"Menangislah! Tubuhmu sudah terlalu banyak menampung beban."
____________
"Seperti bunga dandelion, aku ingin menjadi perempuan tangguh. Perempuan yang berani melepas apa-apa yang memang sudah ditakdirkan tidak selalu bersama. Perempuan yang tetap...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bumantara yang seharusnya cerah di pagi hari, kini malah diselimuti mendung. Derai hujan pun mulai menyambangi indra pendengar setiap siswa 12 Mipa 4 yang tengah mendengarkan Pak Dhani-- guru Matematika peminatan yang sedang mengabsen.
Di lapangan, murid SMA Drestanta terkhusus kelas 12 Mipa 2 sedang ada mapel olahraga. Akan tetapi, mereka tidak menghentikan aktivitasnya, padahal sudah gerimis. Sementara itu, sejak tadi gadis yang memiliki rambut pendek dengan sentuhan model half up messy bun itu hanya menatap hampa ke lapangan. Tangan kirinya digunakan sebagai tumpuan dagu.
"Hei, Put! Putriku ... weii!" seru Syifa dengan suara sedikit tertahan. Dia menjawil Putri yang duduk disampingnya. Ternyata bestie-nya itu sedang asyik melamun.
"Putri Bunga Wijaya hadir tidak?" suara lantang guru Matematika membuyarkan lamunan Putri.
"Haduh, bahaya! Pagi-pagi malah fokus ke pacarnya yang lagi basket. Tolong, Toni tutup pintunya!" pinta Pak Dhani kepada Toni-- ketua kelas 12 Mipa 4. Satu kelas pun tergelak mendengar ucapan Pak Dhani.
"Hehe, nggak kok, Pak," dalih Putri sambil menggaruk pelipis kanannya yang tidak gatal.
Berbicara soal percintaan, perempuan yang kerap disapa Putri ini memiliki paras yang manis. Semanis gula salju yang menyelimuti kue khas lebaran. Dia mempunyai fitur wajah mungil dan menawan. Jika dipandang tidak akan bosan. Ia juga menggemaskan karena tinggi badannya hanya 153 cm. Sepertinya tidak akan ada yang percaya jika dirinya belum pernah memiliki hubungan spesial dengan lawan jenis mana pun. Oleh karena itu, banyak yang bilang kalau cantik pasti pacarannya shift-shift-an. Dasar, Jubaidah! Dikata kerja apa, ya? Sampai dibuat shift-shift-an.
Pikir Putri saat ini dirinya tidak membutuhkan lelaki lain kecuali abangnya. Ya, Bima-- keluarga kandung satu-satunya yang Putri punya. Kendatipun sekarang Bima benci dengannya, percayalah dengan sepenggal lirik lagu ini semua indah pada waktunya ....Semua pasti akan membaik. Sabar, tidak harus sekarang, kan? Tidak juga tergesa karena semua hal membutuhkan proses.
"Ya sudah. Hari ini kita mengulang materi saja, ya. Buka bab tiga, tentang Distribusi Peluang Binominal," titah Pak Dhani.
"Siap, Pak!" jawab mereka serentak.
🌼🌼🌼
Bel sekolah sudah berbunyi 10 menit yang lalu, tetapi 4 gadis cantik masih sibuk dengan urusan mencatat Sejarah Indonesia yang ada di papan tulis.
"Lo kenapa deh, Put? Jarang banget liat lo loyo gini. Udah kayak jomlo tahunan yang pasrah tahu nggak?" Fanya yang sudah selesai lebih dulu bertanya sambil memutar badannya 180 derajat ke kiri. Tempat duduknya berada tepat di depan Putri.