8🦋

12 3 2
                                    

“Sea.” ucap Ken tanpa melepaskan pandangannya dari Sea.

Sea dengan gaun hitam dan juga sarung tangan hitam yang terlihat sangat sempurna untuk Sea.

Namun seseorang dari belakang Sea terlihat familiar bagi Ken. “Bukannya itu cowo yang bareng Sea waktu itu?” batinnya.

Sea yang melihat Ken disana pun sama terkejutnya. Ia tidak tau Ken ada di sana sebagai model yang dibicarakan sekretarisnya. Iya, perusahaan itu milik Sea. Seadeline Evanee Aubrey.

“Maaf membuat kalian semua menunggu.” ucap Sea berusaha tetap tenang meskipun sebenarnya ia merasa sangat gugup dan bingung, bingung karena Ken ada di sana sebagai model yang akan berpasangan dengannya saat photoshoot nanti.

Sea menarik nafas dalam-dalam berusaha menghilangkan rasa gugupnya dan melanjutkan pertemuannya bersama Ken.

“Gue ga tau lo yang punya perusahaan itu.” ucap Ken setelah percakapan panjang antara mereka.

“Gue juga ga tau lo orang yang bakalan jadi model musim ini.” ucap Sea lalu menyedot americano yang ia pesan.

Kini mereka tengah berdiri menatap ke arah luar cafe dari lantai paling atas. Ken menatap Sea kagum, kagum karena Sea sudah memiliki bisnis besar di usia yang masih sangat muda.

“Ga usah natap gue gitu.” ujar Sea yang mengetahui Ken menatapnya dalam.

“Gue kagum sama lo. Jadi ini bisnis yang lo lakuin waktu lo di luar negeri.” ujar Ken kembali menatap lurus ke arah luar cafe.

Tak lama kemudian seseorang masuk ke dalam ruangan tersebut. Ken dan Sea menoleh dan menemukan seorang laki-laki yang sudah mengganggu pikiran Ken akhir-akhir ini.

“Eh sorry, gue ganggu ya?” ucapnya yang tak mengetahui bahwa Sea sedang bersama dengan Ken.

“Lo mau nanya dia kan?” ucap Sea tiba-tiba teringat dengan pertanyaan Ken beberapa hari lalu. Ken merespon dengan anggukan.

“Sini lo.” ujar Sea memanggil laki-laki itu.

Dengan patuh laki-laki itu mendekat. “Kenalin, Samuel. Sahabat gue.” ucap Sea memperkenalkan Samuel.

“Samuel, panggil aja Sam.” ucap Samuel sambil menjabat tangan Ken.

“Kenzio, panggil aja Ken.” ucap Ken juga memperkenalkan dirinya.

“So, lo yang kemarin nelpon kan?” ujar Samuel.

“Yoi.” sahut Ken sedangkan Samuel hanya manggut-manggut.

“Lo ngapain kesini?” tanya Sea kepada Samuel.

“Ah itu, nanti aja.” ucap Samuel lalu berpamitan kepada Ken.

“Gue balik dulu.” pamit Sea kepada Ken lalu pergi meninggalkan Ken bersama Samuel.

Ken menatap punggung Sea yang berjalan bersama Samuel menjauh. Ia merasa tidak pantas berada di sisi Sea setelah tau bahwa Sea bukanlah gadis yang sederajat dengannya. Ia ingin berhenti, namun tak bisa.

Ken menghela napas pelan lalu kembali menatap lurus ke depan sambil menikmati americano di tangannya.
***

“Gimana?” tanya Sea kepada Samuel yang sedang menyetir di sebelahnya.

“Dia yang udah ngeroyok Rain.” ucap Samuel sembari menunjukan layar ponselnya yang menampilkan foto seorang laki-laki.

“Bajingan.” desis Sea kasar.

“Lo kapan pindah?” lanjut Sea.

“Ga tau pasti, ada hal yang harus gue urus dulu.” sahut Samuel tanpa menoleh. Sea hanya manggut-manggut sebagai respon.

Sweet ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang