🌿49🌿

485 37 28
                                    

Sekedar warnning! Di bagian part ini sedikit ada adegan kekerasan (ಥ⌣ಥ)

Happy Reading Minna❤️

°•°•°•°•°•°

Dorr!

Tembakan itu masih terdengar. Lulu yang sudah berhenti berlari dan menyembunyikan dirinya diantara batu besar dibelakangnya, hanya bisa terdiam dan berusaha mengatur nafasnya yang terengah dengan perlahan.

"Sial, kita kehilangan jejaknya."

Lulu terdiam, kepalanya melongok diantara batuan tempatnya berada. Ia terus mengawasi tiga preman suruhan Aria.

"Gimana kalo bos marah?"

"Kita harus bisa dapetin cewek itu!"

Lulu terdiam, dia tahu sebenarnya para preman itu tidak mengejar dirinya, tapi dia juga harus tetap waspada dan berusaha agar terlepas dari mereka lalu menyusul Zefa yang mungkin sudah keluar dari hutan ini.

Lulu sudah tau tentang pekerjaan Aria yang merupakan wanita penghibur sejak lama. Dia sudah tau penyebab Aria bisa masuk kedalam dunia gelap itu, dia bahkan juga sudah tau bahwa abang kandungnya sendiri juga pernah berhubungan dengan Aria.

Aria sang penggoda, mungkin itulah sebutan yang cocok untuk gadis itu. Aria menggoda siapapun dengan tubuh yang dimilikinya.

"Gue nggak nyangka mereka seniat ini buat kejar Zefa, tebakan gue mereka pasti udah rencanain ini sejak awal dengan matang, sial!"

Lulu hendak mengendap dan kembali berjalan, namun sepertinya dewi keberuntungan sedang tidak memihak kepadanya. Karena disaat dia sudah hampir lepas dari pengawasan preman itu, tubuhnya tak sengaja menabrak tubuh seseorang yang benar-benar tak ingin ia temui untuk saat ini.

"Ketemu!" Deni berucap dengan seringai lebarnya.

*

Zefa menuruni motor yang tadi ia kemudikan dengan terburu-buru, ia bahkan sampai lupa dengan sosok lain yang dibawanya ikut serta ke post polisi tempatnya sekarang berada.

"Pak polisi!!!" Zefa berteriak keras mendobrak pintu masuk kantor polisi dengan nafas terengah-engah.

"Pak tolong temen saya pak, temen saya ada di hutan deket taman ujung kota lagi dikejar-kejar orang jahat! Pak tolong!" Zefa menatap seorang polisi yang melotot horor menatapnya. Polisi itu kaget dengan kedatangan Zefa yang tiba-tiba.

"Kamu siap-"

"Pending dulu pak nanyanya, genting ini tuh!" Zefa membentak polisi itu, menghilangkan sopan santunnya. Bahkan pria muda yang sedari tadi diam berdiri di belakang Zefa hanya melongo dan terbengong-bengong melihat aksinya.

Polisi itu maklum, mungkin gadis ini memang benar-benar dalam keadaan genting. Si pak polisi berdehem pelan sebelum kembali berkata, "Mbaknya tenang dulu, mari buat laporan dengan tenang dan ceritakan secara perl-"

"Enggak pak!" Zefa menatap geram pada polisi itu, "temen saya lagi dalam bahaya, tolong pak!" Zefa mulai menangis, ia menelungkup kan badannya di meja polisi itu. Sungguh ia tak tahu harus bagaimana lagi sekarang.

"Mbak, mbaknya yang tenang dulu..." Polisi itu mencoba menenangkan gadis kacau itu, matanya melirik sosok lain yang berdiri tak jauh dari Zefa.

"Mas?"

Lelaki muda itu tersadar dari acara bengongnya, ia menoleh menatap pada polisi yang memanggilnya. "Saya pak?"

Sang polisi mengangguk, "apa mas temannya mbak ini?"

Good Or Bad Couple? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang