Chapter 20

37.6K 3.5K 18
                                    

Renata menatap rumah megah didepannya dengan senyum yang lebar. Ternyata bekerja sampingan menjadi pengurus Andreas sangat menguntungkan baginya. Arjuna tak segan-segan memberikan gajinya sesuai yang dia mau.

Walaupun Renata sempat canggung karena kejadian malam itu, namun Renata tidak ambil pusing. Dia sebisa mungkin mengabaikan semuanya demi bisa membantu kedua orang tuanya di Bandung.

Hari ini tepat sebulan Renata menjadi pengasuhnya Andreas. Bocah itu nampak senang dan jadi lebih tersenyum, teman-temannya disekolah juga tidak lagi mengusik Andreas seperti terakhir kali.

Malahan Renata sering meyuruh Andreas untuk mengundang teman sekolah bocsh itu kerumahnya, biar lebih dekat dan Andreas juga lebih bisa berbaur. Arjuna menurut saja, toh Andreas juga nampak senang.

Seperti hari ini, Andreas berkata bahwa temannya sudah berada dirumah sejak jam pulang sekolah tadi. Maka dari itu saat pekerjaan sudah selesai tepat pukul 5 sore, Renata langsung beranjak pergi dan disinilah dia sekarang.

Para asisten rumah tangga menyambut kedatangan Renata seperti perempuan itu adalah istri Arjuna. Karena Arjuna belum pernah bahkan tidak pernah mengajak perempuan ke rumah, dan juga beberapa perlakuan spesial yang Arjuna kepada Renata membuat beberapa asisten rumah tangga berasumsi bahwa mereka sebenarnya memang ada hubungan.

"Kak Renaaa." Andreas berseru saat indranya menatap Renata berjalan kearahnya.

"Halo boy, lagi pada ngapain ini?"

"Lagi ngerjain tugas kak, sini deh lihat gambar El. Bagus ga." Andreas meraih tangan Renata untuk berjalan kearah sofa, bocah itu menunjukan gambar yang baru saja dia selesaikan.

Renata melihat gambar yang Andreas tunjukan, senyumnya mengembang, bagus juga Renata tidak menyangka jika Andrea memiliki bakat bagus seperti ini.

"El suka gambar?" Mata Andreas berbinar, kepalanya mengangguk senang.

"Iya, El suka."

"Bagus, belajar terus ya siapa tahu bisa jadi pelukis hebat nanti."

Andreas kembali mengambil gambarnya dan meneruskan kegiatannya.

"Nih kak Rena bawa buah buat kalian, kak Rena cuci dulu ya biar kalian bisa makan."

"Iya kak makasih banyak."

"Baik-baik ya jangan berantem."

Renata tersenyum lantas dia mengambil alih dapur Arjuna untuk mencuci buah yang dia bawa.

"BI tolong ini buahnya disimpen aja di atas meja. Yg ini biar buat anak-anak." Renata meletakan buah dalam tempat khusus yang sudah dia pisahkan untuk Andreas dan teman-temannya.

"Baik Bu." Bi Anum mengangguk lantas dia beralih pergi meninggalkan dapur, Renata sebenarnya sedikit geregetan dengan isi dapur Arjuna. Memang si isi kulkasnya dan lemari penyimpanan makanan cepat sajinya penuh tapi semua makanannya itu tidak semuanya sehat.

Bahkan tak jarang juga beberapa bungkus spaghetti turut menempati lemari penyimpanan itu.

Yang Renata tahu Andreas tidak terlalu menyukai makanan seperti itu. Semenjak ada Renata Andreas jadi lebih suka minta dibuatkan makanan yang lain. Seperti ayam kecap, rendang, atau bahkan nasi uduk.

Renata mulai menata beberapa sayuran yang dia beli di supermarket tadi kedalam kulkas. Sekali-kali mencekoki Arjuna dan Andreas makan sayur buatan dirinya tidak akan jadi masalah sepertinya.

Saat hendak mengambil gelas yang sulit dalam jangkauannya, tiba-tiba Renata merasakan sebuah lengan kekar melingkar di pinggangnya. Sontak membuat perempuan itu terperanjat sebentar.

KEKI [END✓ JOHHNY SUH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang