Chap 17

7.2K 754 303
                                    

Karina menjalankan mobilnya melaju menuju kediaman keluarga Jung untuk mengantarkan Jisung setelah dirinya mengantar kekasihnya -Winter- pulang ke rumahnya.

Sepanjang perjalanan keduanya saling berbincang. Hanya percakapan biasa yang di lontarkan Karina seperti, apa Jisung makan dengan baik, apa Taeyong pernah menghubungi Jisung, dan semacamnya.

Dari percakapan keduanya Karina mengetahui Jisung adalah anak yang pendiam dan sedikit pemalu, terbukti sedari tadi hanya dialah yang banyak bicara sedangkan Jisung hanya menjawab seperlunya sesuai pertanyaan Karina.

Mobil Karina memasuki pekarangan rumah keluarga Jung dan disana ada para maid yang sepertinya menunggu kedatangan bungsu keluarga Jung itu. Seperti perintah Taeyong bahwa mereka harus menjaga Jisung dengan baik, jika sampai Jisung kenapa-napa maka di pastikan mereka akan di marahi habis-habisan oleh Taeyong.

Jisung turun dari mobil Karina "kak, tidak ingin mampir dulu?" tanya Jisung sebelum menutup pintu mobil.

Karina menggeleng "aku langsung pulang saja. Jaga dirimu baik-baik"

Jisung mengangguk dan tersenyum kecil lalu menutup pintu mobil Karina dan berbalik melangkahkan kakinya memasuki rumah diikuti para maid.

Drrrtttt drrrtttt

"Hallo"

"..............."

"Mereka memang pantas mendapatkan nya"

"..................."

"Kirim kan alamatnya aku akan menuju kesana"

".............."

Karina menghembuskan napasnya kasar  dan memejamkan matanya sebentar "siapa lagi yang berani menantang maut seperti ini?" gumamnya lalu menjalankan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah keluarga Jung dan menambah kecepatannya saat mata-matanya telah mengirim alamat yang akan ia tuju.

"Semoga aku tidak terlambat menyelamatkan nyawa anak itu sebelum six brother's memutilasi nya" monolog Karina dan menambah kecepatannya diatas rata-rata melaju membelah jalanan Seoul yang sepi di gelapnya malam.










Shotaro mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan pandangannya. Kepalanya terasa sangat pusing seperti habis di pukuli. Ia berada di ruangan yang minim cahaya dan sunyi, sekitarnya terlihat berantakan dan kotor seperti tidak berpenghuni.

Namun tidak lama manik Shotaro terbuka lebar saat melihat dirinya diikat dan di baringkan di sebuah ranjang seperti pasien yang siap untuk di bedah. Shotaro mencoba mengingat kenapa ia bisa disini hingga memorinya memutar kilas balik saat ia bertemu dengan Haechan dan setelah itu seseorang dari arah belakang memukul kepalanya dengan balok kayu dan setelah itu semuanya tiba-tiba gelap.

"Kau pingsan lama sekali padahal aku memukul mu tidak keras"

Ucapan dengan nada dingin dan datar dari sampingnya mengejutkan Shotaro. Menoleh kesamping dan melebarkan matanya saat melihat Renjun berdiri sambil menghisap puntung rokoknya yang sisa setengah. Renjun melangkahkan kakinya mendekati Shotaro, tatapannya sangat dingin yang membuat Shotaro bergidik takut. Renjun membuang puntung rokoknya sembarang dan menghembuskan asap rokoknya di depan wajah Shotaro yang membuat lelaki manis itu terbatuk-batuk.

"Kau ingin tahu kenapa sampai sekarang tidak ada yang bisa mengetahui bahwa kami adalah pembunuh"

"K-kenapa?" Shotaro takut.

Renjun menyeringai kecil "karena kami punya insting yang tajam dan jika kau pikir bahwa kami tidak mengetahui kalau kau mengikuti kami sedari tadi maka kau sangat bodoh" Renjun menjeda ucapannya untuk tertawa "ya kau sangat bodoh Shotaro kalau kau ingin mengikuti kami setidaknya berpikir lah lebih cerdik. Ngomong-ngomong bagaimana tontonan yang kami suguhkan, kau menyukainya?"

Eres Mío🔞 [END] ✅✅✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang