13.Siapa?

4.9K 368 10
                                    

Haii👋🏻jangan lupa Vote sebelum membaca!!❤
Terima kasih udah mau setia sama lapak aku dan selamat datang untuk readers baru❤
Enjoy guys!!

~Happy Reading~
♡'・ᴗ・'♡

◾️◾️◾️◾️◾️

Semenjak kejadian dimana Lakes mengantar Lewellyn pulang,Lakes terus saja mencari kesempatan agar keberadaannya dinotice oleh Lewellyn.

Amber sampai saat ini juga belum ada kabar,sudah mau seminggu.Daiva selalu saja mengajak kedua sahabatnya untuk menjenguk Amber tapi Lewellyn selalu menolak seakan akan ada yang dia ketahui dibalik ketidak hadiran Amber.

Sedangkan Leon semakin hari semakin banyak menghabiskan waktunya di luar rumah tidak seperti biasanya,tanpa sadar ada hati yang dia goreskan luka.

Jumat pagi,Lewellyn bangun dari tidurnya bersiap akan ke sekolah.

Menuruni anak tangga satu persatu,sampainya di lantai dasar dan menuju ke meja makan sampai di meja makan dia dapat melihat Leon ada di sana sendiri.Sedangkan ayahnya pasti sudah berangkat bekerja.

"Pagi Calli"sapa Leon

Lewellyn melirik Leon,tanpa membalas sapaan sang kembaran.

"Kenapa gak di bales?"tanya Leon,dari nada bicara dia sedikit kesal

"Ck,perlu?"Lewellyn menatap Leon malas

"Lo kenapa si akhir akhir ini selalu jutek sama gue?"tanya Leon akhirnya,dia merasa akhir akhir ini Lewellyn seperti menjaga jarak darinya

"Gue emang gini"jawab Lewellyn seadanya

"Tapi biasanya ga ke gue"balas Leon

"Leon!Masih pagi,jangan ngerusak mood gue!"tekan Lewellyn,gadis tersebut menatap sengit Leon

"Gue cuman nanya Lewellyn!!"ucap Leon sedikit berteriak

Brak

Lewellyn memukul meja makan dengan sangat kuat menggunakan sendok yang dia pakai sarapan,akibat perbuatannya itu meja makan yang di lapisi kaca tersebut pecah dan melukai tangannya.

Leon terkejut dengan perbuatan Lewellyn,dia dapat melihat wajah kembarannya memerah menahan emosi.

"Leon sialan"umpat Lewellyn

"Lewellyn"tegur Leon

"Apa?Lo mau apa?jawaban gue?"tanya Lewellyn

"Haha,lo lucu banget.Lo yang bikin keadaan kayak gini dan lo gak sadar?"ucap Lewellyn tajam

Leon menatap aneh Lewellyn,dia tidak mengerti sama sekali apa maksud Lewellyn.

"Maksud lo?"

"Dasar bodoh"umpat Lewellyn,setelah mengatakan hal tersebut Lewellyn berjalan keluar dari rumahnya dengan darah dari tangannya yang terus becucuran.

Leon melihat darah Lewellyn tentu panik,bagaimana pun kesalnya dia terhadap Lewellyn tidak bisa di pungkiri rasa sayang lebih dominan.

"Calli,tanga lo berdarah"teriak Leon tapi dihiraukan oleh sang empu

Lewellyn terus berjalan keluar dari rumahnya tanpa menjawab satupun teriakan teriakan Leon.

Merasa Leon mengejarnya dengan sedikit berlari Lewellyn masuk ke dalam mobilnya dan menacapkan gas menuju sekolah dengan tangan yang masih berdarah.

Tak ada ringisan kesakitan yang keluar dari mulutnya.Gadis ini memang luar biasa.

Sampainya di sekolah,sebelum dia turun dari mobilnya dia membersihkan darah tanganmu dengan lap tangannya.

RULERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang