Sudah tiga bulan semenjak liburan singkat Syila di puncak. Hubungannya dengan Arkan pun berjalan sampai sejauh itu, tidak seperti dengan lelaki lain yang memilih menghilang. Meskipun mereka hanya menjalin hubungan tanpa status.
Entah keduanya yang belum siap atau keduanya yang memiliki prinsip berteman tapi mesra. Jelasnya Syila merasa nyaman jika pergi dengan Arkan. Rania sendiri kadang merasa heran. Memang benar awalnya ia hanya ingin Syila berteman dengan Arkan, tapi bukan berarti tanpa kemajuan selama tiga bulan jalan bersama.
“Heh, mau ke mana lo?” tanya Rania yang melihat Syila bersiap untuk pergi.
Syila menatap Rania dengan tatapan menyeramkan. “Oh, sekarang lo dah berani ngomong songong gitu sama gue?”
“Eh-hehe, enggak kok Syila gitu doang marah ish.” Rania mencoba tertawa, bermaksud bercanda. Pasalnya sedari dulu ia mencoba menurut dan patuh pada Syila, tapi akhir-akhir ini ia menjadi lebih berani, terutama jika mengejek hubungan Syila dengan Arkan.
“Mau pergi sama Arkan,” jawab Syila singkat.
“Heran gue perasaan dari dulu jalan berdua terus, tapi kok gak jadian juga sih.” Rania berbicara sendiri tanpa menatap Syila, meski begitu Syila tetap mendengarnya dan hanya menatapnya malas lalu langsung pergi.
“Ini gue yang salah apa Syila yang salah yah?” Lagi, Rania berbicara sendiri saat Syila sudah tak ada di apartemen itu. “Sumpah gue heran banget sama mereka, kalau udah sama-sama nyaman kenapa gak digas-in aja, sih? Mereka gak capek gitu ngejalanin hubungan yang gak jelas arahnya? Gue aja capek liatnya.”
Yaahh, bagaimana Rania tidak capek kalau setiap hari ia bertanya kejelasan hubungan Syila sama Arkan. Rasanya Syila juga lelah, bukan karena hubungannya dengan Arkan, tapi karena mulut Rania yang sangat suka ikut campur dengan hubungannya.
“Eh, halo Sayang, lagi di mana? Udah makan belum? Ingat yah kamu harus rajin makan biar kuat ngadepin hidup ini.” Tiba-tiba saja Iyan menelepon Rania dan keduanya pun berlanjut dengan obrolan tidak bermutu.
_____
Syila keluar dari lobi dan tepat saat itu Arkan sampai di depan pintu. Tanpa perlu ada adegan membukakan pintu mobil, Syila langsung masuk ke dalam mobil dengan mandiri.
“Nih boba kesukaan lo.” Arkan segera memberikan minuman boba itu kepada Syila yang ditanggapi dengan senang hati oleh gadis pecinta boba itu.
Arkan membawa Syila ke tempat pemotretan, seperti biasa. Syila memang sering ikut ke tempat kerja Arkan. Syila juga belajar lebih banyak pengoperasian kamera dengan Arkan. Awalnya memang untuk kebutuhan vlognya, lama-lama ia jadi sering ikut Arkan ke mana-mana.
Untuk pemotretan kali ini tempatnya di sebuah danau. Arkan akan memotret sepasang kekasih, tentunya untuk foto pre-wedding. Syila memperhatikan sepasang kekasih itu dengan seksama, rasanya menyenangkan dan menenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maaf, Aku Belum Mencintaimu [END]
Novela Juvenil🌬️Cerita ini hanya 10 bab, gak banyak, hehe. Selamat membaca 😍 Cerita pendek yang mengisahkan tokoh Syila yang masih terjebak dengan masa lalunya. Syila menganggap bahwa cinta itu sesuatu yang tak bisa ditemukannya pada banyak orang. Bahkan ketika...