Chp. One

61 5 0
                                    

Anna mengerang ketika lelaki itu mencium tulang selangkanya dengan panas.

" Sshstop."

Tetapi lelaki itu enggan untuk berhenti. Sampai Anna dengan kasar menjambak rambutnya.

" Udah."

" Belum, selesai gue."

" Kalau kamu selesain ini, mana bisa nanti aku jalan."

Lelaki itu mendengus." Bisa. Nanti gue gendong lo kemanapun."

" Gak percaya. Kamu tukang boong."

Tubuh shirtless dengan hanya celana boxer itu melenggang pergi mengambil minum. Mengabaikan kegerahaan yang belum reda.

" Kamu marah?"

" Enggak."

" Tuh kan marah."

" Terus?"

" Terus apa?"

"..."

" Ish nyebelin."

Lelaki itu beralih pada ponselnya yang menampakkan sebuah pesan.

←——→

Babu

Jemput gue.

Read. 20.16

Sialan. Emang cowok sialan.

Tidak habis pikir. Cowok itu selalu saja mengabaikannya dan memilih memprioritaskan hal lain.

Jika tahu keadaannya akan seperti ini. Ia tadi ikut nebeng bersama temannya.

Dasar cowok egois.

←———→

Kairos melempar botol wine yang tersisa setengah itu ke lantai. Emosinya sedang diuji, ketika ceweknya sama sekali belum menampakkan diri dihadapannya.

Goblok.

Kairos mengumpati dirinya sendiri, karena telah mengabaikan pesan ceweknya. Kairos pikir ceweknya itu bisa pulang sendiri, karena ceweknya harus mandiri dan tidak manja. Karena itu merepotkannya.

" Eh? Ha-i."

"..."

" Gue kira lo gak kesini malam ini."

" Emang gue biasanya kesini, kapan?"

Sialan lo." Udah. Gue males ngeladeni lo. Badan gue pegel mau tidur."

Alis lelaki itu menukik seolah ia marah dengan ucapan barusan.

" Pegel? Lo abis ngapain?!"

" Gak usah teriak, njing."

" Sekali lagi gue tanya, lo abis ngapain, hm?"

Tiba-tiba suara Kairos menjadi datar. Raut wajahnya kaku nan dingin membuat Vira merinding karena suasana apartemen pun seolah mengikuti pemiliknya.

VI.R.A.GOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang