1.

410K 24.8K 1.5K
                                    

"Oyy, gue pamit pulang dulu ya!" Pamit seorang gadis yang bernama Axelia kepada teman-temannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oyy, gue pamit pulang dulu ya!" Pamit seorang gadis yang bernama Axelia kepada teman-temannya. Saat ini ia sedang berada di basecamp geng Airoz. Axelia adalah salah satu anggota dari geng Airoz. Ia menjadi wanita satu-satunya yang diistimewakan oleh semua anggota Airoz. Mereka menganggap Axelia sebagai mutiara berharga yang harus mereka jaga. Axelia sangat berharga karena sikapnya yang unik dan beda dari perempuan lain.

"Tumben lo pulang jam segini. Lagi ada masalah?" Tanya pria tampan yang bernama Gavin– ketua dari geng Airoz.

"Iya, baru juga jam 5 sore, Xel." Sahut Adrian– wakil ketua geng Airoz.

"Gue mau tobat, gak baik tau kalo cewek pulang malam." Jawab Axelia.

"Hilih, biasanya juga pulang jam 10 malam, lo." Timpal Gavin.

"Udah gak usah banyak ngomong! Gue mau pulang, bye!" Axelia pun keluar dari rumah sederhana yang dijadikan basecamp oleh anak-anak Airoz. Ia menaiki motornya dan langsung melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Tujuannya sekarang adalah rumah. Rumah yang sudah seperti penjara baginya. Ia tidak pernah merasa bahagia ketika berada di rumahnya, karena orang tua yang selalu menuntutnya untuk sempurna dan penurut seperti anjing kepada majikannya. Itulah mengapa Axelia sangat jarang berada di rumah dan selalu pulang malam.

Setelah 20 menit ia lalui untuk menempuh perjalanan, akhirnya Axelia telah sampai di pekarangan sebuah rumah yang cukup besar untuk ditinggali oleh 4 orang saja.

Axelia turun dari motornya. Kemudian ia mendorong pintu rumahnya. Di sana pemandangan pertama yang ia lihat adalah orang tuanya yang sedang menatapnya dengan tatapan tidak suka. Axelia hanya bersikap biasa saja, karena hal ini sudah biasa baginya.

"Tumben kamu udah pulang jam segini?" Ucap sang ayah yang bernama Lukman.

"Hm." Jawab Axelia malas.

"Sana ke kamar, abis itu langsung belajar. Kamu harus dapat ranking 1 tahun ini. Papa gak mau tau!" Titah Lukman tegas.

"Ranking mulu yang ada di kepala papa." Tanpa mendengar jawaban sang ayah, Axelia langsung pergi begitu saja menuju ke kamarnya. Ia sudah lelah mendengar omelan orang tuanya mengenai rankingnya di sekolah. Sebenarnya Axelia adalah seorang anak yang cerdas. Tanpa belajar pun ia pasti bisa mendapat ranking tertinggi di sekolahnya. Namun, ia terlalu malas untuk membaca semua soal yang diberikan oleh gurunya. Akhirnya ia hanya membaca beberapa soal, dan sisanya ia kerjakan asal-asalan.

Axelia membuka pintu kamarnya yang terkunci, kemudian ia masuk ke dalam dan kembali menguncinya. Ia meletakan tas sekolahnya ke sembarang tempat, dan mengambil handuk yang menggantung dibelakang pintu kamarnya. Ia akan membersihkan dirinya terlebih dahulu, sebelum ia merebahkan dirinya di atas ranjang empuknya.

Ia menghabiskan waktu selama 15 menit untuk mandi. Setelah selesai mandi, ia langsung membaringkan tubuhnya di atas ranjang yang sangat nyaman. Tanpa perlu waktu yang lama, kini Axelia sudah menutup matanya rapat-rapat dan tertidur pulas.

***

Setelah beberapa saat Axelia tertidur pulas, akhirnya ia pun membuka matanya, dan mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia memperhatikan setiap sudut ruangan yang bernuansa putih itu, dengan keadaan yang masih belum sadar sepenuhnya. Axelia mengerjapkan matanya kembali, ia baru menyadari bahwa saat ini ia tidak berada di kamarnya.

Heh njir, gue ada di mana nih? Ini bukan kamar gue bego? Anjir gue ada di mana? Perasaan tadi gue pulang terus tidur di kamar. Weeh ini diculik apa gimana? Masa ada yang berani nyulik gadis secantik gue sih? Batin Axelia.

"Cla, kamu udah bangun, sayang?" Tanya seorang wanita paruh baya yang bernama Sarah itu. Terlihat dari raut wajahnya, bahwa saat ini Sarah sedang merasa khawatir. Ia mengeluarkan air mata yang cukup deras.

Nih ibu-ibu, siapa? Kok manggil gue Cla? Salah orang kali ya? Jelas-jelas nama gue Axelia, dih. Batin Axelia.

"Maaf, tapi ibu siapa ya?" Tanya Axelia.

"Cla, kamu gak inget sama mama, nak?"

"Ibu salah orang kali. Saya gak kenal ibu soalnya."

"Cla, jangan becanda! Ini mama, nak. Kamu gak inget sama mama?"

Ni orang kok ngaku-ngaku ya. Jelas-jelas nyokap gue ada di rumah. Lagian siapa sih yang mindahin gue ke rumah sakit? Aelah.

"Bu saya gak becanda, seriusan deh. Bahkan bisa sampe duarius tigarius, bu. Saya bener-bener gak kenal sama ibu." Axelia berusaha meyakinkan Sarah.

"Sebentar, mama panggilkan dokter dulu, ya!" Sara menghapus air matanya, dan melangkah pergi meninggalkan Axelia untuk memanggil dokter dan suaminya.

"Pa, Clarissa udah sadar, tapi dia gak inget sama mama." Air mata Sarah kembali turun. Ia sangat merasa sedih ketika anak kesayangannya tidak mengenalinya.

"Mama serius?" Tanya suaminya– Irawan tak percaya. Sarah pun hanya mengangguk sebagai jawabannya, ia tidak sanggup untuk berbicara.

"Coba papa liat" Irawan pun memasuki ruangan yang ditempati oleh anaknya. Sementara, Sarah sedang memanggil dokter untuk memeriksa anaknya.

"Cla, kamu udah sadar, nak?" Tanya Irawan.

Ni bapak-bapak siapa lagi, ah? Ni orang pada gila apa gimana, dari tadi manggil gue Cla mulu? Nama gue Axelia, njim. Gerutu Axelia di dalam hatinya.

"Udah, om. Tapi, om siapa ya?" Tanya Axelia.

"Kamu gak inget sama papa mama, Cla?"

"Om, maaf ya. Tapi papa saya, bukan om. Nama saya juga bukan Cla, tapi Axelia. Perkenalkan, om!" Axelia mengulurkan tangannya untuk mengajak Irawan berjabat tangan.

"Cla, kamu ini apa-apaan sih? Nama kamu itu Clarissa, dan papa ini ayah kamu, Cla."

"Om salah orang kali." Tiba-tiba saja Axelia merasakan rasa sakit di bagian perutnya. "Aduh om, sebentar ya! Sepertinya saya harus cepat-cepat mengeluarkan zat sisa makanan yang sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi oleh tubuh, om."

Axelia melepaskan semua peralatan medis yang menempel pada tubuhnya.

"Cla, kamu ini lagi ngapain, Cla?" Panik Irawan. Ia berusaha mencegah anaknya untuk tidak melepastan peralatan medis itu.

"Aduh om saya udah gak kuat nih, udah diujung banget." Ucap Axelia sembari berusaha melepaskan infusannya.

"Tapi, Cla kamu baru sadar."

"Saya gak papa, om." Ucap Axelia. Ia pun segera bangun dan langsung berlari menuju ke arah kamar mandi.

Saat ini dokternya baru saja sampai dan membuka pintu ruangan yang ditempati oleh gadis itu. Dokter itu pun terdiam ketika melihat gadis yang sedang koma beberapa saat yang lalu, kini sudah bisa berlari menuju ke kamar mandi, dan tanpa bantuan siapa pun.

"Dok, itu anak saya gimana?" Panik Sarah ketika melihat anaknya sedang berlari menuju ke kamar mandi.

"Saya juga gak tau bu" ucap sang dokter yang sedang kebingungan sendiri. Ia pun baru melihatnya kali ini.

"AAAAAAAAAA–"

I'm Not Clarissa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang