Di pagi hari, pukul 06.45 . Vania bersiap untuk berangkat ke sekolah. Sekolah seperti biasanya. Sekolah seperti anak - anak pada umumnya. Pagi ini Vania di antar oleh ibu nya, bunda Vita. Karena sang Ayah masih tidur, ayah nya sering bangun siang ketika ia sedang tidak memiliki pekerjaan. Kerjaannya dirumah hanya makan, tidur, mengurus ayam-ayam nya, main hp, menonton- sudah lah, tidak perlu diperjelas panjang lebar. Namanya ayah Theo. Kalau abang Vania belum bisa mengendarai sepeda motor. Namanya abang Aksa, karena masih berumur 12 tahun.
"Kak, udah siap belum?" tanya ibu memulai pembicaraan
"Belum, ini lagi masang sepatu." jawab anak perempuan yang manis itu sambil memasang sepatu
"Oke, ibu tunggu nih. Jangan lama ya, ibu mau ngajar pagi ini."
"Iya bunda, ini udah selesai. Ayo kita berangkat!"
Sambil berangkat ke sekolah, Vania mengulang ulang perkalian yang sudah ia hafal sejak hari sebelum nya.
***
Sesampainya di sekolah, Vania mencium punggung tangan bunda nya.
"Bunda, kakak sekolah dulu ya"
"Iya nak, ini uang jajan nya. Jangan jajan yang macem - macem" kata bunda sambil menyodorkan uang nya.
"Iya bunda, makasih. Hati - hati di jalan, assalamu'alaikum"
"Iya, Wa'alaikumsalam".
Vania langsung menuju ke gerbang sekolah, memberi salam dan menciumi punggung tangan guru - guru yang ada di sana. Sekolah nya tidak begitu besar, namun terlihat asri dan tenang. Ada pepohonan dan bunga - bunga yang ditanam dan tumbuh disana, meskipun tidak banyak.
Sampai di kelas, Vania melihat teman - temannya sedang membersihkan kelas. Menyapu, mengepel, membersihkan papan tulis, dan sebagainya. Karena memang jadwalnya mereka piket. Vania meletakkan tas dan duduk dibangku nya, dia tidak punya teman dekat selain Dita dan Larissa.
"Hai Vania, udah selesai tugas belum?" tanya Dita
"Hai Dita, tugas yang mana?" tanya Vania balik
"Masa lupa sih. Itu lho, kan disuruh ngafal perkalian. Kamu belum ngafal yaa?!" jawab Dita
"Oalah, tugas perkalian. Aku udah hafal" kata Vania lega. Karena seingat nya, tidak ada lagi tugas selain matematika menghafal perkalian.
Ting... Ting... Ting...
Bunyi bel pertanda pembelajaran pertama sudah di mulai. Jam pertama dikelas nya adalah matematika. Bukannya Vania tidak siap maju kedepan untuk membaca perkalian, hanya saja Vania tidak percaya diri untuk tampil depan kelas.
Semua teman sekelas, Vania dan juga Dita yang tengah asik mengobrol dengan nya, bersiap duduk di tempatnya masing - masing sebelum bu Wulan datang. Guru matematika.
Hingga beberapa menit kemudian, bu Wulan datang. Dengan pakaian yang rapi dan bersih, ditambah dengan senyumannya yang manis. Bu Wulan terlihat anggun hanya dengan baju mengajar miliknya saja.
"Assalamu'alaikum" salam bu Wulan sembari masuk ke dalam kelas
"Wa'alaikumsalam buk"
"Wa'alaikumsalam buk"
"Wa'alaikumsalam bu" jawab kami sekelas dengan tangan yang di lipat di atas meja. Terlihat rapi."Baik, tidak perlu disiapkan lagi. Karena kalian sudah duduk rapi. Ketua kelas, siapkan saja teman - teman nya untuk berdoa sebelum belajar"
"Oke buk"
"Siap! Berdoa mulai" kata ketua kelas dengan tegas dan sopan.
KAMU SEDANG MEMBACA
VANIA
Teen Fiction"bersyukur lah dalam keadaan apapun, jangan pikirkan yang buruknya, tapi pikirkan yang baiknya. Berpikirlah dan bersikaplah lebih dewasa"