11

3.9K 467 14
                                    

"kenapa mereka ikut campur?!" tanya werewolf bersurai pirang pucat, kulitnya yang juga pucat membuatnya dianggap seorang Vampire alih-alih werewolf.

Namanya Tsukishima Kei, bertanya dengan nada sinis, sepertinya ia punya dendam terkesumat terhadap para Vampire.

"kalian pikir mereka akan diam saja ketika kita membantai makanan mereka?" tanya Daichi dengan nada dingin.

"berterimakasihlah pada mereka yang mau repot-repot mencariku untuk memberitahuku tentang hal ini, jika tidak mungkin saat aku pulang kalian hanya tinggal seonggok tulang tak berguna karena Sakusa akan turun tangan sendiri" lanjutnya membuat para manusia serigala yang masih berlutut dihadapannya bergidik ngeri.

Mereka sudah tau, seberapa mengerikannya Sang Pangeran Vampire ketika marah, Sakusa Kiyoomi adalah dalang dibalik munculnya semua vampire.

Semua vampire bahkan bukan tandingannya, apalagi mereka para manusia serigala yang hanya mengandalkan latihan dan pertarungan langsung, tidak seperti mereka para vampire yang bisa membunuh mereka hanya sekali gigitan sesuai keinginan mereka ingin membunuh atau tidak.

Pengendalian pikiran yang juga bisa membuat mereka tak melawan dan kecepatan mereka membantu hal itu semakin mengerikan.

"Pangeran Vampire akan turun tangan langsung? Mustahil!" sanggah manusia serigala bersurai raven, mata biru gelapnya memincing tak percaya. Namanya Kageyama Tobio, manusia serigala terkuat ketiga setelah Sugawara Koushi.

"yeah memang, tapi jangan pikir kalian bisa merobohkan satu tetua vampire" ucap Daichi dengan santai, membuat para werewolf yang masih berlutut dihadapannya kembali bergidik ngeri. "belum lagi sekarang mereka sudah bertambah banyak" lanjutnya.

"lihat kalian, satu tetua vampire saja mungkin bisa mengalahkan kalian semua" ucapan Daichi makin membuat para manusia serigala mengerang marah.

"kenapa kau seolah berpihak pada mereka!?" tanya salah satu werewolf botak, wajahnya yang mengerikan menambah kesan menakutkan pada dirinya. Namanya Tanaka Ryunosuke, manusia serigala terkuat keempat setelah Kageyama Tobio.

"aku tidak berpihak pada mereka! Tapi kenapa kalian membiarkan Tendo seenaknya membantai manusia yang menjadi makanan para Vampire?!" tanya Daichi dengan suara ditinggikan, tangan kekarnya memukul lengan singgasananya.

Mendengar itu mereka lantas terdiam. Itu benar, kenapa mereka diam saja ketika Tendo bertindak seenaknya didunia manusia.

"kalian seharusnya menyembunyikan diri! Tapi apa? kalian malah membiarkan Tendo menampakkan diri dan membuat para manusia tau keberadaan kita! Mungkin sekarang mereka sedang membuat rencana untuk benar-benar memburu kita" ucap Daichi dengan helaan nafas frustasi ketika melihat para manusia serigala lainnya hanya diam saja.

~♥~

Sudah terhitung seminggu sejak diklaimnya Shouyo sebagai pengantin dari pangeran vampire.

"aku sudah cukup baik tidak meminum darahmu saat kemarin-kemarin, dan sekarang aku sudah mencapai batasnya" ucap Sakusa ketika ia akan bersiap menggigit leher pengantinnya, ucapan yang terkesan penuh nafsu dan haus darah itu membuat Shouyo ketakutan.

Mereka kini berada dikamar sang pangeran vampire, walapun Sakusa tak butuh tidur, tapi ia tetap butuh privasi.

Kamar yang selalu bernuansa warna hitam dan merah itu membuat Shouyo bosan. Setiap ia pergi ke ruangan yang ada diistana ini, pastilah berwarna hitam dan merah, atau merah maron.

"apakah akan sakit?" tanya Shouyo ketika ia sudah bisa mengatasi rasa takutnya, walaupun ia masih sedikit takut ketika melihat mata merah darah itu berkilat penuh nafsu menatapnya, seolah ia bisa memakanmu kapan saja.

"tidak akan sakit~ percaya padaku" ucap Sakusa sembari mengelus pipi gempil yang selalu dihiasi oleh rona merah, membuatnya terlihat makin menggoda.

"benarkah?" tanya Shouyo masih tidak yakin, yang dibalas dengan anggukan oleh sang pangeran vampire.

Shouyo lantas mengangkat kepalanya, ia masih sedikit takut sebenarnya, tapi vampire-nya menjanjikan bahwa itu tidak akan sakit.

Sakusa yang seperti telah diberi akses lantas tidak membuang waktu, ia mendekat dengan taring yang siap menancap, mengabaikan sang pengantin yang menutup mata madunya karena takut.

Saat taring milik pangeran vampire sudah tertancap sepenuhnya, mata madu milik Shouyo terbelalak, memang tidak sakit, tapi ia bisa merasakan darahnya terkuras.

Tangan mungilnya yang awalnya berada di atas dadanya, kini terkulai lemas akibat darah yang berkurang.

Puas dengan darah itu, Sakusa lantas menjilati darah yang mengalir keluar dari dua lubang yang terjadi karena ia menggigitnya. Membuat luka itu hilang, tapi Shouyo masih terkulai lemas, tato sayap burung gagak didadanya berpendar mengeluarkan cahaya.

"a-apa i-ini?" tanya Shouyo ragu ketika ia merasakan tubuhnya memanas, kepalanya pusing, wajahnya memerah padam.

Sakusa yang melihat itu menyeringai, sudut bibirnya yang masih menyisakan darah entah kenapa malah memperindahnya alih-alih mengerikan.

"well Shouyo~ ternyata kau benar-benar menerimaku~" ucap Sakusa membuat pemuda jingga yang kini tengah terengah-engah melemparkan tatapan bertanya dengan mata sayu.

~♥~
TBC

My Vampire [OmiHina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang