"Tidak semua hal bisa diketahui orang lain. Ada kalanya sesuatu hal hanya diketahui oleh diri sendiri dan Allah saja."
-Agaraya-
Aga dan Raya masih di perpustakaan sebab Aga masih ingin di perpustakaan. Sementara Raya terpaksa menemani Aga karena perjanjian itu.
Kalau bukan sebab perjanjian itu Raya pasti sudah pergi bersama Rain. Raya merasa bersalah pada Rain karenanya Rain jadi istirahat sendirian.
Rain pasti tidak mau pergi dengan yang lain karena gadis itu hanya pergi dengan orang yang membuatnya nyaman saja. Bukan seperti yang lain hanya datang ketika butuh. Rain adalah tipe gadis yang murah senyum dan baik hati.
Disini Raya seperti terkurung dalam sangkar bersama orang yang dibencinya.
"Ray, kamu ga baca buku? Kali aja ada yang suka," ajak Aga dengan tutur kata yang lembut.
"Gue bilang enggak ya enggak. Gue nggak suka baca buku apalagi yang nyuruh elo." Ketus Raya penuh kemarahan.
"Tapi kan ...." Aga tidak melanjutkan ucapannya karena Raya pergi meninggalkan Aga. Mungkin Raya capek dengan sikap Aga.
Raya sudah muak dengan semua itu. Semakin gadis itu menahan amarahnya maka semakin besar ia akan mencoba mencari pelantiasan.
Raya pergi meninggalkan Aga. Aga pun langsung berlari mengejar Raya.
Padahal niat Aga baik untuk mengajaknya ke perpustakaan menambah pengetahuan dan ilmu. Namun Raya malah pergi."Kenapa sih Ray sifatmu temperamental benget." Gumam Aga karena bingung dan penasaran dengan sikap Raya yang sangat mudah sekali terpancing oleh emosi.
Setelah beberapa menit mencari keberadaan Raya. Aga menemukan Raya diatas root toof sendirian sambil berdiri mematung memandang langit sendirian.
Aga melihat Raya sepertinya akan memukulkan kedua tangannya ke tembok. Entah mengapa Raya melakukan semua itu. Apakah mungkin karena sikapnya tadi?
Aga kaget baru pertama dirinya mengenal gadis se kasar dan se tempramental ini. Parahnya lagi tangannya sudah mengepal dan bersiap menjotoskan kedua ke tembok.
Saat itu Aga langsung berlari dan mencekal kedua tangan Raya. Raya berusaha untuk terbebas dari Aga. Namun sayang usahanya sia-sia karena Aga mempunyai lebih tenaga dari gadis itu.
"Lepasin Ga. Lepas. Pergi! Jangan ganggu hidup gue." Raya meluapkan segala emosinya di depan Aga. Bahkan mata gadis itu sampai merah.
Lagi-lagi Raya tidak bisa mengendalikan emosinya. Semakin lama Aga mencegahnya gadis itu memberontak. Bisa dibayangkan bagaimana penampilan Raya saat ini?
"Ngapain kamu nyakitin diri kamu sendiri?" tanya Aga masih saja memegang tubuh Raya.
Raya tak membalas ucapan Aga. Gadis itu justru semakin marah dan tidak terkendali. "Pergi, gue ga butuh elo. Gue benci sama elo." Raya menghembuskan napas beratnya.
"Ngapain sih elo sok peduli sama gue? Pergi! Gue bukan pengemis yang butuh rasa kasian. Biarin gue lantiasan kemarahan gue dengan menjotoskan kedua ke tembok."
Aga tak habis pikir apakah tak cukup meluapkan kemarahannya dengan adu mulut. Kenapa harus melakukan self harm?
Gadis ini memang aneh, hidupnya bergelimang harta. Namun dimatanya tak ada satupun kebahagiaan yang terlihat. Yang ada hanyalah kemarahan, balas dendam dan kebencian. Mengapa ada gadis seperti itu yang membuat Aga terjebak dan semakin penasaran?
Aga mencoba mendekati Raya dengan pelan-pelan.
"Raya dengerin aku." Aga menatap Raya dengan tatapan tajam dan datar seakan Aga yang cupu kini berpenampilan berbeda.
Raya menggeser tubuhnya dari Aga, namun usahanya sia-sia karena tangannya kini di cekal oleh tubuh Aga yang tegap. Walaupun kelihatannya sikap dan penampilan Aga cupu, culun, dan nerd sebenarnya ada alasan mengapa Aga bernampilan seperti itu. Ada alasan kuat mengapa dia begitu?
Untuk saat ini Aga belum bisa memberitahu semuanya pada yang lain karena tujuannya berpenampilan begitu belum tercapai sama sekali. Ini baru permulaan saja.
Mungkin nanti saat semua tahu pasti akan kaget begitupun dengan Raya. Untuk saat ini yang terpenting bagi Aga adalah menenangkan hati dan perasaan Raya yang sedang kacau dengan cara apapun.
Walaupun Aga harus dimaki, di benci Raya karena perbuatannya. Bagi Aga tidak apa karena laki-laki itu yakin suatu saat kebencian itu akan berubah menjadi cinta. Ingatlah itu semua akan terjadi entah itu lambat/cepat.
Aga menatap Raya setajam mata elang yang siap menerkam mangsanya. "Ngapain kamu nyakitin diri kamu sendiri? Buat apa Raya? Kamu nggak mikir apa gimana nasib kedua orang kamu jika melihat anaknya begini?" Aga menghela napas berat lalu melanjutkan ucapannya. "Mikir pake akal Raya. Harusnya kamu tuh bangga bisa sekolah disini. Kamu nggak mikir apa diluar sana banyak orang tidak bisa sekolah. Sementara kamu di berikan kesempatan sekolah, malah kamu sia-siakan?"
Raya membisu dan tidak berniat membalas ucapan Aga. Bagi Raya tidak ada satupun orang di dunia ini mengertinya. Raya hidup ditengah keramaian tapi hatinya merasa sendirian. Adakah seseorang yang merasa sendirian ditengah keramaian?
Aga tidak tahu mengapa sikap Raya tempramental dan tidak bisa mengendalikan emosi. Padahal sejatinya gadis itu melakukan itu karena ada alasan yang sampai ini tidak ada yang mengetahuinya. Karena setiap melakukan sesuatu pasti ada sebab dan alasannya.
Raya masih saja memberontak dari Aga, namun Aga berhasil menggagalkan rencana Raya.
Dari luar Aga memang kelihatan culun, cupu, dan nerd padahal di dalamnya Aga termasuk laki-laki yang kuat dan tidak bisa dilawan. Lantas mengapa Aga bernampilan seperti nerd dan cupu?
Begitupun dengan Raya memiliki dua sisi yang berbeda. Dari luar gadis itu kelihatan kuat, judes, dan nakal. Suka sekali tersenyum. Namun disisi lain ada sisi ada sikapnya yang masih tertutup dari dulu.
Memang tidak semuanya harus diketahui orang lain. Ada kalanya beberapa hal yang hanya diketahui oleh diri sendiri dan Allah.
Sejatinya manusia juga memiliki sisi buruk dan sisi baik. Saat berani bercerita kepada orang lain ada dua kemungkinan yang terjadi. Orang itu akan menjadi pendengar yang baik dan menjaga rahasia kita. Sisi buruknya orang itu bisa membocorkan apa yang kita ceritakan kepada orang lain.
Gadis itu masih saja mencoba melepaskan cengkraman tangan Aga tanpa ada menyerah. Sementara Aga masih saja menahan gadis itu tanpa ampun.
Raya menghela napas berat. "Aga lepasin gue. Gue bukan barang yang bisa elo pegang," tutur Raya dengan ketus.
"Ga akan aku lepasin." Aga masih saja setia mencekram tubuh Raya dengan kedua tangannya.
Kring-kring
Terdengar suara bel sekolah berbunyi dengan nyaring menandakan istirahat telah selesai dan digantikan jam KBM.
Raya menggigit tangan Aga kuat lalu menggeserkan tubuhnya dan berlari menuruni anak tangga menuju kelasnya.
"Kenapa sikap Aga berubah seperti psikopat dari dalam? Dari luarnya nerd dan cupu padahal aslinya kek harimau." Gerutu Raya dalam hati.
Dengan sigap Aga pun langsung mengejar Raya.
Habis sudah kehidupan Raya, baru saja gadis itu keluar dari cengkraman Bintang si buaya dari. Sekarang gadis itu harus masuk ke kandang harimau.
Raya harus apa untuk menghidarinya semuanya. Kehidupannya sudah mulai hancur lebur. Basket sudah tidak ada. Kini harus sahabatan dengan cowok nerd yang ternyata adalah psikopat yang kejam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agaraya [END]
Teen Fiction"𝙺𝚒𝚝𝚊 𝚊𝚍𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚜𝚎𝚙𝚊𝚜𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚗𝚜𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚞𝚔𝚒𝚛 𝚕𝚞𝚔𝚊 𝚍𝚒 𝚊𝚝𝚊𝚜 𝚍𝚞𝚔𝚊." ㅡ𝙰𝚐𝚊𝚜𝚊 𝙷𝚊𝚛𝚢𝚖𝚞𝚛𝚝𝚒ㅡ Aga dan Raya tidak salah hanya ingin saling menjaga justru berujung kesalahfahaman karena yang salah adala...