Di bukit itu..di bawah pohon yg hanya berbunga di musim semi, pohon yg kita kenal dengan nama pohon bunga sakura.
Edelweiss memakamkan jenazah adiknya dengan tangan nya sendiri. Ia sudah menerima kenyataan bahwa sekarang ia benar-benar sendirian.Air matanya sudah lama mengering.
Segala luka dan rasa sakit dihati nya sudah tak lagi ia rasa. Segala macam rasa dan perasaan yg ada di hatinya sudah tak lagi ia rasa. Yg ada di hatinya kekosongan dan kehampaan.
Makam sederhana yg ia gali sendiri menggunakan benda tajam, seperti cangkul. Yg tak sengaja ia temukan. Tak ada tanda kalau disana terkubur mayat adiknya, keluarga terakhir yg ia punya. Hanya ada pohon bunga sakura yg ia jadikan sebagai tanda.Mengikat dengan rapi kain di leher nya. Kain yg sering digunakan mendiang adiknya, kain berwarna biru tua gelap milik mendiang adiknya. Kain biru tue gelap dengan lambang bintang yg mendiang ibunya jahit dengan benang putih. Kain yg mendiang ibunya buat saat mengandung ciel dulu. Dia juga mempunyai, namun kain milik nya berwarna merah muda lembut dengan lambang bunga yg di jahit dengan benang putih. Sayangnya kain itu tertinggal di rumah saat mereka pergi berlibur di villa yg sekarang pasti sudah hangus dan tak berbentuk lagi.
Cangkul yg ia gunakan untuk mengubur mayat adiknya itu sudah lama ia lempar kebawah bukit itu setelah mengubur mayat adiknya.
Mengikat kembali penutup mata (eyes pack) terlepas saat ia jatuh tadi. Penutup mata yg berfungsi menutupi mata kiri nya yg memiliki lambang kepala keluarga Phantomhive, lambang yg tepat terdapat di iris mata kiri nya. Lambang dengan simbol aneh.
Membenarkan posisi topi seperti topi pelukis berwarna biru tua gelap yg sudah memiliki satu atau dua tambalan. Topi dan penutup mata peninggalan mendiang kakak laki-laki keduanya, Allendis pandora Phantomhive.Sudah tak lagi ada emosi apapun di mata edelweiss yg berumur 7 tahun, hampir umur 8 tahun. Mata nya telah mati dari segala emosi dan rasa, serta harapan. Matanya sekarang kosong dan hampa. Cahaya harapan dan perasaan di Matanya mati. Bersamaan saat mengubur mayat adiknya, ia juga mengubur Segala emosi, perasaan dan harapan yg ada.
"Tenang lah disana bersama okaa-san oto-san dan nii-san. Aku pergi dulu. Masih ada yg harus ku urus. Selamat tinggal...Ciel" Itulah ucapan terakhir yg diucapkan edelweiss, si gadis kecil malang yg berpenampilan seperti anak laki-laki, sebelum beranjak pergi dari sana.
✨✨✨
♠Edelweiss pov♠
Sudah cukup! Tidak ada lagi yg namanya berlari dan bersembunyi.
♠Edelweiss pov end♠
✨✨✨
🃏Author Pov🃏
Sejak hari kematian adiknya edelweiss yg berumur sekitar 7. Ia mulai menghabisi, dan melenyapkan orang-orang yg menghabisi keluarga nya, orang-orang yg membuat ia kehilangan keluarga nya dan sendirian.
Siapa pun yg terlibat dengan orang-orang yg membunuhan dan menghancurkan keluarganya, dia habisi termasuk orang yg hanya memiliki garis darah dan hubungan dengan orang-orang itu, ia habisi semua nya... Ia bunuh semua... Tak peduli orang tua atau anak-anak.. Bahkan bayi... Mengetahui atau tak mengetahui....Bersalah atau tak bersalah... Semua ia lenyapkan tanpa ampun... Tak jarang ia mainkan.
Mau itu anggota keluarga atau hanya para pelayan di keluarga orang-orang dan komplotan yg membunuh keluarga nya.
Siapa pun yg terkait, berhubungan dengan orang-orang dan komplotan orang-orang yg membunuhan keluarga nya..semua nya ia habisi.
Habisi dan lenyapkan semua, tanpa sisa dan tanpa bukti. Buat semua itu tampak seperti kebakaran dan kecelakaan, bukan pembunuhan berantai.
Bermodal topeng, yg hanya menutupi kedua mata dan setengah wajahnya. Ia melakukan semua itu dengan sangat jenius...cerdas...cerdik dan tanpa ampun.
✨✨✨
KAMU SEDANG MEMBACA
✨ Edelweiss ✨[Moriarty the patriot & OC]
FanficAkhirnya nemu juga judul nya Intinya ini fanfic Moriarty the Patriot atau yuukoku no Moriarty dan oc. Atau readers terserah kalian maunya apa. Pokoknya baca aja deh dulu kalau kalian penasaran. Susah ng-deskripsi. Sekian dan selamat membaca.