Mark kangen Haechan.
Entah kenapa Mark merasa kehilangan diri Haechan yang dulu. Iya, Haechan yang sekarang, bukanlah Haechan yang dulu.
Mark tau, ia tidak bisa membandingkan hal yang dulu dengan yang sekarang. Tapi bila dia boleh memilih, dia ingin Haechan yang dulu.
Haechan masih jadi rumahnya. Dan akan selalu jadi rumahnya. Mark akan selalu menjamin tempat pulang dia yang terbaik adalah Haechan.
Tapi kayaknya Haechan capek ya buat selalu menampung Mark?
Mark selalu suka ketika Haechan memeluknya dan mengatakan bahwa esok akan ada hal yang lebih baik dari hari ini. Tapi mungkin itu dulu.
Sekarang, pembicaraan "bagaimana hari mu?" sudah jarang terdengar. Bahkan untuk mengucap "selamat tidur" aja sulit. Mark rindu. Rindu orang yang bertanya dan pertanyaan itu.
Mark ada salah ya sama Haechan? Kenapa Haechan sekarang kurang perhatiin Mark?
Haechan, rumah kita sekarang bukan kayak rumah ya. Rumah yang aku pikir bakal jadi penenang ketika jiwa gundah, sekarang sudah dingin. Jiwa yang dulu selalu diisi kehangatan, kini rasanya hampa.
Aku gak bisa tanpa kamu, Haechan. Kamu ngerasain hal yang sama gak? Aku harap kamu jawab iya.
Mark selalu ingin menyampaikan apa yang ia rasakan akhir-akhir ini. Tentang bagaimana rumah mereka, kondisi dia, dan yang paling penting tentang komunikasi mereka.
Haechan-nya, apa tidak rindu mendengarkan keseharian dia? Oh iya, Mark lupa, Haechan kan sudah punya keseharian baru yang berbeda dari sebelumnya.
Haechan malu gak ya punya suami kayak Mark? Haechan sekarang udah di atas, udah jauh lebih tinggi tingkatannya daripada Mark.
Mark tau itu, kok. Dia gak apa-apa kalo Haechan mau melebihi dirinya. Tapi cukup dikerjaan saja ya, Haechan. Di rumah, Mark mau Haechan tetap menjadi suami kecilnya yang penurut.
Posisi Mark sebagai kepala keluarga, bukan hanya sekedar posisi. Mark punya tanggung jawab yang besar dalam keluarga. Tapi kalau Haechan sudah melebihi dirinya, dia harus bagaimana?
KAMU SEDANG MEMBACA
i miss you | markhyuck
Fanfiction[ bxb | oneshot] Mark kangen Haechan. © dyongbloom, 2021