______________________________________________
Kemampuan itu muncul kembali?
______________________________________________❄️°°°ZO: WTWSFAW°°°❄️
Tadinya Kim Yera pikir, pagi ini akan jadi pagi yang menyenangkan. Memasak menu sarapan sembari mendengarkan burung-burung berkicau dari luar sana, hingga bisa terbebas dari keributan yang biasanya muncul hanya karena dua bocah SMA di rumah itu."Kai, jangan pergi dulu! Aku hanya ingin memegangnya sekali lagi!"
Tapi, sepertinya Tuhan juga tak mengizinkannya bernapas lega untuk hari ini. Tidak, saat gadis itu malah sampai dibuat menutupi kedua kupingnya sendiri setelah melepas paksa panci penggorengan dari genggaman.
"Tidak mau! Tanganku sudah kesakitan karena yang semalam! Aku takkan biarkan nuna menyentuhnya lagi!"
"Eish! Aku janji kali ini akan pelan-pelan. Ayolah, sebentar saja!"
"Pokoknya tidak mau! Wleee!"
Dapat ia saksikan adik bungsunya itu tengah berlari terbirit-birit menuruni anak tangga, disusul Aeri yang mengejar dari belakang tak kalah cepat. Tuhan! Kali ini apalagi? Yera maju selangkah. Bersidekap sembari menggeleng tak habis pikir. Lantas menyuarakan teguran serupa sedang memakai toa saja. "Yak! Jangan lari-lari, nanti jaㅡ"
"Aduuh... sakit! Aww!"
Terlambat. Yang ditegur justru sudah jatuh lebih dulu sebelum gadis itu selesai bicara. Dasar bocah!
"Kai, kau tak apa? Ada yang terluka, tidak?" Aeri di sana bertanya panik. Jadi merasa bersalah kala tangannya bergerak cepat membantu Kaiㅡyang hanya merespon dengan gelengan kepalaㅡguna tegak dari posisi. Anak itu juga sibuk memegangi sebelah lututnya yang sempat terbentur di lantai tadi, seraya mulai duduk pada sofa ruang tengah.
"Makanya sudah sering kuberitahu jangan main kejar-kejaran! Sekarang lihat! Kalian ini anak SMA atau bocah TK, uh?" Yera memekik marah. Sudah tiba di sekitar dua bocah itu seraya berkacak pinggang.
"Maaf, nuna. Habisnya kalau Aeri nuna tidak memaksa ingin memegang tangㅡhmmph!" Omongan Kai terputus. Ada Aeri yang sudah membekap mulutnya dengan satu tangan. Memelototi anak itu seolah menyiratkan; kau mau bicara macam-macam, atau bonekamu kubakar semua setelah ini?
"Mmmmm!" Kai meronta.
Yera menatap bingung. "Hei, ada apa dengan kalian berdua, huh?"
"Hehe, karena Kai tidak mau, bagaimana kalau eonnie saja, yah?"
"Mmmm!"
Aeri tidak perlu menunggu jawaban. Segera, tangan yang ia gunakan untuk membungkam Kai tadi sontak dialihkan untuk menarik satu tangan Yera di sana. Membuat kakak sepupu perempuannya itu hanya bisa pasrah karena tidak mengetahui apa-apa.
"Sebenarnya ada apa, sih?"
Setelahnya, Aeri memejam. Berusaha menghayati apa yang tengah ia lakukan, lantas bersorak dengan yakin dalam hati; kali ini pasti berhasil!
Tapi sialnya, sentuhannya kali ini pun sia-sia. Gadis itu buru-buru melunturkan senyuman. Hufft! Sebenarnya apa ini? Kenapa kemampuan aneh itu seolah menghilang tanpa jejak apapun? Apa Aeri betulan habis bermimpi hal konyol kemarin sore?
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] ZERO O'CLOCK: When The World Stops For A While
Fantasy[𝙊𝙉 𝙂𝙊𝙄𝙉𝙂] Park Aeri tidak pernah berpikir bahwa kehidupan seseorang di luar sana rupanya tergantung pada pilihannya. Ada satu pemuda Seoul yang seharusnya bisa ia selamatkan saat itu. Jika saja waktu dapat diulang, gadis itu ingin memulai s...