XVII

4K 277 56
                                    

Disclaimer
Boboiboy © Animonsta Studio

"Let Me Go"
Slice of Life | Brothership | Drama
Chara : Supra, Gempa
a story written by Zevuar
© August 2021

Sangat menyakitkan jika harus kehilangan seseorang yang berarti di hidupmu dengan cara paling sakit--meninggalkan dirimu untuk selamanya. Bukan pergi jauh ke seberang dunia namun pergi dari dunia ini untuk selamanya.

Tanpa ada perpisahan, tanpa ada kata maaf, tanpa ada kata selamat tinggal. Waktu kembali mempermainkan hatinya. Takdir seolah menertawakan kesedihannya. Dunia seakan menolak untuk menghiburnya. Semua seakan merayakan kehancuran dirinya.

"Kenapa kau menghukumku seperti ini? Kenapa? Kenapa?!"

Pemuda itu mengepalkan tangannya kuat-kuat. Ribuan butir air turun dari langit dengan derasnya. Dia menggemgam nisan itu. Pertahanannya runtuh. Dia menangis di bawah derasnya hujan. Mengabaikan pakaiannya yang kotor karena tanah pusara yang masih baru itu. Dia tidak peduli. Hatinya begitu hancur sekarang.

"Aku berkelahi untuk dirimu. Untuk membelamu, untuk menjagamu. A-aku tahu caraku salah, t-tapi hukuman yang kau berikan terlalu menyakitiku."

Pemuda itu terus-menerus meluapkan semua perasaannya.

"Bagaimana kau bisa dengan teganya meninggalkanku sendirian di dunia ini? Apa kau membenciku sampai kau rela pergi jauh dariku?"

Hujan itu turun semakin deras, bahkan sangat deras. Suara petir terdengar bergemuruh. Namun pemuda itu tidak bergeming sedikitpun.

"Kau marah padaku, bukan? Lantas mengapa kau malah menyelamatkanku? Biarkan saja mobil itu menghantam tubuhku, menghancurkan setiap tulang-tulangku sehingga aku tidak bisa berkelahi lagi sesuai dengan permintaan kecilmu itu. Harusnya kau membiarkanku dan bukan menyelamatkanku."

Lapangan itu mulai dipenuhi oleh banyak siswa. Riuh suara mereka terdengar hampir oleh seluruh penghuni sekolah itu. Kebiasaan mereka--membiarkan orang lain berkelahi demi tontonan semata.

"Selama ini aku sudah diam melihatmu selalu membully Gempa. Namun kali ini jangan harap aku akan membiarkanmu lepas lagi. Aku akan membuatmu merasakan penderitaan yang selama ini Gempa rasakan!"

Bugh!

Satu pukulan mendarat mulus di wajah pemuda itu.

Bugh! Bugh!

Dua pukulan dan puluhan pukulan lain mendarat mulus di seluruh tubuh pemuda itu. Satu pukulan lagi ingin dilepaskan, tangan pemuda langsung itu di tahan oleh seseorang.

"B-berhentilah," lirih Gempa. Dia sudah menangis sekarang.

"Kakak janji tidak akan berkelahi lagi, bukan? Tapi mana janji itu?"

Pemuda itu melepaskan cengkraman tangannya dari kerah baju siswa yang membully Gempa. Siswa itu sudah tampak babak belur, begitu juga dengan dirinya.

"B-Bear?"

"Gem kecewa dengan Kak Supra."

Gempa langsung melepaskan tangan Supra. Pergi dari tempat itu menjauhi sosok sang Kakak yang masih terpaku di lapangan itu.

Supra melihat kedua tangannya. Bercak darah, buku tangan yang membiru. Wajahnya juga terkena pukulan begitu juga dengan bagian tubuhnya yang lain. Dia yakin tulang keringnya juga retak karena siswa tadi sempat melawan namun tetap berakhir oleh Supra.

Dia berusaha berdiri. Mengabaikan seluruh bantuan yang diberikan kepadanya. Dia harus segera ke UKS sekarang untuk mengobati seluruh lukanya.

"Kau pasti sangat kecewa padaku, Bear. Aku memang kakak yang buruk. Memang pantas aku ditinggalkan. Aku memang buruk."

Chaos - Oneshot Story | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang