama yang bikin cerita ini deh. hahahahahaha- stop ketawa.
Enjoy this story please!
••••••••••••••••
Revo pov
Semenjak aku memutuskan hubungan dengan Shiina, aku selalu menjaganya dari jauh tanpa sepengetahuannya. dan sengaja setiap ia mau mendekati ku, aku memanggil para cewe centil untuk bermesraan bersamaku.
Aku tau dia hancur, tapi aku yakin ia akan kembali dengan utuh tanpa perlu mencintaiku. mencintai ku hanya akan membawa masalah padanya. Dan saat kuliah nanti aku sudah memutuskan kuliah di amerika, aku tidak mau ia menangis melihat ke pergian ku, jadi mulai detik ini aku akan membuatnya membenci ku perlahan.
Namun yang memebuat ku sebal, ia dekat dengan cowo lain yang bernama Altar. aku memang menginginkan ia menjauh dari ku, tapi bukan berarti ia boleh dekat dengan lelaki lain dan tertawa bersamanya. tidak sampai aku juga bisa melupankannya. sebelum aku bisa melupakannya, tawa itu milikku. senyum itu milikku. Dia adalah bidadari. dan bidadari itu milik ku.
Namun apa yang bisa ku perbuat? Aku harus menerima, bukankah aku bernuat memutuskan perasaan ku? Aku sekarang mengerti dengan kata kata 'move on itu tidak mudah'.
"Revo, ayo makan dulu, jangan kebanyakan bengong,"
Suara lembut itu menyadarku dari lamunan tentang Shiina dan Altar.
"Iya, ma,"
Kami makan dalam hening tanpa pembicraan, tanpa suasana hangat dan tanpa saling bercerita pengalaman seperti keluarga pada umumnya.
Ayah yang makan dengan tenangnya, dan mama yang hanya tersenyum masam. ya, aku tau kenapa mama seperti ini, karena tidak ada kehangatan diantara kita.
Karena mama dan ayah menikah dan mempunyai anak karena paksaan. mama mencintai ayah saat ini, namun ayah tidak. ayah memang tidak menyukai wanita lain ataupun berselingkuh, namun dia tetap tidak mencintai mama entah karena apa. Namun itu yang mama ceritakan.
Mungkin ini yang membuat ku kurang peka, tidak berperasaan dan dingin. karena aku kurang kehangatan. Karena terbiasa akan susana yang dingin. di saat aku mendapat kan perhatian, kehangatan dan kasih sayang dari seseorang, itu membuat ku asing dan beranggapan tidak suka.
Namun sesungguhnya aku menyukai itu. Tapi entah kenapa aku selalu membuat nya sakit karena ku dan menangis. aku tau ia menangis di cafe malam itu.
Sekarang aku sadar aku telah jatuh ke lubang yang paling dalam. jatuh hati.
_______
Shiina pov
Menjengkelkan. menyebalkan. kesal. marah. bingung. Gelisah. Bercampuk aduk dalam perasaan ku saat ini.
Aku sudah menyelesaikan misi bermesraan dengan Altar, tapi dia gak ada tanda-orang cemburu. malah cuek aja. Pengen nonjok dinding sampai retak rasanya.
"Na? Gue dari tadi ngomong lo gak denger?"
Aku menoleh ke arah samping ku. lelaki yang saat ini sedang dektat dengan ku, Altar.
"Eh? Denger lahh... lo bicarain kucing lo yang imut itu kan?" Seinget ku dia punya kucing, dan jawaban ku ini ngasal parah.
"Sejak kapan gue punya kucing? Kelinci, bukan kucing, ahahahaa... tuh kan lo gak denger omongan gue, sibuk mikir siapa sih? Mikirin gue?"
"Hish! Pede!"
Aku kembali melangkah ke arah taman. aku sedang jalan-jalan bersama Altar. dia yang mengajakku, awal nya aku males banget, tapi dia nya maksa, yaudah deh terpaksa bangun dari surga ku yang empuk, bisa juga di sebut kasur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transfrom a cold soul
RomanceMemadamkan api itu sulit. Apalagi jika sudah mulai membesar. Same as you, merubah kamu itu sulit. _______________________________ LAGI DALAM MASA DI EDITING AGAR LEBIH NYAMAN KETIKA DIBACA. Sumpah ini alay se alay alay nya. Ga boong.