Start write from 2020 and revisi never end
Hari itu Yoongi memutuskan untuk bertemu dengan Jimin , dia sudah menunggu dalam mobil di sebelah gedung apartement .
Yoongi hendak turun ketika mendapati Jimin keluar gedung namun sayangnya , ada Jungkook disana . Melihat Jungkook begitu akrab dengan jimin membuat Yoongi sedikitnya merasa cemburu .
Pada akhirnya dia hanya mampu melihat kemesraan mereka , namun senyuman lebar dari si mungil itu membuat Yoongi mau tak mau juga ikut tersenyum .
"Ah Kalian selalu bersama ku rasa , tidak mungkin semudah itu kau mau naik ke motornya jika sebelumnya kalian tidak sering bertemu bukan?". Yoongi bermonolog menyaksikan ke akraban kedua manusia itu . Melihat bagaimana mereka berinteraksi , yoongi sudah sadar dia tidak memiliki tempat di hati si namja mungil itu.
Jungkook disana tersenyum , merapikan beberapa anak rambut yang menutupi pelipis Jimin , kemudian tangan besar nya membantu memasangkan helm untuk nya . Setelah itu mereka berdua bersiap mengendarai motor .
"Harusnya kau jemput pakai mobil jeon . Bagaimana nanti jika terjadi sesuatu dengan adikku ?". Yoongi berkata lagi , dia menghela nafas panjang lalu mulai menstater mobilnya . Meninggalkan lingkungan appartment .
"Aku tidak bisa menjemputmu nanti, aku harus pulang untuk mengerjakan sesuatu". Jungkook meraih helm dari tangan mungil Jimin . Dan Jimin hari itu terlihat sangat manis . Jungkook Hendak melepas helmnya namun Jimin menahan tangannya .
"Hyung jangan kau bisa ketauan".
Jungkook terkekeh , "aku mengenakan masker Jimin".
Jimin melepas tangannya , "tetap saja , memangnya army tidak tau bentuk matamu?".
"Ah ingatkan aku nanti mengenakan kacamata juga". Jungkook tak serius menanggapi.
Jimin mencebik memajukan bibirnya. Dia kesal tekadang dengan pemuda di hadapannya , "ya sudah aku pergi".
Si manis membalikkan badannya namun Jungkook meraih tangan hingga membuatnya sedikit oleng . "Ada apa Hyung?".
"Ayo makan malam bersama".
"Tidak mau , kau pasti memaksaku menceritakan sesuatu tentangku lagi. Kau tau aku tidak suka melakukannya".
"Kau tidak mengijinkan aku untuk mengenalmu lebih dekat?".
Jimin tergagap , tangannya masih di genggam erat si bongsor . "Bu.Bukan begitu".
"Kalau begitu aku jemput di appartmentmu jam tujuh malam".
Jimin hanya menganggukkan kepalanya, sedetik kemudian dia tertegun karena tanpa aba aba Jungkook yang memegang tangannya ,bergerak menaikkan tangan lalu mencium punggung tangan mungilnya . Secepat itu juga jungkook menaikkan masker kembali. Jimin tak menolak , dia bahkan merona hebat saat ini .
"Ini magic untukmu . Agar semangat hari ini . Sampai jumpa nanti malam". Jungkook menurunkan tangan Jimin , dia beralih mengambil helm kemudian menatapi beberapa pemuda yang memandangi Jimin dengan tatapan Kagum serta genit . Jungkook melakukan kegiatan mencium tangan Jimin adalah semata mata Ingin menunjukkan Jimin adalah miliknya (padahal belum resmi menyatakan cinta aja belum). "Sampai jumpa manisku".
Efect dari panggilan Jungkook padanya membuat Jimin semakin tertegun disana , seseorang harus menyadarkannya sekarang atau tidak dia bisa pingsan . Jantungnya bahkan berdetak tidak karuan . Saat membalikkan badan, Jimin yang masih blank berjalan seperti zombie dengan mata kosong .
Dia bahkan tidak sempat melihat para penggemar barunya menatapinya dengan sedih , ada juga sih yang masih terkagum disana .bahkan ada juga yang geram , karena tau Jimin sebenarnya milik orang lain . Lagi ngebayanginya gimana kalau mereka tau yang tadi itu jeon Jungkooknya BTS . Makin menderita lah hati mereka sepertinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beautiful Asisten✅(Jikook)
FanfictionBagaimana rasanya menangis tanpa suara? Jimin mampu bertahan sampai akhir bersama luka hati yang masih terpendam . Dia tidak berniat menyembuhkan luka itu , sampai pada akhirnya Jimin yang menyembuhkan luka hati orang lain . Jimin yang lembut dan p...