11. Tanda tanya

13.4K 1.3K 69
                                    

⚠️ Konten mengandung 🔞 ⚠️

💍💍💍

Persiapan Nia yang mau pulang cepat jam 4 sore, belum sampai keluar dari ruangan Dept. Accounting disambut senyuman riang dan ledekan dari para rekan-rekan, yang mensyukuri akhirnya Nia bisa memiliki alasan untuk pulang cepat dan mengambil cuti selama 5 hari.

Bisa dibayangkan selama Nia bekerja di perusahaan Hotel Cempaka itu selama 7 tahunan, baru pertama kalinya Nia mengambil cuti beberapa hari. Sebelumnya Nia tak pernah cuti lama, seingatnya waktu itu mengambil satu hari sebelum hari pernikahan karena mau dipingit. Perusahaan tempatnya bekerja untuk urusan cuti memang menyedihkan, karena dengan perhitungannya gaji harian, jika cuti akan terkena potong di uang transport dan makan. Bayangkan sehari bisa kena potong 50ribu. Kalau dulu Nia sih sayang banget akan kehilangan uang karena cuti, lumayan bisa buat beli Boba dan Bakso. Sekarang Nia memiliki tanggungjawab untuk menjaga anak-anak di rumah selama Bu Karmi pergi. 

Garsa sebelumnya sudah membahas lagi mengatakan jika Nia tak perlu cuti, tetapi Ghani tidak mau dititipkan di rumah Tante Yuyu tanpa kakak-kakaknya, apalagi di rumah lama Nia. Tante Yuyu tidak bisa harus menetap di rumah mereka, karena sibuk bepergian. Ternyata wanita itu mulai mengisi waktu lagi dengan merintis bisnis kateringnya bersama teman-temannya.

Kalau dipaksa di rumah Silfia, anak kecil itu bisa heboh mengamuk. Sedangkan jika tetap berada di rumah dengan Nia tetap bekerja seperti biasa, Genta dan Dista baru pulang jam 1 siang.

Kasihan Ghani sendirian dan terlebih anak itu manja dan takut setan. Takut sendirian di rumah. Kemarin saja heboh Ghani ketakutan di dalam kamar lalu lari keluar katanya mendengar suara misterius.

"Ingat Nia, hari Selasa masuk jangan keasyikan rebahan!" seru Bu Tarti, Supervisor yang duduk di sudut meja besar sambil memelototi Nia dari balik kacamata bingkai emasnya.

"Iya Bundo, aku akan kembali secepatnya."  Nia pun sudah merapikan barang-barang ke dalam tas.

"Jangan lupa absen pulang, Nia," ucap Nur.

"Iya dong."

"Awas loh habis cuti 5 hari, bulan depan langsung ada kabar kalo kamu hamil," kekeh Janice penuh makna senyuman mesum.

"Nggak tahu deh!" Nia membalas nyengir malu.

"Kalo nggak lagi Peak Season, Nia mana boleh cuti lama-lama," celetuk Nadira.

Peak Season adalah musim puncak liburan, yang artinya hotel banyak didatangi oleh tamu-tamu penyewa. Itu biasa terjadi di bulan liburan seperti Natal, Tahun Baru, liburan kenaikan kelas yang biasa terjadi di antara bulan Mei-Juni. Kalau anak sekolahan darmawisata study tour biasanya di bulan April. Sekarang bulan Agustus, tak terlalu ramai pengunjung alias pekerjaan bagian Accounting lagi di suasana aman banget. Ini masih awal bulan baru, badai akhir bulan Nia baru berlalu bebeberapa hari lalu. Sekarang  Nia bisa santai sejenak dari pekerjaan.

"Nia, nanti saya tetap boleh telepon ya buat nanya-nanya kalo datamu bulan lalu ada yang membingungkan?" tanya Bu Tarti.

"Iya, kalo nanya boleh, tapi aku jangan dikerjain. Jangan dibikin pusing, Bundo."

Semua terlihat menahan tertawa.

“Bundo, jangan ganggu Nia liburan, nanti dia kapok cuti terus nggak ngambil hari lagi? Dia lebih sayang sama duit loh, tapi sekarang udah sayang anak sih.” Nur menyeletuk dari mejanya.

Nia tertawa keras. “Ah, udah ah. Aku pulang ya!”

💍💍💍

“Bu Karmi, hweeee! Jangan pergi! Jangan pergi!!” Ghani masih merengek sambil memeluk erat kaki Karel. Air matanya sudah mengering tapi masih memaksakan diri untuk menangis, kayaknya sudah lelah nangis sampai yang tersisa tinggal napasnya tersenggal-senggal.

CompromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang