Call Me Mpiw!
Selamat datang di cerita yang gak jelas ini🤡Mama Anjani menarik paksa tangan putrinya setelah acara pengambilan raport di ruang BK selesai. Begitupun dengan Mama Kirani yang menarik tangan putranya mengikuti mama Anjani. Empat orang itu berhenti di tempat yang cukup sepi, dua orang ibu itu menatap datar putra putri mereka.
"Kalian ini kenapa sih?!" Suara penuh kekesalan keluar dari mulut mama Anjani.
Lisa dan jungkook terkesiap mendengarnya, sepertinya mama Anjani akan marah besar.
"Mama jangan marah marah disini dong!" Ucap Lisa yang merasa kesal sendiri.
"Diam kamu!kamu yang salah di sini!ngapain hah nyosor nyosor kaya gitu?emang pernah mama ngajarin kamu kaya gitu?pernah hah?!" Mama Anjani berucap dengan menatap serius Lisa, dan Lisa rasanya ingin menangis detik itu juga, karena selama dirinya sering bertengkar dengan sang mama tapi ia tak pernah melihat mamanya semarah ini.
"Ma, ini salah Jungkook kok, Lisa cuma mau bantuan jungkook." Bela Jungkook, ia menatap mama Anjani dengan memelas.
Mama Anjani membuang mukanya, seperti enggan menatap Jungkook ataupun Lisa.
"Diem kamu Jungkook!mama kecewa ya sama kamu!harusnya kamu bisa kendaliin diri kamu, ini di sekolah!" Timpal mama Kirani.
"Iya Jungkook tau ma, Jungkook salah...Jungkook minta maaf." Ucap Jungkook seraya memegang tangan sang mama.
"Seminggu kalian gak boleh ketemu!" Ucap mama Anjani tiba tiba, kemudian pergi dari sana membuat Lisa terkejut dan menangis di tempat.
"Mama!mama jangan gituuuu hari Senin Lisa sama jungkook mau liburan maaaa!!!!mamaaaaa hiks...hiks...hiks...." Tangisan Lisa pecah, dengan sigap Jungkook memeluk gadisnya.
Mama Kirani hanya membuang mukanya melihat sang anak cantik yang menangis.
"Hey udah jangan nangis, kita bicarain ini lagi nanti ya?" Ucap Jungkook dengan lembut.
Dalam pelukan Jungkook, Lisa menatap mama Kirani dengan tatapan memohon, "Ma.." panggil Lisa lirih.
"Gak bisa, keputusan mama kamu udah yang paling bener, Jungkook habis ini kamu langsung pulang!" Setelah mengatakan itu, mama Kirani lantas meninggalkan sejoli yang masih berpelukan itu.
"Sekarang gimana hiks... hiks... hiks...masa aku gak ikut liburan?" Ucap Lisa menatap Jungkook yang tengah menunduk untuk menatapnya.
"Sssstttt, nanti habis jumatan aku ke rumah kamu buat bicara sama mama kamu ya?sekarang kita pulang dulu." Ucap Jungkook, dengan gerakan tangan yang lembut ia menghapus jejak air mata Lisa.
Lisa menganggukan kepalanya, mengiyakan. Jungkook langsung merangkul Lisa, membawa gadis itu menuju parkiran untuk pulang.
🍭🍭🍭
Jungkook membuka helmnya, turun dari motornya lalu membukakan helm milik Lisa.
"Jangan cemberut aja dong." Ucap Jungkook seraya menjawil hidung Bangir gadisnya.
Lisa mencebik, "Aku tuh takut gak bisa ikut liburan sama yang lain!"
"Gak usah khawatir, aku usahain biar dapet izin dari mama kamu nanti, sekarang masuk, ganti baju kamu, makan, jangan lupa sholat kalo sholat jumatnya udah bubar, okey?"
Lisa mengangguk lesu mendengar ucapan Jungkook, Jungkook mengacak gemas Surai Lisa, terlalu gemas Lisa tuh jika mode merajuk seperti ini.
"Aku pulang dulu, abis sholat Jumat aku ke sini lagi ya, assalamualaikum." Pamit Jungkook, tapi sebelum itu Jungkook menyempatkan untuk memberi kecupan di kening pada Lisa.
"Iya, Waalaikumsalam." Balas Lisa. Jungkook tersenyum, kemudian kembali mengenakan helm, dan menaiki motornya. Setelahnya Jungkook melajukan kendaraan roda duanya itu diiringi lambaian tangan dari Lisa.
Setelah presensi Jungkook gak terlihat, Lisa memilih masuk ke dalam rumahnya, tanpa salam.nak anj-
"ALLAHUAKBAR!" teriak Lisa sambil mengelus dadanya, kaget dia tuh di depannya da sang papa yang bersidekap dada.
"Papa kok di sini?" Heran Lisa.
Padahal ini hari Jumat, jelas papanya ada di rumah karena setiap hari Jumat papanya akan pulang untuk menyempatkan sholat Jumat berjamaah di masjid komplek. Dasar Lisa rutinitas papanya saja tak tau.
Papa Bian memasang wajah flat, menatap anaknya dari atas sampai bawah. Yang di tatap jelas merasa terintimidasi, karena tak nyaman dengan tatapannya Lisa memilih bertanya, meskipun agak sedikit takut.
"Papa kok liatin nya gitu?"
"Bagus ya, di saat anak anak lain nunggu hasil belajarnya selama setengah semester, kamu malah bikin masalah, anak anak lain bikin orang tuanya bangga kamu malah bikin orang tau malu! Nilai setiap taun makin anjlok! Prestasi gak ada sama sekali yang di dapet! Yang ada cuma masalah masalah masalah! Papa selama ini gak pernah nuntut kamu apa apa!tapi tolong, hargain sedikit papa sama Mama kamu.... Papa diem bukan berati gak peduli sama kamu, papa santai bukan berarti bisa kamu anggap seenaknya!" Bentakan Papa Bian menggema di penjuru ruang tamu.
Lisa terkesiap, ini papanya? Ini bener bener papa Bian partner ributnya? Kok Lisa kaget, kok Lisa takut?!
Jadi pengen nangis, mama mana yaaaaaa, batin Lisa tersiksa.
"Kenapa diem?biasanya setiap papa ngomong kamu selalu nyerocos!" Ucap papa Bian.
Lisa meringis, dirinya selama ini begitu berani pada papanya ya?tapi kenapa sekarang rasanya sangat takut barang berkedip sekali pun.
"Pa..."cicit Lisa, kepalanya ia tundukan karena takut melihat sang papa yang menatapnya tajam
"Apa?mau buat pembelaan sama perbuatan bejatmu di sekolah?kamu pikir dengan kasus ciuman mu di gudang sekolah, itu cuma kasus biasa?gitu? Setau papa mama kamu dulu juga nakal tapi dia gak pernah lakuin hal yang merugikan orang tuanya atau pun harga dirinya! Sebagai perempuan harusnya kamu bisa jaga harga diri kamu, bukan malah lakuin hal yang nantinya bikin harga diri kamu jatoh!" Setelah itu, papa Biak pergi ke kamarnya begitu saja.
Lisa yang masih shock hanya mampu menatap sepasang sepatunya, dan meneteskan air mata, diiringi isakan.
Lihat, si preman sekolah jika berada di kandangnya lemah, selemah yupi.Lisa kemudian berlari, melewati sang mama yang berdiri di dekat tangga yang tengah menatap dirinya dengan senyum puas yang terpatri di bibir wanita paruh baya itu. Tak lupa dengan ponsel di genggamannya yang ia dekatkan dengan telinga, mama Anjani tengah bertelponan.
"Hihihi jeng, berhasil jeng!tutup dulu ya telponnya nanti di kabarin lagi." Ucap mama Anjani dengan cekikikan.
Setelahnya, mama Anjani menutup sambungan telpon tersebut, dengan perasaan puas.
"Gimana ma akting papa bagus kan?" Papa Bian bertanya sambil menghampiri istrinya. Papa Bian sudah ganti pakaian menjadi Koko lengkap dengan sarung dan peci, sepertinya ia akan segera pergi menuju masjid.
Mama Anjani mengangguk semangat.
"Bagus pah! Rencana aku sama Kirani berhasil hihi." Mama Anjani kembali cekikikan.
Papa Bian menggeleng, kelakuan emak emak jaman sekarang benar benar yaa.
Papa Bian sebenarnya tak tega memarahi Lisa seperti tadi, tapi istrinya memaksa, jadi mau tak mau ia haru berpura pura marah seperti tadi pada Lisa. Iya yang tadi hanya pura pura, alias Lisa di kerjai oleh si papa si mama, bahkan si mama mertua.
05-08-2021.
14-11-2021(REVISI).
KAMU SEDANG MEMBACA
YUPi[LK]✓
Fanfic[⚠️DILARANG KERAS UNTUK PLAGIAT⚠️] "Yupi is my life" Begitu selogan yang tercantum dalam jiwa serta raga gadis berwajah bak boneka Barbie itu. Tapi tunggu, jangan berpikir jika gadis berwajah bak boneka Barbie itu memiliki sifat yang lemah lembut...