Awal mula

2 1 1
                                    

Akhir march 2020, virus covid - 19 mulai menyebar di Indonesia. Semua
sekolah, kantor, tempat umum maupun yang lainnya ditutup dan dialihkan ke rumah untuk sementara. Begitupun denganku.
Hallo, aku Savira. Aku merupakan siswi SMA kelas 10 di Jakarta. Pada saat itu, aku baru selesai UAS dan ingin hangout bersama teman - teman. Namun saat aku dalam perjalanan, ibuku tiba - tiba menelepon dan menyuruhku untuk pulang. Dia berkata " Vira, ayo pulang! Di rumah sakit dekat rumah sudah ada pasient covid".
Awalnya aku tak menghiraukan, namun ibuku terus memaksaku untuk segera pulang kerumah. Akhirnya dengan berat hati, akupun pulang ke rumah dengan perasaan kecewa. Bagaimana tidak, aku sudah memesan ticket di salah satu aplikasi dan akan dibatalkan begitu saja, menurutku itu membuang uang tetapi aku tak peduli, semua dibiayai oleh ibuku dan ia yang menyuruhku pulang. Jadi menurutku ya tidak masalah.

Senin pagi diumumkan bahwa sekolah dialihkan terlebih dahulu di rumah selama dua minggu. Bagiku ini sudah biasa sebab aku pernah melakukan homeschooling. Aku serta teman - teman belajar masing - masing di rumah dan bertemu lewat tatap muka virtual melalui aplikasi zoom. Selama karantina 2 minggu itu, aku tak pernah sekalipun menginjakkan kaki ku di luar rumah.

Hari - hariku hanya dihabiskan di dalam kamar. Aku tak keberatan sebab aku sudah terbiasa diam dirumah, kalau kata orang "Anak rumahan". Aku kira kami melaksanakan pembelajaran di rumau hanya 2 minggu, namun nyatanya tidak. Sudah 2 minggu berlalu, sekolah belum saja dibuka. Jujur aku sangat bosan dan tidak betah lama - kelamaan sebab aku tak diperbolehkan kemana - mana. Aku sangat ingin kembali offline school dan bertemu teman - teman. Namun hal itu tak bisa terwujud sampai sekarang.

1 tahun sudah berlalu aku tak bertemu dengan teman - teman. Aku tak lagi
Menempatkan kelas baru. Oh sungguh aku ingin sekolah kembali, aku rindu teman - teman, kelas serta suasana sekolah dikala upacara, pembiasaan, ujian, kerja kelompok serta lain - lainnya.
Sudah berulang kali aku menanyakan kapan sekolah kembali dibuka kepada guru serta ibuku, namun tak satupun dari mereka yang menjawab pertanyaanku. Jika pun mereka jawab, pasti jawaban yang dikeluarkan juga sama. " Belum ada kabar dari pemerintah, sudah kamu tunggu saja", kira - kira itulah jawaban yang aku dapatkan jika aku melontarkan pertanyaan tentang " Kapan sekolah dilaksanakan ?". Jujur, aku sangat tidak kuat dan bosan jika sekolah terus dilaksanakan secara virtual. Aku ingin kembali bertemu teman - teman. Aku juga ingin belajar seperti sediakala. Saat sekolah mulai dialihkan kerumah semua pelajaran yang diberikan tidak ada yang masuk sama sekali ke dalam otakku. Terlebih lagi aku adalah baru di SMA, jadi belum terlalu paham tentang materi - materi dari jurusanku yaitu IPS.
Tak hanya aku, teman - temanpun sangat ingin bersekolah kembali.

Kami rindu satu sama lain. Namun aku sadar, itu belum bisa terjadi hingga saat ini. Jumlah pasient covid - 19 terus bertambah setiap harinya. Ini disebabkan oleh mereka yang tidak percaya akan adanya virus atau pandemi tersebut. Bahkan jika kalian mengira sekarang covid sudah hilang, itu salah besar. Corona masih ada, bahkan di sekitar kita. Untuk itu, kita harus terus berhati - hati jika bepergian, selalu menggunakan masker serta memakai handsanitizer jika habis melakukan suatu kegiatan di tempat umum dan juga tidak lupa untuk selalu berjaga jarak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐏𝐢𝐥𝐮 𝐏𝐚𝐧𝐝𝐞𝐦𝐢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang